31 Undecided

1.2K 203 78
                                    

============ 31 ============

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

============ 31 ============

Jemari Hana mengetuk-ngetuk gelisah ke atas meja makan. Sarapan dan bekal yang dibuatnya tadi pagi masih utuh dan rapi di atas meja makan, jelas nggak ada yang menyentuhnya. Termasuk makanan yang dibuatnya tadi malam, terpaksa ia masukkan ke kulkas karena di jam dua belas, Seungyoun belum juga pulang ke apartemen.

Jujur, memang ada sedikit rasa khawatir di hatinya, takut kalau terjadi sesuatu sama Seungyoun karena nggak ada kabar sejak kemarin sore. Mau tanya ke orangnya langsung pun, Hana masih belum berani. Puluhan chat dari Seungyoun saja belum ia baca dari beberapa hari yang lalu. 

Beberapa kali Hana nyoba menelepon ke nomor kantor, berharap Jean mau mengangkatnya dan ia bisa nanya tentang Seungyoun ke cewek itu. Tapi setelah berkali-kali, telepon darinya juga nggak diangkat dari seberang sana. 

Kemudian, Hana berakhir ada di lobby kantor Cho's Corp, dengan tentengan tiga rangkap kotak bekal milik Seungyoun. Ia sudah berniat mau menitipkan bekal itu ke resepsionis dan langsung pulang lagi ke apartemen. Ia masih tetap nggak mau ketemu Seungyoun dulu untuk sementara waktu. Hatinya masih belum siap.

"Pagi bu Hana," sapa sang resepsionis yang lihat Hana mendekat ke mejanya. Jauh lebih ramah dari sebelum-sebelumnya.

Hana menaruh tas bekalnya ke atas meja resepsionis. "Saya mau nitip ini boleh ya?"

"Kenapa gak ke ruangan Pak Seungyoun aja langsung, bu? Beliau masih meeting, paling sebentar lagi selesai."

Sebenarnya Hana mau nolak, tapi dia bingung harus beralasan apa.

"Hmm maunya sih gitu. Tapi saya harus ke rumah sakit, jadi boleh titip di sini, ya? Nanti telepon Jean aja buat minta tolong dibawain ke atas," Hana memberikan senyum terbaiknya ke mba-mba di depannya yang memakai name tag Amy.

"Iya, nggak apa-apa, bu. Nanti saya sampein ke mba Jean," jawab Amy yang tak kalah ramah membalas kata-katanya Hana.

"Makasih ya."

Sambil berbalik dan membuka HPnya, Hana sibuk mencari nomor Jean dari dalam sana. Mau memberi kabar sekalian tentang bekalnya Seungyoun yang ia taruh di resepsionis. Tapi sebelum sempat menekan ruang obrolannya dengan Jean, ibu jarinya berhenti di layar HP saat mendengar obrolan resepsionis di belakangnya.

"Dateng lagi ya mba Keisha? Enak banget udah dikasih access card, tinggal nyelonong masuk aja."

Nama yang selalu menganggu pikirannya itu muncul lagi ke permukaan. Hana harusnya menghindar dari sana, tapi reaksi di badannya malah bertolak belakang. Ia berbalik lagi ke meja resepsionis untuk ngambil kotak bekal punya Seungyoun dan jalan sendiri ke arah lift. Ia nggak perlu access card, karena ia punya akses khusus seperti Seungyoun di kantor itu. 

Tiba di lantai ruangan Seungyoun, Hana berpapasan dengan Hangyul yang baru mau masuk lift. Karena sudah beberapa kali ketemu, ia berani natap mata cowok itu selama beberapa detik. 

Healing | CSY  ✔ (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang