Chapter 52 Terpenjara dalam Dimensi Tak Terbatas

890 115 10
                                    

Warna mata yang berubah semakin merah dalam waktu beberapa detik, kemudian kembali ke warna semula.

Hanya itu yang dapat Muzan lihat dari perubahan Shirazumi setelah dirinya menyuntikkan darahnya pada Shirazumi.

Padahal darah yang diberikan Muzan pada Shirazumi cukup untuk membuat para oni lainnya merasa iri. Jika diberikan pada manusia, itu cukup untuk membuatnya mati keracunan.

Setelah reaksi kesakitan karena darah pemberiannya mulai mereda, Shirazumi belum bisa bergerak ataupun berbicara. Karena itu Muzan memberikan waktu istirahat padanya sebelum mulai menanyakan beberapa hal.

.

.

.

Setelah 15 menit Muzan menunggu, dia memutuskan untuk kembali ke ruangan dimana Shirazumi berada. Terlihat Shirazumi yang sudah pulih dan kini sedang berdiri membelakangi arah dari fusuma yang muncul.

Shirazumi yang menyadari keberadaan orang lain di ruangan itu langsung berbalik menatap ke arah Muzan muncul. Fusuma itu pun kembali menghilang.

"Kau sudah pulih kembali. Sekarang waktunya kau menjawab pertanyaan dariku". Ucap Muzan sambil tersenyum. Tapi senyumannya itu terlihat bukan senyum sungguhan.

Muzan sama sekali tak mengeluarkan aura mengerikannya, tapi Shirazumi tetap merasa takut. Bagaimanapun juga pria yang membawanya itu adalah pelaku pembunuhan keluarganya. Jika dilihat sekilas, penampilan Muzan sama saja dengan pria berumur akhir dua puluhan atau awal tiga puluhan. Tapi... Penampilan dapat menipu.

Saat Shirazumi tak menjawab apapun, Muzan berinisiatif untuk mulai bertanya pada Shirazumi.

"Sejak kapan kau menjadi oni. Diriku yakin saat itu kau sudah tak bernafas. Detak jantungmu pun sudah berhenti".

Shirazumi tak tahu harus bagaimana menjawabnya. Bukan. Dia masih berpikir apakah harus menjawabnya atau tidak.

Tapi tatapan Muzan yang menjadi lebih tajam saat Shirazumi tak menjawab pertanyaannya membuat tubuhnya kembali merinding. Bagaikan diperintah, Shirazumi menjawabnya.

"I...itu... Pagi harinya... aku terbangun... Lukanya... Aku tak sadar kapan menghilang..." Shirazumi menjawab tapi tak tahu bagaimana menjelaskannya. 

Walaupun jawaban Shirazumi kurang jelas, tetapi Muzan tak mempermasalahkannya. Dia mengambil kesimpulan singkat kalau dalam waktu semalam, Shirazumi bangkit dan mulai menjadi oni.

"Apa kau bisa memakan makanan manusia? Atau daging manusia?" Muzan melanjutkan pertanyaannya.

"A... Awalnya aku bisa makan seperti biasa... tapi... Lama kelamaan hanya... bisa makan daging... dan.... Tidak... aku tak makan manusia......." Shirazumi menjawab terbata-bata. Jawabannya pun mengambang di akhir kalimat. 

Muzan menebak raut wajah yang diperlihatkan oleh Shirazumi dan juga sikap gugupnya tersebut.

"Kau tak makan manusia, tapi kau tertarik dengan itu. Iya kan?" Kalimat yang diucapkan Muzan lebih mirip  pernyataan ketimbang sebuah pertanyaan. Shirazumi tersentak mendengarnya. Wajahnya yang memang sudah pucat kini semakin pucat. Seperti seseorang tengah membuka rahasia besarnya.

Muzan tersenyum melihat raut wajah Shirazumi yang semakin pucat. Dugaannya ternyata benar. Walaupun tertarik dengan daging manusia, tapi gadis di depannya itu tak pernah mencicipinya sama sekali.

"Kenapa kau menahannya? Sebagai oni, memakan manusia adalah hal yang seharusnya. Atau kau tak ingin dilihat sebagai monster?" Muzan kembali melemparkan pertanyaannya. Kali ini dengan nada yang dingin.

Thousand of TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang