============= 42 =============
Hebatnya Hana, setelah dia ngobrol berjam-jam lamanya bareng Keisha dengan kepala dingin, ia menyempatkan untuk mengantar cewek itu sampai ke hotel. Awalnya dia mau marah, tapi saat lihat Keisha kesusahan sendiri karena perutnya yang mulai membesar, ia nggak tega. Kenapa juga ia harus marah dengan kenyataan yang nggak mungkin bisa diubah?
Hana juga nggak marah ke Seungyoun, karena kecelakaan bisa terjadi dimana saja, seperti yang ia bilang sebelumnya. Mungkin kalau bukan Keisha, ada cewek lain yang bisa mengaku-ngaku hamil anaknya Seungyoun.
Karena tak mau cepat-cepat pulang ke apartemen, Hana berakhir di rumah sakit, berdiri di depan ruang prakteknya Seungwoo. Padahal bukan jadwal konselingnya juga, tapi dia butuh orang lain untuk dijadikan tempat berbagi.
"Nyariin bang Seungwoo?"
Hana berjengit kaget di tempatnya berdiri, ia menoleh sebentar ke arah cowok berjas dokter yang berdiri di sebelahnya. Perawakan yang cukup tinggi tapi nggak setinggi Seungyoun maupun Seungwoo. Ada dua lesung manis di pipinya saat melempar senyum ramah ke Hana.
"Ah, by the way, saya dokter disini juga, temennya Seungwoo. Dokter Sejun," tangan dokter muda itu terulur, tapi karena tak dibalas, ia menarik tangannya lagi dengan canggung. "Hehe, saya tau kok, ini mba Hana 'kan?"
"Kok bisa tau?"
"Tau dong. Mbanya selalu jadi trending topic di hidupnya bang Seungwoo."
Sekarang kening Hana yang berkerut bingung. "Maksudnya?"
"JUN!"
Suara Seungwoo menggema dari kejauhan, cowok itu langsung meminta maaf ke pasien dan perawat yang ada di lorong, sadar kalau suaranya kelewat kencang.
"Tanya aja sama orangnya langsung, hehe. Saya permisi ya, mba," Sejun kabur duluan sebelum kena semprot Seungwoo, meninggalkan Hana yang masih kebingungan.
"Kenapa gak bilang dulu mau ke sini?" tanya Seungwoo, sambil membuka kunci pintu ruang prakteknya. Dia juga baru datang dan ganti baju dari ruang loker, kaget sendiri lihat Hana yang lagi ngobrol bareng Sejun di sana.
"Ganggu, ya? Ada jadwal konseling sama pasien lain?" Hana malah balik bertanya, beneran merasa nggak enak karena dia tiba-tiba datang.
Seungwoo ketawa pelan. "Gak ganggu kok, jadwal konseling juga baru ada satu jam lagi. Mau ngapain nih?"
Sambil mempersilakan Hana masuk duluan ke ruang prakteknya, Seungwoo mengikuti di belakang. Walaupun baru melihat sekilas, dia tahu kalau Hana lagi nggak baik-baik saja, karena di beberapa pertemuan terakhir, ekspresi cewek itu selalu sumringah. Sekarang rautnya menggelap, dan lingkaran gelap di bawah mata Hana sudah cukup menjelaskan semuanya.
"Kenapa mas Seungwoo gak bilang dari awal?"
Pertanyaan Hana sampai membuat Seungwoo merinding dan nggak berkutik. Ia lagi menyeduh teh untuk Hana, tapi pikirannya mendadak blank.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing | CSY ✔ (Under Revision)
Fiksi PenggemarTentang dua orang yang sama-sama pernah terluka, hidup dari kepingan-kepingan memori pahit di masa lalu, dan bangkit bersama untuk saling mengobati satu sama lain. "Your wound is not your fault, but your healing is your responsibility." - Cr : IMA 2...