Tanjiro terkejut dengan kemunculan seseorang berkepala babi. Orang itu menggunakan satu pedang di masing-masing tangannya. Kedua pedang itu terlihat bergerigi dan bahkan tidak memiliki tsuba.
Hanya menggunakan celana panjang dan semacam kain kulit berbulu tanpa menggunakan pakaian atasan. Menggunakan topeng kepala babi dan juga menggenggam pedang bergerigi tanpa tsuba. Tentu saja siapapun yang melihatnya pertama kali akan berpikir dia adalah orang yang aneh.
Laki-laki bertopeng babi itu berteriak-teriak seperti memancing oni manapun yang ada disana. Dia berkata ingin mengalahkan oni itu sebagai batu loncatan.
Begitu dia melihat oni dengan tsuzumi itu, dia langsung menerjang oni itu. Tapi di pada waktu yang hampir bersamaan, Oni itu kembali menepuk tsuzumi yang ada di tubuhnya, membuat ruangan kembali bergerak.
Karena ruangan yang kembali berputar, Teruko yang tak sempat berpegangan pada apapun itu menjadi tergelincir. Melihat itu, Tanjiro menyuruh Teruko agar terus berpegangan pada perabot yang ada.
Lakilaki bertopeng babi itu juga ikut tergelincir. Tapi dengan menggunakan Tanjiro sebagai pijakan, dia menendang Tanjiro sehingga dia bisa kembali mendekati oni itu.
Tanjiro sudah bersiap saat melihat orang itu tergelincir ke arahnya, sehingga Tanjiro bisa mempersiapkan diri dengan melindungi wajahnya dengan lengannya.
tanjiro memperingatkan dengan suara keras bahwa oni itu memiliki sebuah kemampuan. Dia tak bisa dilawan hanya dengan ayunan katana.
Lagi-lagi oni itu memukul tsuzumi. Ruangan pun kembali berputar dan Tanjiro beserta Teruko dan laki-laki bertopeng babi itu kembali tergelincir.
Kali ini, Teruko yang menjadi landasan berhenti laki-laki itu. Dia menginjak Teruko seperti menginjak rumput. Parahnya, dia sama-sekali tak merasa bersalah telah menginjak anak-anak. Teruko hanya bisa mendesah kesakitan karena punggungnya diinjak.
Tanjiro geram melihat kelakuan tak sopan itu. Dengan segera Tanjiro mengangkat kaki laki-laki itu yang masih menginjak Teruko dan melemparnya. Membuat laki-laki itu berputar dan mendarat sempurna dua meter dari Teruko.
Teruko yang gemetaran dan menangis karea kesakitan kini dipeluk oleh Tanjiro yang berusaha menenangkan anak itu. Tanjiro memarahi laki-laki yang sudah tak sopan itu, namun dia sepertinya tak mengacuhkannya. Laki-laki itu malah senang karena itu pertamakalinya dirinya dilempar oleh manusia. Dia malah semakin bersemangat untuk bertarung.
Entah kenapa kali ini sasarannya bukan oni, melainkan Tanjiro. Padahal dari celana yang dipakainya dan juga nichirin yang digenggamnya, orang itu pastilah anggota pemburu oni. Pertarungan antar anggota itu dilarang, apa lagi kalau sampai menghunuskan nichirin.
Laki-laki itu menyerang Tanjiro. Sambil terus melindungi Teruko, Tanjiro menghindari tebasan nichirin ganda itu. Laki-laki itu tak peduli dengan oni yang ada, dia sepertinya memang tak peduli siapa lawannya selama itu bisa membuatnya puas bertarung.
.
.
.
Shirazumi yang terpisah dengan Shoichi dan Zenitsu kini berusaha mencari mereka. Tapi setiap dia memasuki sebuah ruangan, suara dentuman itu trdengar lagi. Kalau tak membuat dirinya berpindah ke ruangan lain, dentuman itu membuat ruangan dimana dia berada menjadi berputar.
Topi kain miliknya kini sudah hilang entah kemana. Untungnya, di dalam rumah itu cahaya matahari tak ada yang masuk, seperti memang didesain agar cahaya matahari tak mudah menembus.
Di sebuah ruangan, Shirazumi bertemu dengan satu oni. Dia sedang mengunyah sebuah lengan. Tubuhnya entah ada dimana. Mungkin sudah habis dimakannya.
Wajah oni itu berlumuran darah. Lengan manusia yang sedang dipegangnya itu sudah banyak terkoyak hingga terlihat tulangnya.
Bau darah dan daging yang menyengat seketika membuat Shirazumi pusing. Tapi juga membuatnya lapar.
Oni itu menyadari keberadaan Shirazumi dan berhenti mengunyah.Dia merbalik dan menatap Shirazumi.
"Kau juga menginginkan marechi itu? Sampai sekarang keberadaannya belum diketahui. Tapi... AKULAH YANG AKAN MENDAPATKANNYA!!"
Oni itu berkata lalu menjatuhkan makanannya dan menerjang Shirazumi. Dengan segera, Shirazumi mengeluarkan nichirin miliknya dan menyerang oni itu.
Shirazumi berhasil memotong lengan oni itu, tapi lengan itu kembali beregenerasi.
"Kau oni tapi menggunakan nichirin. APA MAKSUDNYA INI!!!" Oni itu mengamuk dan terus menyerang Shirazumi. Serangan itu menimbulkan banyak luka di tubuh Shirazumi. Untungnya tak ada luka fatal karena proses penyembuhan Shirazumi sangat lambat.
Shirazumi cukup kesulitan untuk memenggal kepala oni itu, apalagi dengan menggendong Nezuko dalam kotaknya yang masih tertidur. Tapi setelah beberapa lama, akhirnya oni itu terpenggal. Perlahan-lahan, oni itu berubah menjadi abu.
Yang tersisa dari oni itu hanyalah pakaiannya, dan juga sisa 'makanannya'. Shirazumi menutup hidung dan mulutnya berusaha menahan keinginannya atas 'makanan' itu. Lagipula selain lapar, Shirazumi juga merasa mual.
Tanpa melihat lengan itu, Shirazumi segera keluar dari ruangan itu dan kembali mencari Zenitsu dan Shoichi, dan juga tanjiro.
.
.
.
Laki-laki bertopeng babi itumasih terus menyerang Tanjiro. Oni tsuzumi yang merasa sangat terganggu oleh mereka kembali memukul salah satu tsuzumi yang ada di tubuhnya. Kali ini tak ada perubahan posisi pada ruangan itu. Tetapi sebuah pola cakaran muncul di antara Tanjiro dan laki-laki topeng babi itu. Beruntung mereka masing-masing bisa menghindari serangan tak kasat mata itu.
Serangan-serangan cakaran itu mengikuti pola dentuman tsuzumi itu. Sambil menganalisis irama dentuman itu, Tanjiro akhirnya mengerti pola itu.
Tiba-tiba Ruangan tempat Tanjiro berada berubah lagi. Tapi ada yang aneh. Oni itu tidak sedang membunyikan tsuzuminya. Lebih tepatnya, iramanya tak sesuai. Seperti ada tsuzumi lain yang dipukul.
Karena mencium bau darah, Tanjiro menyuruh Teruko mengikutinya dari belakang. Dan benar saja, di ujung lorong terdapat jasad manusia yang sudah terkoyak.
Tak ingin Teruko melihat pemandangan mengerikan itu, Tanjiro kini berjalan ke arah yang berlawanan dari jasad itu dan menyuruh Teruko berjalan di depannya sambil terus berjalan lurus tanpa menoleh ke belakang.
Dari depan sebuah futsuma, Tanjiro mencium bau darah yang unik. Sangat berbeda dangan bau darah yang lain.
Sambil mengisyaratkan agar Teruko tak mengeluarkan suara, dia membuka futsuma itu.
.
.
.
Shirazumi terus berjalan dan membuka satu persatu futsuma yang dilihatnya. Saat membuka sebuah futsuma, dia melihat seorang anak laki-laki memegang sebuah tsuzumi. anak-laki-laki itu menggunakan haori berwarna kuning kecoklatan.
Tapi sebelum Shirazumi sempat memasuki ruangan itu, Anak laki-laki itu memukul tsuzumi yang dipegangnya. Ruangan kembali berubah.
Alat musik yang sama,
akan menghasilkan suara yang berbeda,
jika digunakan oleh orang yang berbeda.
TBC
________________________________________________________________________________
Ada kritik & saran?
Aku tunggu ^_^
![](https://img.wattpad.com/cover/202388016-288-k235551.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thousand of Tears
Fanfic#1 In DEMONSLAYER (Oktober 2020, Bahasa Indonesia) ~Alur cerita ngikutin komik dengan penambahan OC dan sedikit (atau banyak) perubahan jalur~ Kamado Shirazumi adalah Anak pertama dari 7 bersaudara.Adik laki-lakinya yang bernama Tanjiro menjadi kepa...