Entah sejak kapan, tarian kagura selalu dibawakan oleh kepala keluarga Kamado. Sebuah tarian yang dibawakan oleh setiap kepala keluarga Kamado untuk menjauhkan dirinya dan keluarganya dari malapetaka.
Keluarga yang bekerja dengan menggunakan api disebutkan berada di bawah perlindungan Hi no Kami, Kagutsuchi. Tarian Kagura yang selalu dibawakan setiap awal tahun itu adalah persembahan bagi Hi no Kami.
Selama Tanjuuro masih hidup, dialah yang selalu menarikan Tarian Kagura itu setiap awal tahun. Seluruh keluarga Kamado selalu menyaksikan tarian itu setiap tahun.
Padahal tubuh Tanjuuro sangat lemah, tapi dia mampu menarikan Tarian itu selama ber jam-jam di bawah cuaca yang membeku.
Tanjiro pernah menanyakan hal itu pada Ayahnya. Karena Tanjiro merupakan anak laki-laki tertua, Tanjuuro bermaksud mewariskan tarian itu padanya beserta sepasang anting hanafuda yang selalu dipakainya.
Tanpa disadari oleh Tanjiro, Tanjuuro telah mengajarkan dan mewariskan sebuah jurus pernafasan padanya. Sebuah pernafasan yang disamarkan menjadi sebuah tarian Kagura.
.
.
.
Dengan mengingat apa yang diajarkan oleh Ayahnya, Tanjiro menggunakan pernafasan yang berbeda dengan apa yang dipelajarinya dari Sakonji.
Gerakannya yang semula bagaikan air mengalir, kini berubah seperti api yang membara. Dengan gerakannya yang berubah drastis tersebut, benang-benang Rui yang hampir saja mencincang tubuhnya, dengan mudah terpotong menggunakan katana miliknya yang sudah patah.
walaupun begitu, benang-benang yang baru terus bermunculan dan masing-masing dari helaian benang tersebut bergerak layaknya makhlik hidup.
Tanjiro sadar, tubuhnya tak bisa terlalu lama bertahan karena perubahan gaya pernafasan yang mendadak. Tak lama lagi dirinya akan roboh. Karena itu, dia berniat memenggal kepala Rui sesegera mungkin walaupun dengan katana miliknya yang sudah patah.
Begitu Tanjiro menemukan waktu dan celah yang tepat, Tanjiro mengayunkan katananya tepat ke arah leher Rui.
Ayunan katana milik Tanjiro bersamaan dengan benang-benang Rui yang tiba-tiba terbakar. Nezuko yang telah tersadar membuat benang-benang yang terkena darahnya menjadi terbakar. Nezuko juga mampu menggunakan jurus darah.
Darah Nezuko yang mengenai katana Tanjiro dan membuat bilah katana itu menjadi merah membara. Berkat itu, Tanjiro berhasil memenggal kepala Rui.
Begitulah seharusnya. Namun, Saat Tanjiro roboh dan tak bisa bergerak lagi, Rui bangkit kembali bersama benang-benang yang membawa kepalanya.
Oni dengan peringkat Juunikizuki, tak akan mati semudah itu.
.
.
.
Muzan menggunakan sebuah suntikan dan mengambil sampel darah dari Shirazumi dan membawa sampel darah itu ke ruangannya di dimensi tak terbatas itu. Dia berniat melakukan percobaan dengan itu.
Setelah mengambil sampel darah, Muzan kembali menguruh SHirazumi di dalamm ruangan tanpa pintu dan jendela. Gadis itu masih tak sadarkan diri, tapi itu tak lama.
Hanya selang 5 menit sejak Muzan kembali mengurung Shirazumi, gadis itu terbangun.
Shirazumi tak terkejut melihat sekelilingnya yang hanya ada dinding dan tatami. Dia mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, berusaha membuat dirinya setenang mungkin.
Saat tak sadarkan diri, Shirazumi bertemu Ayahnya lagi dalam mimpinya.
Bukan hanya ayahnya. Dalam mimpinya dia bertemua dengan ibunya dan juga adik-adiknya yang sudah tiada.
Saat melihat mereka semua, Shirazumi sempat berpikir kalau dirinya juga sudah mati, namun Ibunya membantah pemikirannya itu.
Shirazumi masih hidup, begitu pula dengan Tanjiro dan Nezuko.
"Shirazumi. Jangan menyerah. Kau pasti bisa melindungi Tanjiro dan Nezuko. Kau bisa pergi dari penjara itu". Ibunya berkata sambil membelai lembut rambut Shirazumi.
Shirazumi tak dapat menahan air matanya untuk mengalir. Walaupun hanya mimpi, belaian tangan ibunya itu terasa sangat hangat dan nyata.
Takeo, Shigeru, Hanako, dan bahkan Rokuta juga menyemangatinya. Tak lupa juga ayahnya yang terus tersenyum dengan lembut.
"Pergilah Shirazumi. Lindungilah Tanjiro dan Nezuko. Kau bisa melakukannya. Kau punya kekuatan untuk itu" Ayahnya berkata dengan lembut.
Kie berhenti membelai kepala SHirazumi dan menggendong Rokuta. Lama kelamaan, mereka semua terlihat semakin jauhhingga tak terlihat. Saat itulah, Shirazumi telah tersadar.
.
.
.
Shirazumi berdiri dan mengatur nafasnya. Shirazumi tidak menggunakan jurus pernafasan, hanya saja, itu membuatnya semakin tenang.
Kemudian Shirazumi berjalan ke arah salah satu dinding dan menempelkan kedua telapak tangannya di dinding itu.
Tiba-tiba, dinding yang disentuh oleh Shirazumi terbakar. Muzan yang menyadari itu segera mendatangi ruang dimana tempat Shirazumi berada.
Nakime tak bisa menghentikan api itu, Bahkan Muzan pun tak dapat menyentuh api itu. Tangannya yang terkena api berwarna putih dan biru itu langsung meleleh seperti lilin.
Nakime tak punya pilihan lain agar api itu tak menjalar lebih jauh lagi. Dengan persetujuan Muzan (yang sebetulnya tak setuju tapi terpaksa), Nakime melepaskan ruangan itu dari kendalinya. Dengan dilepasknannya ruangan itu dari sambungan dimensi tak terbatas, Shirazumi terdorong ke permukaan.
.
.
.
Tanjiro kini terkapar tak dapat bergerak, sementara Rui telah memasangkan kembali kepalanya dengan tubuhnya.
Rui terlihat sangat tidak senang. Wajhanya dipenuhi amarah yang meluap-luap. Dia berniat membuat Tanjiro menjadi daging cincang dengan jurus darah miliknya.
Tapi sebelum benang-benang itu mengenai tubuh Tanjiro, Seseorang datang dan memotong bennag-benang itu, membuat Tanjiro terhindar dari maut.
Jangan pernah menyerah!
Jika kau menyerah,
Maka itu adalah akhir dari segalanya.
TBC
________________________________________________________________________________
Ada kritik & saran?
Aku tunggu ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Thousand of Tears
Fanfiction#1 In DEMONSLAYER (Oktober 2020, Bahasa Indonesia) ~Alur cerita ngikutin komik dengan penambahan OC dan sedikit (atau banyak) perubahan jalur~ Kamado Shirazumi adalah Anak pertama dari 7 bersaudara.Adik laki-lakinya yang bernama Tanjiro menjadi kepa...