=============== 43 ===============
Sejak Hana pergi dari apartemennya sebulan lalu, semuanya jadi terasa kosong dan asing. Nggak ada lagi keributan di dapur setiap pagi, bekal tiga tumpuk yang selalu disediakan untuknya, dan suara omelan Hana kalau ia minum air dari botolnya langsung.
Kangen banget, Seungyoun cuma bisa bilang dalam hati, tapi percuma juga bilang ke orangnya. Ia mau tanya ke Hana, pisah baik-baik sebelah mana kalau nanya kabar pun nggak pernah dibalas.
Di kantor juga nggak pernah ada yang berusaha menyapanya lagi. Setiap staf yang berpapasan langsung pasti langsung pura-pura sibuk. Nggak jarang ia memergoki beberapa stafnya lagi menggibahi dirinya karena desas-desus perselingkuhan.
Kalau Seungyoun nggak mau ambil pusing, toh memang dia yang salah. Asal mereka nggak ngomong yang aneh-aneh tentang Hana, dia masih bisa memaklumi.
Tapi Seungyoun tetap kerja secara profesional kok di kantor.
Sambil serius memeriksa laporan keuangan, pintu ruang kerja Seungyoun tiba-tiba dibuka dari luar disusul sosok Jean dan Anna. Seulas senyum tipis di dilemparkan Anna ke anak semata wayangnya yang cuma melirik karena masih sibuk kerja.
"Kopi aja deh, Je. Makasih ya," Anna menjawab pertanyaan Jean sebelum duduk di sofa ruangan Seungyoun dan menaruh tasnya di atas meja.
"Beneran mau dicerai sama Hana? Kamu keliatan baik-baik aja tuh, padahal mama khawatir banget. Ini aja dari bandara langsung ke sini"
Mau tak mau Seungyoun berhenti sejenak karena pertanyaan Anna. Seraya menghela nafas berat dan sesak, Seungyoun bangun dari kursi kerjanya dan pindah menemani sang ibu di sofa.
"Beneran dong, ma. Terus aku harus kaya orang gila dulu gitu? Enggak lah! Beberapa hari ini cuma susah tidur aja, kepikiran Hana terus. Kayanya mulai kangen," jawab Seungyoun jujur, yang dibalas dengan usapan pelan di punggung dari Anna.
"Kenapa gak kamu samperin aja?"
"Kalau tau dia tinggal dimana juga udah aku samperin kali, ma."
"Lho? Emang Hana gak kasih tau kamu?"
Gelengan pelan diberikan Seungyoun, jelas dia masih belum menyerah mengirim pesan ke Hana dan nanya keberadaan cewek itu, walaupun nggak ada jawaban.
"Wajar sih. Mana ada yang mau nerima lagi cowok brengsek kaya aku gini."
Nada pasrah bercampur frustasi itu bisa dirasakan sakitnya oleh Anna. Kalau dilihat dari dekat, mata Seungyoun keliatan lelah dan sedih. "Jangan ngomong gitu. Mama tau kok sifat Hana, dia masih butuh waktu healing sendirian aja. Nanti juga kasih tau kamu."
Entah omongan ibunya itu serius atau cuma untuk menghibur, tapi Seungyoun juga menyetujui. Kalau ia tahu Hana dimana, pasti dikunjungi terus setiap hari dan nggak bisa kasih jarak sementara waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing | CSY ✔ (Under Revision)
FanficTentang dua orang yang sama-sama pernah terluka, hidup dari kepingan-kepingan memori pahit di masa lalu, dan bangkit bersama untuk saling mengobati satu sama lain. "Your wound is not your fault, but your healing is your responsibility." - Cr : IMA 2...