24 Beside You

1.6K 222 31
                                    


=================24=================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=================24=================

Sejak hari itu, Seungyoun jadi tidak banyak tingkah atau cerewet seperti biasanya. Hana juga jarang menemukan Seungyoun di apartemen. Paling mereka cuma bertemu di pagi hari saat sarapan, tapi malamnya pasti Hana akan ketiduran duluan sebelum cowok itu pulang.  Pergi dan pulang kursus juga, Hana diantar oleh sopir kantornya Seungyoun.

They're getting closer, yet feeling far away as well.

Sekarang Hana yang khawatir, karena Seungyoun banyak berubah. Jujur saja, Hana juga kangen Seungyoun yang flirty, cerewet, dan suka bercanda. Suasana apartemen juga jadi dingin, padahal biasanya cowok itu selalu bisa menghangatkan suasana di sana.

Sebenarnya Hana ingin mengkonsultasikan masalah Seungyoun ke psikiaternya. Karena dasarnya, ia dan Seungyoun sama-sama dihantui masa lalu dan mengakibatkan trauma di masa sekarang. Memang reaksinya berbeda, Hana lebih cenderung menjauh dari hal yang menyebabkan PTSDnya, sedangkan Seungyoun sebelum ini malah balas dendam atas masa lalunya dengan mempermainkan cewek.

Tapi Hana gak bisa sembarangan, karena cuma ia yang tahu mengenai masalah masa lalunya Seungyoun. Ia juga sudah janji gak akan menceritakannya ke orang lain. Jadi dia berspekulasi sendiri, kemana Seungyoun menyibukkan diri.

Hana bisa beneran kecewa kalau Seungyoun balik lagi ke kebiasaan lama.

"Ini turun dimana?"

Suara Seungwoo memecah keruwetan di kepala Hana dan cewek itu langsung lihat-lihat ke sekeliling mobil. Karena dipaksa, ia akhirnya diantar Seungwoo ke tempat kursus. Kebetulan sopir yang ditugaskan Seungyoun pun belum berangkat, jadi Seungwoo lebih leluasa memaksa.

"Mau masuk parkiran ga, mas?" tanya Hana gak yakin. Mau bagaimana pun, tetap gak enak sama Seungwoo karena cowok itu berstatus sebagai dokternya.

"Masuk aja. Jauh ini kan ke dalemnya?" Seungwoo noleh sekilas sambil melempar senyum tipis ke arah Hana.

"Lumayan sih, hehe," Hana cuma terkekeh pelan, memecah kecanggungan yang daritadi mengisi perjalanan mereka.

Sampai di parkiran, Hana langsung melepas seatbeltnya, menggumam terima kasih ke Seungwoo lalu turun dari mobil dengan setengah terburu-buru. Ia hampir telat masuk ke kelas pertama tentang 'menggambar sketsa', kelas paling dasar dan krusial karena bisa mempengaruhi semua karyanya di masa depan.

Duduk di barisan kedua dari depan, Hana menyeka peluh di keningnya sambil mengeluarkan alat tulis dan gambarnya ke atas meja. Tapi matanya seketika melotot saat tidak menemukan sketchbooknya di sana. Panik mulai menyerang, apalagi saat pengajar sudah masuk ke dalam kelas.

"Aduh dimana ya. Masa ketinggalan di ruang prakteknya mas Seungwoo?" tanya Hana panik, tak tahu sama siapa.

Hana baru mengeluarkan HPnya untuk nelpon Seungwoo, tapi kelasnya mendadak berisik, didominasi suara perempuan. Sambil menempelkan HPnya ke telinga, ia mengangkat kepala dan menemukan sumber kericuhan teman sekelasnya.

Healing | CSY  ✔ (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang