Tak terasa sudah seminggu Tzuyu berkerja di perusahaan Mingyu. Pekerjaannya berjalan lancar, tapi tidak dengan percintaannya sama sekali tak ada kemajuan. Hubungan Tzuyu dan Mingyu berhenti sebatas atasan dan bawahan. Namun bagi Tzuyu berada di dekat Mingyu saja sudah cukup, ia tak ingin berharap terlalu jauh sampai akhirnya hari ini terjadi.
•••
Pagi ini di rumah Mingyu."Mingyu-ah, apakah kau ingat janjimu pada Ibu ?" Tanya Ibu Mingyu.
"Janji ? Sepertinya aku tak menjanjikan apapun pada Ibu." Jawab Mingyu.
"Ini sudah seminggu tapi kau masih belum membawa pasanganmu pada Ibu. Bukankah syarat kau tidak menemui anak teman Ibu adalah dengan membawa pacarmu ?"
"Ah.. aku benar-benar melupakan itu." Batin Mingyu.
"Mingyu-ah.. kenapa diam saja ? Kalau memang tidak ada, Ibu mohon padamu temuilah salah satu diantaranya. Ah.. Ibu sudah memilihkan yang terbaik untukmu. Eotte ?" Ucap Ibu Mingyu sembari memperlihatkan foto seorang wanita yang cantik.
"Namanya Hyerin, dia adalah anak teman Ibu. Hyerin merupakan anak tunggal, pintar, baik, dan tentunya cantik bukan ? Dia lulusan dari Universitas Nasional Seoul jurusan musik." Ibu Mingyu menjelaskan profil Hyerin dengan begitu antusias. Mingyu tak ingin mengecewakan ibunya. Ia juga sama sekali tak ada rencana untuk menghindari keinginan ibunya. Akhirnya dengan berat hati Mingyu menerima tawaran ibunya.
"Baiklah, aku akan menemuinya. Ibu bilang aku bisa tak melanjutkan perjodohan jika aku tak menyukainya bukan ?" Jawab Mingyu.
"Geureom, kau hanya perlu menemuinya, mencoba membuka hatimu. Jika memang kau merasa tak cocok dengannya ibu akan membatalkan perjodohanmu. Kau bisa menemuinya akhir minggu ini. Gomawo Mingyu-ah." Ucap ibu Mingyu sambil tersenyum bahagia.
"Ne Eomma. Kalau begitu aku pegi dulu."
"Ya, hati-hati."
•••
Mingyu sedang berjalan gontai menyusuri koridor. Pikirannya masih kabur karena kejadian tadi pagi. Mingyu bahkan tak menyadari ada orang lain di belakangnya yang sedari tadi terus mengikuti. Ya itu adalah Tzuyu. Mereka terus berjalan beriringan hingga sebuah berita di layar lebar itu menghentikan langkah Mingyu yang tentunya juga menghentikan langkah Tzuyu.
"Berita pagi ini datang dari model Jung Chaeyeon. Ia berhasil memenangkan penghargaan sebagai model terbaik se Asia." Itulah hal yang dapat didengar Mingyu dari berita tersebut. Setelah itu pikirannya kembali hilang. Mingyu hanya bisa terpaku menatap wanita dalam berita itu. Tzuyu yang melihat adegan itu merasakan sedikit sesak di dadanya. Tzuyu tahu siapa wanita itu, dan juga tahu mengapa Mingyu begitu terpaku padanya. Keduanya kini hanya terdiam, menatap objek yang membuat perasaan mereka tak baik tentunya. Berita berakhir diberengi dengan datangnya Chan.
"Tzuyu-ssi kenapa kau diam disini ?"
Suara Chan mampu mengembalikan kesadaran Mingyu dan Tzuyu. Mingyu kaget melihat Tzuyu ternyata ada di belakangnya. Begitu juga dengan Tzuyu, ia benar-benar kaget dan malu karena ketahuan mengikuti Mingyu.
"Ah... aniya. Tadi aku melihat Kim Sajangnim. Aku mau menyapa tapi sepertinya dia tak menyadari kehadiranku." Jawab Tzuyu dibarengi senyum yang dipaksakan.
"Kalau begitu aku duluan Chan-ssi." Lanjut Tzuyu kemudian membungkuk kepada Mingyu dan meninggalkan keduanya.
"Ah.. baboya. Waeeee ? Harusnya aku tak ada disana ?" Batin Tzuyu.
•••
Tzuyu sampai di ruangannya. Tak lama setelah itu Mingyu pun memasuki ruangan.
"Annyeonghaseyo Sajangnim." Seperti biasa,Tzuyu menyapa Mingyu sambil membungkuk. Mingyu membalas hanya dengan menundukan kepalanya, lalu memasuki ruangan.
"Ah... apakah dia risih karena tahu aku mengikutinya ? Mengapa dia hanya membalasku seperti itu ? Bukankah biasanya dia tersenyum ? Tzuyu-ah kau benar-benar bodoh." Batin Tzuyu.
Tak ingin berlarut akhirnya Tzuyu menyerah, ia tak ingin terus memikirkan itu. Ia hanya akan mencoba bersikap seperti biasa.Sesampainya di ruangan, Mingyu teringat kembali dengan percakapannya dengan sang ibu. Mingyu tidak ingin mengecewakan dua wanita yang paling penting dalam hidupnya. Tapi apa yang harus Mingyu lakukan sekarang ? Chaeyeon tak ada disisinya saat ini. Mingyu yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya tiba-tiba tertarik dengan sebuah pemandangan dihadapannya. Ya, mata Mingyu tertarik untuk melihat Tzuyu yang sepertinya sedang memaki diri sendiri. Walaupun Mingyu tak tahu apa yang dikatakan Tzuyu, namun hal itu bisa menimbulkan senyum tipis di bibir Mingyu. Setelah beberapa detik berselang Mingyu tiba-tiba tersenyum begitu cerah. Ia sepertinya menemukan jalan keluar untuk masalahnya. Mingyu segera mengangkat gagang telepon, dan tak lama setelah itu Tzuyu masuk ke ruangan Mingyu.
"Chou Biseo, apakah kau punya pacar ?" Tanya Mingyu.
Pertanyaan itu benar-benar membuat Tzuyu kaget setengah mati.
"Ne ?" Hanya itu kata yang dapat Tzuyu ucapkan saking terkejutnya.
"Apakah kau sudah ada pacar?" Ulang Mingyu.
"Aniya. Aku tidak punya pacar." Jawab Tzuyu.
"Baiklah itu bagus." Ucap Mingyu sambil tersenyum cerah.
Kalimat itu benar-benar membuat Tzuyu melayang. "Apakah Mingyu sedang menyatakan cinta padaku ? Apa yang harus ku lalukan ? Aku benar-benar tidak bisa berpikir." Tzuyu membatin.
"Chou Biseo maukah kau menjadi pacarku ?"
Ost Part 1. Mamamoo - Open Your Mind
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You
RomanceTerkadang untuk mencintai seseorang itu butuh pengorbanan yang besar. Dan terkadang pengobanan itu menyebabkan luka yang sama dalammya dengan cinta yang kita berikan. Namun, percayalah setiap usaha akan ada hasilnya. Dan jika dia memang ditakdirkan...