Chapter 61 Menguasai Pernafasan Konsentrasi Penuh

738 94 7
                                    

"Shinobu-san... Ada apa?" Shirazumi bertanya pada Shinobu yang kini kembali berada di atas atap bersamanya.

"Bagaimana tubuhmu? Seharusnya sekarang semua racun wisteria yang ada pada tubuhmu sudah sepenuhnya hilang kan?" Shinobu bertanya. 

"Sepertinya begitu. Tubuhku sudah sama sekali tak terasa berat lagi". Shirazumi menjawab pertanyaan Shinobu. Sampai beberapa hari yang lalu, Shirazumi memang masih merasakan sisa-sisa racun wisteria yang sempat masuk ke dalam tubuhnya itu. Walaupun saat itu Shinobu sudah memberikan penawarnya, tapi racun itu tak hilang sepenuhnya begitu saja.

"Shinobu-san. Apa kau kembali kemari hanya untuk menanyakan hal itu? Sepertinya bukan kan?" Shirazumi balik bertanya pada Shinobu. Menurutnya kalau hanya menanyakan tentang racun yang sempat ada pada tubuhnya itu, Shinobu juga bisa menanyakannya saat masih ada Tanjiro. tapi Shinobu seperti sengaja menunggu Tanjiro pergi terlebih dahulu lalu kembali lagi.

Shinobu tersenyum mendengar perkataan Shirazumi.

"Sebelum itu... Shirazumi-san, apa kau bisa menggunakan Nichirin?" Shinobu bertanya pada Shirazumi.

"Umm... sebetulnya aku tak bisa menggunakan Nichirin.... AAAH!!! aku jadi ingat!! Katana yang diberikan Urokodaki-san hilang saat di Gunung Natagumo!!" Karena ucapan Shinobu, Shirazumi jadi ingat kalau katana pemberian Urokodaki padanya tertinggal saat insiden Gunung Natagumo. 

Shirazumi agak histeris karena Urokodaki pernah berpesan padanya agar menjaga katana itu baik-baik. Kalau merusaknya saja bisa membuat Urokodaki mematahkan tulangnya... Entah apa yang akan dilakukan Urokodaki padanya kalau katana itu hilang... Shirazumi tak mau membayangkannya.

"Lalu... ini bukan milikmu?" Shinobu berkata sambil mengulurkan sebuah katana dengan saya berwarna putih polos tanpa dekorasi dan tsuba berbentuk segi enam.

"Shi-Shinobu-san... Dari mana..." Shirazumi ingin bertanya mengapa katana putih itu bisa ada pada Shinobu, tapi dia tak bisa merangkai kata-katanya.

"Seorang kakushi menemukannya saat membersihkan sisa-sisa pertarungan di Gunung Natagumo. Dari surat yang diterima Oyakata-Sama dari Urokodaki-san dituliskan kalau katana ini berubah warna saat kau menariknya. Katana dengan saya berwarna putih. Ini milikmu kan?" Shinobu menjelaskan bagaimana katana itu bisa ada padanya dan juga bagaimana dia bisa tahu kalau katana itu milik Shirazumi.

Shirazumi mengambil katana itu dari tangan Shinobu dan memeriksa kondisinya. Seluruh wujud katana itu dalam keadaan baik, bahkan saya nya seperti sudah dibersihkan hingga mengkilap.

"Ditanganku nichirin ini hanya berubah warna saat pertama kali aku menariknya. Aku juga tak bisa menggunakan teknik pernafasan. Jadi, Nichirin ini bagaikan katan biasa di tanganku. Urokodaki-san memberikannya padaku saat tahu kalau nichirin ini berubah warna saat kupegang. Katanya ini milik mendiang rekannya dahulu" Shirazumi menjelaskan secara singkat.

"Ini pertama kalinya lho, ada oni yang bisa membangkitkan nichirin. Kau memang unik" Ucap Shinobu sambil menepukkan pelan kedua telapak tangannya. 

"Sebetulnya aku kembali lagi kemari memang hanya untuk menyerahkan nichirin itu padamu. Kalau besok, mungkin aku akan sibuk dan tak akan sempat. karena itu, kuberikan sekarang padamu. mungkin saja suaru saat kau bisa menggunakan nichirin itu dengan semestinya" Shinobu berkata sebelum akhirnya turun dari atap dan menghilang entah kemana.

.

.

.

Menjelang subuh, Shirazumi kembali ke kamarnya dan Nezuko. Setelah menaruh katana yang dipegangnya sejak tadi itu di samping tempat tidurnya, dia menghampiri Nezuko. Seperti biasanya, Shirazumi membelai rambut adiknya yang sudah siap untuk kembali tidur. Jam tidur Nezuko memang tidak beraturan, tapi dia lebih sering tidur di siang hari dibanding malam hari.

Shirazumi duduk di atas kasur sambil memangku Nezuko kecil. Dia menatap Nichirin yang ada di samping tempat tidurnya. "Nichirin ya... Kalau tak salah Nichirin milik Tanjiro patah kan ya... Semoga saja cepat diperbaiki..." Shirazumi bergumam sendiri.

.

.

.

Keesokan harinya, Tanhiro meminta tolong pada Naho, Kiyo dan Sumi untuk membantunya berlatih. Setiap kali Tanjiro tidur, dia akan mencoba melakukan pernafasan konsentrasi penuh, dan ketiga anak perempuannya itu akan memukulnya dengan pemukul kasur kalau Tanjiro menghentikan pernafasan konsentrasi penuhnya.

Itu terus berlanjut beberapa hari. Suara pukulan yang membuat Tanjiro mengerang kesakitan itu menandakan kalau dia menghentikan pernafasannya. Kalau sukses, Tanjiro tak akan merasa sakit. Namun masih terus gagal dalam beberapa hari. Shirazumi merasa ngilu setiap kali Tanjiro dipukul oleh ketiga anak itu.

Selain itu Tanjiro juga berlatih meniup kendi keramik yang besar. dia harus meniupnya hingga kendi itu pecah. Selama beberapa hari itu pun Tanjiro gagal. Padahal yang meniup kendi itu Tanjiro, tapi SHirazumi seakan bisa merasakan rasa sesaknya. 

Namun akhirnya Tanjiro berhasil mempertahankan pernafasan konsentrasi penuhnya saat tidur. Pada hari ke-10 pun Tanjiro berhasil meniup kendi keramik itu hingga pecah. tanjiro beserta Kiyo, Naho dan Sumi berteriah girang dengan meneteskan air mata sukses. 

"kau hebat Tanjiro. Apa sekarang kau mau mencoba melawan Kanao-chan lagi?" Ucap Shirazumi yang sejak tadi memperhatikan Tanjiro dari dalam rumah yang aman dari sinar matahari.

"Tentu saja. Aku akan mencobanya lagi sampai menang" Ucap Tanjiro dengan aura penuh kepercayaan diri.

Benar saja, saat Tanjiro kembali melakukan permainan untuk latihan pemulihan itu, akhirnya dia berhasil menang melawan Kanao dalam ketiga permainan. 

Zenitsu dan Inosuke yang menyaksikan kesuksesan Tanjiro merasa kalau posisi mereka sekarang sedang dalam keadaan gawat.

.

.

.

Seperti yang pernah dikatakan Tanjiro, dia akan mengajari Inosuke dan Zenitsu kalau dia berhasil menguasai pernafasan konsentrasi penuh itu. Hanya saja... Tanjiro tak bisa menjadi seorang pengajar yang baik...

Shirazumi hanya bisa menepuk dahinya dengan telapak tangan saat melihat cara Tanjiro mengajari kedua rekannya itu. Jangankan Zenitsu dan Inosuke, Shirazumi saja tak paham arti dari gerakan-gerakan dan ungkapan-ungkapan aneh yang ditunjukkan oleh Tanjiro.

Di tengah pelatihan yang tak jelas itu, Shinobu datang. Seperti saat mereka sedang berada di atap, Shinobu menempel pada Tanjiro dan itu membuat Shirazumi meneteskan sebutir keringat di pelipisnya.

'Shinobu-san... sepertinya memang sengaja...' Ucap Shirazumi dalam hati.



Kesuksesan yang dicapai oleh orang lain,

Dapat menjadi motivasi untuk mencapai kesuksesanmu sendiri.


TBC

________________________________________________________________________________

Ada kritik & saran?

Aku tunggu ^_^


Thousand of TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang