Chapter 37 Suara Dentuman yang Membuat Kacau

671 104 3
                                    

Sambil menangis dan merengek, Zenitsu meminta agar Tanjiro melindunginya selama berada di dalam rumah itu. Namun sayangnya, Tanjiro masih belum pulih dari luka-lukanya saat melawan Yahaba. Dua tulang rusuknya dan satu tulang kakinya yang patah belum pulih. Pergerakannya akan terhambat karena luka-luka itu.

Dengan histeris, Zenitsu berkata sambil membentak.

"EEH!! TULANGMU PATAH?! RUSUKMU PATAH?! KALAU BEGITU SIAPA YANG AKAN MELINDUNGIKU??!! AKU PASTI AKAN MATI!! 99% AKU AKAN MATI!!!"

Berkali-kali Tanjiro berusaha membuat Zenitsu tenang, tapi anak itu tetap saja histeris. Dia pesimis akan mati kalau tak ada yang melindunginya.

Tiba-tiba Tanjiro berhenti membujuk Zenitsu karena terkejut saat melihat kedua bersaudara yang tadi dia tinggalkan diluar bersama dengan Shirazumi dan Nezuko.

.

.

.

Selama menunggu diluar, Shirazumi sempat menanyakan nama kedua bersaudara itu. Yang laki-laki namanya Shoichi, dan adik perempuannya bernama Teruko. Kakak mereka yang sedang mereka cari bernama Kiyoshi.

Mereka berbincang singkat hingga saat Teruko mencoba mendekati kotak Nezuko. Teruko yang terkejut karena terdengar suara garukan kayu dari dalam kotak itu terkejut. Shoichi yang berada di sebelah Teruko pun ikut terkejut.

Mereka berdua hendak berlari, tapi untungnya Shirazumi bergerak cepat dengan menghentikan mereka sebelum keduanya berlari tanpa arah.

Sayangnya, saat Shirazumi menahan Teruko, kain yang menutupi tubuhnya tersibak lebih jauh sehingga tangannya terkena sinar matahari. Tentu saja tangannya yang terkena matahari itu mengeluarkan asap.

Teruko dan Shoichi yang masih terkejut kini semakin terkejut. Mereka berdua melepaskan diri dari Shirazumi dan berlari menyusul Tanjiro dan Zenitsu yang berada di dalam rumah itu.

Dengan segera Shirazumi memasukkan kembali lengannya hingga tertutup seluruhnya. Dia berniat menyusul Teruko dan Shoichi. tapi dia juga tak mungkin meninggalkan Nezuko. Karena itu, Shirazumi menyusul kedua bersaudara itu sambil membawa kotak Nezuko.

.

.

.

Teruko dan Shoichi berlari menghampiri Tanjiro dan Zenitsu. Di belakang mereka Shirazumi juga mengikuti sambil membawa Nezuko dalam kotaknya.

Tanjiro menanyakan kenapa mereka malah ikut masuk. Tapi sebelum ada yang menjelaskan, tiba-tiba terdengar suara.

Zenitsu yang penakut langsung menutup telinganya. Tanpa sengaja, dia bergerak hingga mendorong Tanjiro dan Teruko masuk ke dalam ruangan lain.

Terdengar lagi suara seperti sebuah alat musik pukul. Tiba-tiba semua ruangan berubah seperti diacak. Setiap satu kali dentuman, mereka berpindah satu kali.

Shirazumi terkejut krena tiba-tiba adiknya menghilang. Tak hanya itu saja, dia yang sedang bersama Zenitsu dan Shoichi juga bingung karena Tanjiro dan Teruko tiba-tiba menghilang.

.

.

.

Teruko menangis karena takut dengan apa yang telah terjadi. Dengan kata-kata yang lembut, Tanjiro berusaha menenangkan Teruko sambil menghapuskan air matanya. Tanjiro juga meyakinkan Teruko kalau Zenitsu dan Shirazumi juga akan melindungi Shoichi.

Walaupun sudah lebih tenang, Teruko masih terisak-isak. 

Tiba-tiba Tanjiro menyadari kehadiran oni. Sejak awal, Tanjiro sudah menyadari ada lebih dari satu oni di rumah itu. Tapi, dari sekian banyak oni yang ada, oni yang muncul di depan ruangan tempat dirinya dan Teruko berada adalah oni yang memiliki bau yang paling kuat diantara yang lainnya. Oni itu sudah memakan sangat banyak manusia hingga baunya sangatlah busuk.

Thousand of TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang