26 Regrets

1.3K 205 33
                                    


=================26=================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=================26=================

Kalau ditanya bagaimana perasaan Hana saat mendengar suara cewek dari nomornya Seungyoun, rasanya seperti dunia berhenti bergerak selama beberapa detik dan ia cuma bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri. Untung saja cewek yang mengenalkan diri sebagai Jean dan mengaku sebagai sekretarisnya Seungyoun itu buru-buru menjelaskan keadaan yang sebenarnya, sebelum Hana makin salah paham. Jean sampai minta maaf berkali-kali, jadi Hana juga tak punya pilihan lain selain menerima maafnya cewek itu.

Skenario selanjutnya sudah bisa ditebak, Hana terpaksa pulang bareng Seungwoo lagi. Jelas karena mereka tinggal di gedung apartemen yang sama dan Hana juga gak berani pulang semalem itu sendirian. Sampai masuk ke unit apartemen Seungyoun, ia menemukan sang pemilik apartemen berdiri di ruang tengah dan mondar-mandir gelisah.

"Ngapain?" tanya Hana yang langsung mendapat respon heboh dari Seungyoun.

Seungyoun langsung mendekati Hana dan refleks memegangi kedua bahunya. "Mba istriii!!! HP aku kebawa sama Jean abis meeting sama klien tadi. Tapi sumpah aku gak ngapa-ngapain, cuma nganterin dia pulang aja, terus pas mau nelepon kamu, HPnya gak ada dan malah kebawa sama Jean. Maaf ya Han, serius aku minta maaf banget. Kamu pulang naik apa?"

Nganterin Jean.

Harusnya memang bukan urusan Hana juga kalau Seungyoun mau nganter siapa pun. Tapi ada sedikit, cuma sedikit, rasa sakit yang menyerang dadanya karena dengar alasan Seungyoun. Padahal cowok itu sudah janji mau menjemput ke perpustakaan tadi.

"It's okay. Gue pulang bareng Seungwoo tadi, gak sengaja ketemu di perpus," jawab Hana sambil menurunkan tangan Seungyoun dari kedua bahunya.

"Ketemu di perpus?" tanya Seungyoun sangsi. 

"Iya. Gue juga gak tau kenapa sering ketemu sama dia. Jodoh kali," Hana melenggang melewati Seungyoun begitu saja ke arah dapur untuk ngambil minum.

"Heh ngomongnya sembarangan," protes Seungyoun lalu ikut mengekori Hana.

"Kok sembarangan? Lumayan juga kali jodohnya sama psikiater. Yang jelas-jelas selalu ada pas gue lagi butuh kalau ada yang ingkar janji mau jemput."

Kata-kata sindiran itu menghentikan langkah Seungyoun, berjarak cukup jauh dari Hana yang sedang minum di dapur. Tepat mengenai sasaran yang membuat dadanya langsung terasa sakit. Padahal Hana cuma berkata jujur, karena ia memang sering lupa dan mengingkari janji. 

"Maaf."

Fokus Hana langsung pindah ke sosok Seungyoun yang sedang menundukkan kepala. 

"Maaf kalau gue suka gak nepatin janji. Maaf juga kalau gue terlalu sering bercanda dan susah dipegang omongannya. Gue memang brengsek," kata Seungyoun bernada serius.

Hana menurunkan gelasnya ke counter dapur, menghela nafas panjang berkali-kali untuk meredakan rasa kecewanya. Anehnya jadi Hana yang merasa gak enak hati karena sampai buat Seungyoun merasa bersalah kaya gitu.

Healing | CSY  ✔ (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang