29 Pain

1.2K 214 58
                                    

========== 29 ==========

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

========== 29 ==========

Ada rasa penasaran yang terus menggerogoti Jean setiap kali ada tamu yang masuk ke ruangannya Seungyoun. Kalau cowok mungkin ia tak akan sepenasaran itu. Tapi dalam beberapa minggu terakhir, sosok cewek yang sama bernama Keisha selalu muncul di sana dan Seungyoun pun nggak pernah menolak kedatangan cewek itu. Mau nanya, tapi ia sadar diri posisinya sebagai sekretaris yang nggak punya hak buat mencampuri urusan pribadi atasannya.

Tapi di sisi lain, Jean ingin memposisikan dirinya mewakili Hana sebagai sesama perempuan dan bertanya apa maksud Seungyoun sering bawa cewek lain ke ruang kerjanya. Jelas bukan urusan kerjaan, karena Jean yang mengurus semua jadwal resmi menyangkut kerjaan di kantor itu.

Jean masih berdiri di depan meja kerjanya Seungyoun, menunggu semua berkas-berkas selesai ditanda-tangani. Tapi matanya nggak bisa berhenti melirik sosok Keisha yang lagi duduk di sofa sambil baca buku. Sebelumnya, Jean sudah dua kali masuk ke sana untuk bawa minum.

"Nanti sore ada jadwal lagi gak?" tanya Seungyoun sambil ngangkat tangannya yang dipenuhi map ke arah Jean. Tapi Jean malah sibuk memperhatikan Keisha. "Jean?"

"Eh iya pak," Jean langsung sadar dari lamunannya dan nerima berkas-berkas itu ke tangannya.

"Nanti sore ada jadwal apa?" tanya Seungyoun lagi.

"Tidak ada jadwal, pak. Pak Seungyoun kemarin bilang kalau sore ini mau jemput mba Hana ke rumah sakit," jawab Jean yang seketika mengubah ekspresinya Seungyoun.

"Oh shit. Gue hampir lupa lagi," Seungyoun mengusap mukanya sendiri, sedikit frustasi. "Makasih, Je. Kamu bisa balik ke meja lagi."

Jean mengangguk pelan lalu pergi dari ruangan Seungyoun. Tapi setelah nutup pintu, Jean sengaja berdiri sambil nempelin kupingnya ke pintu. Bisa dibilang kurang ajar atau nggak sopan, tapi Jean penasaran, anggap saja itu salah satu misi untuk melindungi hatinya mba Hana.



"Denger kan? Gue harus jemput Hana ke rumah sakit."

"Terus gue harus ngapain. Bosen di hotel terus."

"Gue panggil Yohan sama Hangyul aja buat nemenin di sini."

"Nanti kalo gue ngidam, mereka curiga dong?"


Bentar. Ngidam?

Jean menutup mulut dengan tangannya sambil berjalan mundur, nggak mau mendengar lebih jauh percakapan itu. Karena menurut Jean, itu terlalu masuk ke ranah pribadi atasannya. Tapi balik lagi, rasa penasarannya jauh lebih mendominasi. Apalagi mereka sampai bahas hotel dan ngidam. She was old enough to understand that kind of thing.

Tapi masa sih?

Banyak pertanyaan yang belum ada jawabannya di kepala Jean dan jelas ia nggak bisa menanyakannya langsung ke Seungyoun. Jean juga nggak mau menyimpulkan sendiri dan berakhir jadi berpikiran negatif ke atasannya. Haruskah ia memberitahu Hana tentang cewek bernama Keisha yang sering datang ke sana? Tapi kalau setelah ini ada perang dunia dan pekerjaannya jadi kena imbas, bagaimana?

Healing | CSY  ✔ (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang