05 Decision

1.6K 232 25
                                    


========== 5 ==========

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

========== 5 ==========

Selama satu minggu, hidup Hana sedikit lebih tenang karena gak ada sosok Cho Seungyoun yang mengganggu. Selama satu minggu itu juga, Hana mereview kertas kontrak yang dikasih cowok itu untuk ditelaah dan dikoreksi atau ditambah beberapa poin di sana.

Bukan berarti Hana serta-merta setuju sama nikah kontrak itu, ia juga nggak mau keliatan seperti perempuan murahan yang bisa dibeli dengan uang, tapi gak bisa munafik juga kalo tawaran Seungyoun memang menggiurkan banget. Ia jadi tidak perlu ambil beberapa kerjaan sekaligus dan bikin capek setengah mati, dia cuma jadi istri bohongan Seungyoun aja.

Tapi memangnya bisa? Hana sendiri masih bingung, takut-takut kalau sakitnya malah tambah parah nanti.

Hana masih melamun di kursi santai habis sesi konselingnya selesai, menunggu Seungwoo yang lagi nulis resep baru untuknya.

"Hmmm, mas?" tanya Hana ragu, yang dijawab Seungwoo sama gumaman pelan. "Kalau saya kaya gini... Kira-kira bisa nikah gak?"

Tangannya Seungwoo yang lagi nulis berhenti tiba-tiba, kepalanya otomatis nengok ke bagian belakang kursi santai yang ditempatin Hana. "Bisa aja kok. Tapi harus sama orang yang kamu kenal, atau yang kamu bener-bener percaya."

Seungwoo ikut berdiri dari kursi kerjanya buat nyamperin Hana yang udah berdiri di dekat kursi santai. Tangannya terulur untuk ngasih resep obat yang harus diminum oleh Hana. 

"Harus mulai belajar liat muka saya, ya, Mba Hana," senyum tipis terukir di bibirnya Seungwoo, karena Hana cuma manggut-manggut tanpa liat ke arahnya. "Sekarang saya udah pake profpic WA. Kalau belum berani liat langsung, liat disitu dulu aja."

"Iya, mas. Kalau gitu saya pulang dulu ya."

"Mau dianter?"

"Eh gak usah, makasih tawarannya. Saya duluan," pamit Hana lalu keluar dari ruang kerja Seungwoo.

Yang ditinggal di dalam ruang praktek cuma bisa senyum lebar ngeliat punggung Hana yang menghilang dibalik pintu. Habis beberapa kali terapi, Seungwoo tahu kalau PTSD yang ada di Hana sebenernya nggak terlalu parah. Sisanya, Hana harus latihan sendiri berinteraksi sama lawan jenis, minimal bisa ngeliat muka, untuk ngelawan rasa traumanya.

"Ngapa senyum-senyum gitu bang?" 

Senyum Seungwoo langsung hilang pas Sejun masuk ke dalem ruangannya, bawa satu kantong kresek yang gak tau apa isinya. "Komen aja."

"Ya abis aneh gitu, ngeliatin pintu, nyengir-nyengir sendiri," Sejun duduk di sofa ruang terapinya Seungwoo terus ngeluarin isi kresek ke atas meja. "Mau makan gak? Tadi nitip kan."





Healing | CSY  ✔ (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang