Bab 38

49 3 0
                                    

Hari keberangkatan ke Pulau Jeju pun tiba. Mereka memutuskan untuk mengambil perjalanan di pagi hari agar lebih banyak waktu yang mereka dapat. Lee Chan orang pertama yang datang di bandara, disusul oleh Dahyun dan Vernon. Tak lama kemudian Tzuyu dan Chaeyoung juga tiba. Tzuyu segera mengenalkan Chaeyoung kepada Dahyun dan Vernon sesampainya di bandara.
"Dahyun-ah, Vernon-ssi ini adalah temanku Chaeyoung yang tak lain adalah..."
"Ne yeoja chingu." Sambung Lee Chan.
"Ah... senang bertemu denganmu. Semoga kita juga bisa berteman dengan baik. Aku Dahyun."
"Chaeyoung, senang bertemu denganmu. Aku juga berharap kita bisa berteman dengan baik." Jawab Chaeyoung sambil tersenyum ramah.
"Aku Vernon."
"Chaeyoung." Chaeyoung kembali menyebutkan namanya untuk membalas perkataanVernon.
Perkenalan singkat itupun berakhir. Walaupun baru berjumpa, tapi Chaeyoung sudah terlihat akrab dengan Dahyun.
Tinggal Mingyu seorang yang belum tiba di bandara. Semua orang menunggunya sambil berbincang-bincang. Dahyun yang sedari tadi tak berhenti bicara tiba-tiba saja terdiam.
"Wooahh.." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Dahyun sambil membelalakan matanya. Hal tersebut lantas membuat semua orang langsung tertuju pada objek yang sedang dilihat Dahyun.

 Hal tersebut lantas membuat semua orang langsung tertuju pada objek yang sedang dilihat Dahyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah hari ini uri Sajangnim terlihat luar biasa ?" Ucap Dahyun sambil berdecak kagum.
Ini mungkin memang pertama kali bagi Dahyun melihat Mingyu berdandan casual seperti ini. Biasanya Dahyun hanya melihat Mingyu memakai setelan jas saja dengan pembawaan yang serius. Dan perubahan style ini sedikit banyak telah merubah aura pada wajah Mingyu, ya terlihat lebih santai dari biasanya. Itulah yang membuat reaksi begitu mencolok. Berbeda dengan Dahyun, entah kenapa tanpa alasan yang jelas melihat Mingyu kali ini membuat Tzuyu tersipu malu. Walaupun ini bukan pertama kalinya Tzuyu melihat Mingyu berdandan seperti ini.
"Maaf sudah membuat kalian menunggu. Tadi jalanannya sedikit macet." Ucap Mingyu tanpa menghiraukan reaksi Dahyun.
"Gwaencanhayo. Lagi pula masih ada waktu sebelum pesawatnya berangkat." Jawab Tzuyu.
"Itu benar. Tapi karna sekarang semuanya sudah lengkap, bagaimana kalau kita segera bergegas ?" Sambung Lee Chan.
"Ya, Lee Biseo benar." Timpal Vernon.
Tak lama setelah itu akhirnya pesawat yang mereka tumpangi lepas landas.
•••

Tak butuh waktu lama untuk mereka tiba di Pulau Jeju. Agenda pertama yang mereka rencanakan adalah beristirahat sejenak sebelum melakukan "riset" lapangan yang menjadi tujuan utama mereka. Lee Chan memilih tempat menginap semacam bungalau yang berada tak jauh dari bibir pantai, menyediakan 3 buah kamar, dapur, ruang tengah, dan halaman belakang yang cukup luas. Bagian depan menghadap langsung ke arah pantai. Suasana dan tempatnya benar-benar cocok untuk berlibur.
"Baiklah karna ada 3 kamar, aku akan tidur bersama Vernon-ssi, untuk Chaeyoung-ssi, Tzuyu-ssi, dan Dahyun-ssi bisa berbagi kamar, dan untuk Kim Sajang, Anda bisa menempati kamar utama." Lee Chan menjelaskan pembagian kamarnya.
"Bukankah kamar utama adalah yang paling besar ?" Tanya Mingyu.
"Ya tentu saja." Jawab Lee Chan.
"Kalau begitu biar mereka saja (sambil menunjuk ke arah Tzuyu, Chaeyoung, dan Dahyun) yang memakai kamar itu, bukankah mereka bertiga berbagi kamar ?"
"Tidak perlu, aku rasa kita bisa berbagi kamar walaupun tidak menempati kamar utama." Sela Chaeyoung.
"Chaeyoung benar, sebaiknya kau saja memakai kamar utama. Bukankah kau adalah atasannya, bagaimana mungkin kami tidur di kamar utama." Tzuyu ikut berkomentar.
"Seperti katamu, aku adalah atasannya, jadi sebaiknya kau menuruti perkataanku." Balas Mingyu
"Baiklah kalau Anda memaksa apa boleh buat. Tzuyu-ah anggap saja ini sebagai perintah." Ucap Dahyun mendukung keputusan Mingyu.
"Dahyun-ssi benar, anggap saja sebagai perintah." Timpal Mingyu.
"Sudah-sudah, kalau kita terus mempermasalahkan masalah kamar, kapan kita akan istirahat dan memulai perkerjaan kita ?" Lee Chan mencoba menengahi.
"Ya, Lee Biseo benar. Daripada terus membuang waktu seperti ini sebaiknya kita cepat membereskan barang dan istirahat sebelum melalukan survei."
"Baiklah, kami akan menempati kamar utama." Tzuyu menyerah, ia tak ingin terus berdebat dengan Mingyu hanya karena masalah kamar tidur.
"Bagus. Lee Biseo sekarang tunjukan dimana kamarku." Mingyu terlihat puas karena memenangkan "perdebatan" ini. Semua orang kini telah berada di kamar masing-masing. Tak lama kemudian Tzuyu keluar dari kamarnya tanpa sepengetahuan Chaeyoung dan Dahyun yang masih sibuk membereskan barang bawaannya. Tzuyu menuju ke area belakang rumah. Satu set meja makan panjang yang terbuat dari kayu dengan hiasan berbagai macam tanaman disetiap sudut mata memandang menjadikan suasana halaman belakang terasa begitu sejuk dan damai. Sambil menopang dagu, Tzuyu hanya duduk terdiam disalah satu kursi kayu itu. Bayangan Soo Jung dan Jaehyun kembali terlintas dibenaknya. Tanpa sadar air mata Tzuyu berkali-kali menetes hingga membahasi pipinya.
"Ternyata kau disini !?"
•••

Love Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang