"Tak peduli apapun yang terjadi, jalanilah hidup kalian dengan kepala tegak. Semoga kalian beruntung pada pertarungan selanjutnya".
Itulah yang Nenek Hisa ucapkan pada Tanjiro dan yang lainnya sebagai kalimat perpisahan.
Bagi Inosuke yang hampir sama selkali tak memiliki pendidikan, tentunya itu adalah kalimat yang sangat sulit dicerna.
Sambil berjalan dengan langkah cepat, Tanjiro menjelaskan apa yang dipikirkannya mengenai kalimat yang diucapkan Nenek itu. Tapi seperti biasa, Inosuke malah menyangkal dan menyindir Nenek Hisa. Tentu saja Tanjiro menjadi kesal dan mempercepat langkahnya, membuat Inosuke, Zenitsu dan Shirazumi semakin tertinggal.
.
.
.
AKhirnya dengan dipandu kasugaigarasu, mereka sampai di kaki gunung Natagumo. Saat itu matahari hampir tenggelam.
Tiba-tiba Zenitsu duduk di tanah sambil memeluk lututnya. Dia mulai ketakutan.
Sambil menangis, Zenitsu menolak kenyataan kalau mereka sudah sampai di tempat dimana oni berada.
Bagi Zenitsu, justru Tanjiro dan Inosuke yang tidak normal karena tak merasa takut dengan oni yang akan mereka hadapi.
"Shirazumi-chan~ Kita menunggu disini saja ya~" Ucap Zenitsu pada Shirazumi, membujuk agar gadis itu tidak ikut menaiki gunung dan menemaninya. Tentu saja Shirazumi tak memedulikan ucapan Zenitsu. Malah Shirazumi yang melangkah duluan menuju jalan setapak yang mengarah ke atas gunung.
.
.
.
Tiba-tiba terlihat seorang laki-laki yang memakai seragam hitam khas pemburu oni. Dia terlihat sedang merangkak menuruni gunung. Tubuhnya penuh luka. Dia menatap Tanjiro dan memohon pada orang yang baru dilihatnya itu agar menyelamatkan dirinya.
Tanjiro dan Inosuke langsung mendekati laki-laki itu dengan niat menolong. Shirazumi juga ingin menolong, tapi bau darah membuatnya membeku sesaat. Zenitsu merengek karena merasa ditinggalkan teman-temannya.
Belum sempat Tanjiro lebih mendekat pada laki-laki itu, tiba-tiba tubuh laki-laki itu seperti ditarik oleh sesuatu. Tubuhnya melayang dan masuk kembali ke dalam hutan yang menyelubungi gunung Natagumo. Hanya suara minta tolong yang terdengar begitu tubuhnya tak terlihat lagi. Lalu suara itu hilang, membuat keadaan sunyi. Bahkan Zenitsu pun berhenti menangis untuk sesaat.
Tanjiro berniat untuk memasuki gunung itu untuk menyelamatkan pemburu oni yang tadi. Tapi karena dia mencium bau yang sangat tak mengenakkan dari dalam gunung, dia sidikit memiliki keraguan. Inosuke tiba-tiba sangat bersemangat karena menurutnya dia akan mendapatkan lawan tanding yang baru. Dia mengajukan dirinya untuk berjalan paling depan.
"Zenitsu. Kau sungguh tak ingin ikut? Kau nanti sendirian disini..." Ucap SHirazumi berusaha membujuk Zenitsu.
"Shi... Shirazumi-chan... Kau mengkhawatirkanku...??" Zenitsu berkata menganggap ucapan Shirazumi itu adalah kalimat spesial untuknya. Dia beranjak dari posisi duduknya dan mencoba memeluk Shirazumi.
Shirazumi menghindar sehingga Zenitsu terjatuh dan mencium tanah.
Shirazumi tak memedulikan Zenitsu yang masih dalam keadaan mencium tanah dan mulai berjalan mengikuti Tanjiro dan Inosuke. Tentu saja Nezuko yang berada dalam kotaknya juga dibawa oleh Tanjiro dengan cara digendong.
Akhirnya Inosuke, diikuti oleh Tanjiro dan Shirazumi berjalan memasuki gunung itu. Zenitsu ditinggalkan.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thousand of Tears
Fanfiction#1 In DEMONSLAYER (Oktober 2020, Bahasa Indonesia) ~Alur cerita ngikutin komik dengan penambahan OC dan sedikit (atau banyak) perubahan jalur~ Kamado Shirazumi adalah Anak pertama dari 7 bersaudara.Adik laki-lakinya yang bernama Tanjiro menjadi kepa...