Chapter 43 Rumah Berlambang Wisteria

743 113 14
                                    

Tanjiro melepaskan haori miliknya dan melipatnya. Dia menggunakan haori yang dilipatnya sebagai bantal untuk Inosuke yang sedang pingsan. Zenitsu juga melepaskan haori miliknya dan menjadikannya selimut untuk inosuke.

Selagi menunggu Inosuke bangun, Tanjiro, Zenitsu, Kiyoshi, Shoichi dan Teruko membuatkan makam bari mereka yang kehilangan nyawa di rumah itu. Shirazumi juga membantu, tapi hanya sebatas menggalikan tanah dan mencarikan batu untuk digunakan sebagai nisan. 

Tiba-tiba Inosuke terbangun dan langsung berteriak. Setelah melihat Zenitsu yang kebetulan berada paling dekat dengannya, dia langsung mengejar Zenitsu dan mengajaknya bertarung. Zenitsu yang terkejut langsung berlari dan bersembunyi di belakang Teruko, walaupun itu tak membuatnya tersembunyi sama sekali.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Inosuke membentak.

"Kami sedang mengubur orang mati" Jawab Tanjiro dengan tenang. Dengan sopan, Tanjiro juga mengajak Inosuke untuk membantu menguburkan jasad yang ada di rumah itu. Jumlahnya ukup banyak karena itu butuh beberapa orang untuk menguburkan semuanya.

"BUAT APA MENGUBUR ORANG MATI? ITU NGAK ADA GUNANYA! DARIPADA ITU LEBIH BAIK BERTARUNG DENGANKU SAJA!!" Inosuke langsung menolak ajakan Tanjiro dan kembali membentak dan mengajak Tanjiro untuk bertarung dengannya.

Zenitsu masih terus bersembunyi di belakang Teruko. Teruko terlihat keberatan dengan perlakuan Zenitsu yang sampai-sampai memeluk anak itu sambil gemetaran.

Shirazumi tak suka mendengar ucapan Inosuke yang benar-benar tidak sopan. 'Pastinya dia anak hutan yang tak tahu adat...'  Pikir Shirazumi dalam hati. Lagipula penampilan Inosuke memang bar bar...

Setelah mendengar ucapan Inosuke, entah sengaja atau tidak, Tanjiro malah mengatakan kalau dia memaklumi kondisi Inosuke yang belum pulih. Karena luka yang dialami Inosuke mungkin masih terasa sakit, Inosuke tak akan sanggup menggali tanah, membawa jasad, dan menguburkannya. Setidaknya itu yang dikatakan Tanjiro.

Shoichi dan Kiyoshi bergumam dengan suara kecil, mengatakan kalau apa yang diucapkan Tanjiro itu tidak benar. Bukan itu alasan Inosuke menolak untuk membantu menguburkan jasad-jasad itu.

Shirazumi yang sedang berdiri menyandar pada salah satu pohon yang ada disana, melihat kelakuan adiknya dengan wajah datar. "Terkadang ucapan Tanjiro memiliki maksud ganda..." Ucap Shirazumi dengan suara pelan entah pada siapa.

Inosuke yang merasa diprovokasi, malah mengatakan hal yang berlawanan dengan ucapan Tanjiro.

"HAAAH!! jANGAN REMEHKAN AKU! MAU ITU SERATUS ATAU DUA RATUS ORANG, AKAN KUKUBUR SEMUANYA! AKU INI PALING PINTAR MENGUBUR DIBANDINGKAN SIAPAPUN!!"

Dengan itu, Inosuke bersemangat menguburkan semua jasad yang ada di rumah itu. Tak terasa, akhirnya semua jasad selesai dikuburkan (dengan Inosuke pemegang kontribusi terbesar karena ego-nya).

.

.

.

Karena tugas mereka sudah selesai, Tanjiro, Zenitsu dan juga Inosuke harus turun gunung, menanti tugas berikutnya.

Gagak milik Tanjiro memuntahkan kantung wewangian berisi bunga wisteria dan menyuruh Kiyoshi untuk selalu membawa kantung wewangian itu karena mungkin akan ada lagi oni yang mengejar seorang marechi seperti dirinya. Oni dikenal sangat membenci bunga wisteria.

Akhirnya ketiga bersaudara itu pulang setelah berterima kasih pada Tanjiro dan yang lainnya.

.

.

.

Gagak milik Tanjiro memandu mereka menuruni gunung. Selama menuruni gunung, Shirazumi yang menggendong kotak Nezuko, sedangkan Tanjiro menggendong Zenitsu yang masih babak belur karena serangan Inosuke. Semua tenaganya yang tersisa tadi dia habiskan untuk membantu menguburan para korban oni tadi. Karena itu, sekarang Zenitsu tak punya tenaga yang cukup untuk menuruni gunung.

Selama menuruni gunung, Inosuke menceritakan sedikit tentang dirinya yang hidup di gunung sejak kecil tanpa orang tua. Juga tentang hobinya yang suka mengadu kekuatannya dengan makhluk lain (Makhluk hidup atau benda mati, dia suka menantang apa aja...)

Inosuke tak memiliki guru yang melatihnya jurus pernafasan. Suatu hari ada seorang pemburu oni yang datang ke gunung dimana Inosuke tinggal (Yang dia anggap sebagai wilayah kekuasaaannya). Inosuke langsung mengajaknya bertanding dan berhasil merebut katana milik pemburu itu. Dari pemburu oni yang dikalahkannya itu juga Inosuke bisa mengetahui mengenai 'seleksi akhir'.

Inosuke merasa tertantang dengan 'seleksi akhir' itu karena mendengar disana ada oni yang bisa dia lawan. Dengan katana yang dirampasnya dan juga pernafasan hewan buas yang dia kembangkan sendiri, Inosuke mengikuti ujian itu.

Tanjiro terharu mendengar kisah Inosuke yang hidup sebatang kara sejak kecil, sedangkan Zenitsu dan Shirazumi malah merasa kasihan pada pemburu oni yang 'dirampok' oleh Inosuke.

Entah memang kebiasaan atau apa, Inosuke terus-terusan salah menyembut nama Tanjiro. Walaupun Tanjiro dan Shirazumi memperbaikinya, Inosuke terus salah menyebut nama Tanjiro menjadi Kamaboko Gonpachiro. Anehnya, dia menyebut nama Shirazumi dengan tepat.

Zenitsu yang merasa terganggu dengan perdebatan nama antara Tanjiro dan Inosuke, terbangun dan membentak pada mereka berdua. Tapi begitu melihat Shirazumi, dia langsung memasang wajah tersenyum berbunga-bunga. Sungguh, kalau Zenitsu tidak sedang terluka, Shirazumi ingin melempar wajah Zenitsu dengan batang kayu.

.

.

.

Matahari telah tenggelam dan akhirnya mereka sampai di tempat yang ditunjukkan oleh gagak itu, Mereka berempat terkejut dengan tempat tujuan mereka. Kini Zenitsu sudah cukup kuat untuk berjalan sendiri. Kotak Nezuko juga sudah berpindah tangan pada Tanjiro.

Gerbang kayu megah yang melindungi sebuah kediaman yang besar pula. Di pintu gerbangnya terdapat tulisan 'Fuji' (wisteria) dengan gambar bunga wisteria yang melingkari tulisan itu.

"Kaaak.. Istirahat! Istirahat! .... Waktunya yang terluka untuk istirahat!" Ucap gagak itu.

"Eh..?! Kami boleh istirahat? Padahal selama ini aku terus terluka saat melawan oni..." Ucap Tanjiro agak terkejut karena akhirnya diizinkan beristirahat. 

Gagak itu hanya menjawab 'ke ke ke'.

Shirazumi merebut gagak yang sejak tadi dipegang Tanjiro "Kenapa baru sekarang diperbolehkan istirahat? Adikku punya luka yang tak bisa dianggap ringan tahu!!" Tanya Shirazumi tegas pada gagak itu.

Gagak itu lagi-lagi hanya menanggapi ucapan Shirazumi dengan 'ke ke ke'.

"Tanjiro. Aku belum pernah makan gagak, tapi kayaknya enak..." Shirazumi berkata, dan ucapannya itu membuat sang kasugaigarasu berkeringat dingin.

Sebelum Tanjiro sempat menanggapi ucapan kakaknya, pintu gerbang itu terbuka. Seorang nenek yang terlihat sudah sangat tua menyapa mereka dan mempersilahkan mereka untuk masuk. 

Tanjiro menanggapi ucapan nenek itu dengan sopan, sedangkan Zenitsu malah histeris karena mengira nenek itu adalah hantu. Tentu saja tanjiro yang sangat menghormati orang tua itu memarahi Zenitsu karena sudah berkata tak sopan.

Mereka berempat (ditambah Nezuko dalam kotaknya).menanggapi tawaran nenek itu dan memasuki kediaman itu. 



Untuk membujuk temanmu yang keras kepala,

Gunakanlah kalimat yang lembut.


TBC

________________________________________________________________________________

Ada kritik & saran?

Aku tunggu ^_^








Thousand of TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang