Bab 12

183 16 0
                                    

Tzuyu sedang bersiap untuk berangkat ke kantor, hari ini ia bangun terlalu siang. Bahkan Chae pun sudah tidak terlihat di rumah.
Tzuyu segera menyantap sarapan yang sudah disediakan Chae sebelumnya. Tzuyu menyantap makanannya dengan tergesa-gesa karena sadar ia benar-benar terlambat. Seberesnya makan, Tzuyu lantas segera turun dari apartemennya. Tzuyu berjalan cepat saat menuruni anak tangga di depan apartemennya. Namun, seketika Tzuyu terdiam, ada sebuah pemandangan tak biasa di depan apartemennya pagi ini.
"Sajangnim...?"
Hanya itu kata yang bisa diucapkan Tzuyu dengan mata terbelalak karena tak percaya dengan penglihatannya. Tzuyu menuruni tangga tanpa memperhatikan langkahnya, karna pandangannya hanya tertuju pada satu orang, dan orang itu tak lain adalah Kim Mingyu. Pria yang akhir-akhir ini selalu membuat jantungnya berdebar, tiba-tiba pagi ini ada di depan apartemennya. Karna tak memperhatikan langkahnya, akhirnya Tzuyu tersandung dan BBRRUUKKK seketika ia terjatuh tepat di anak tangga terakhir. Ya, lebib tepatnya Tzuyu tersungkur ke jalanan. Bersamaan dengan itu Tzuyu mendengar suara teriakan yang sudah tak asing lagi baginya. Chae, tak salah lagi itu memang suara Chae.
•••

"Tzuyu-ah bangunlah ! Kau bisa terlambat. Aku mau berangkat kerja." Chae membangunkan Tzuyu sambil menepuk-nepuk pundaknya. Namun nihil Tzuyu sama sekali tak bergeming dari tidurnya. "Tzuyu-ah bangunlaaah !!" Kali ini Chae sampai harus mengguncangkan tubuhnya supaya Tzuyu bangun. Namun hasilnya sama, Tyuzu masih belum mau membuka matanya.
"CHOU TZUYUUUU !! CEPAT BANGUN !!" Kali ini Chae berteriak tepat di dekat telinga Tzuyu. Tzuyu yang mendengarnya terperanjat sampai terjatuh dari kasurnya.
"Aaah.. Chae kau ini, mengapa berteriak pagi-pagi begini ?" Tzuyu merajuk sambil memegangi badannya yang terasa sedikit sakit karena terjatuh.
"Salah sendiri kenapa susah sekali dibangunkan. Kau lihat sekarang sudah jam berapa ? Aku harus berangkat lebih pagi hari ini. Kalau ku tinggalkan kau, aku takut kau takkan bangun sampai siang nanti. "
Setelah mendengar itu, Tzuyu langsung melihat jam dinding, dan benar saja jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Melihat itu Tzuyu segera bergegas dan meninggalkan Chae. Tzuyu dengan buru-buru menyantap makanan yang sudah Chae siapakan. Setelah selesai sarapan Tzuyu dengan tergesa-gesa mengganti sandal rumah dengan heels nya, namun saat ia membuka pintu, ia terdiam sejenak, sadar  bahwa apa yang ia lihat sebelumnya memang hanya mimpi. Tak ada siapapun yang menunggunya di depan apartemen. Mengingat itu Tzuyu tiba-tiba merasa kecewa. Mimpinya kali ini benar-benar terasa nyata. Dengan wajah sedikit muram ia  segera berangkat menuju halte bis terdekat.
Di tengah perjalannya, Tzuyu bertemu dengan Jungkook.
"Kenapa dengan wajahmu ? Apakah ada masalah ?"
"Aniya, tak ada masalah apapun."
"Hmm... oh ya, aku sudah mendapat pesan dari Chae, katanya kau tak bisa jika acara perjamuannya diadakan besok."
"Ah benar. Aku sudah ada janji hari itu. Mianhae."
"Sudahlah tidak apa-apa. Kita bisa atur waktu lagi. Lagi pula kita ini tetangga jadi lebih mudah mengatur waktunya."
"Syukurlah kalau kau tidak marah. Ah, maaf aku harus cepat berangkat."
"Ya tentu, maaf juga sudah menyita waktumu. Hati-hati di jalan."
"Ne."
Setelah percakapan singkat itu Tzuyu kembali bergegas.

•••
Click !!! Pintu kamar Mingyu terbuka. Mingyu yang sedang merapihkan jasnya di depan cermin tersentak namun masih tak bergeming dari tempatnya. Ia tahu pasti siapa  yang berani masuk ke kamarnya tanpa permisi.
"Mingyu-ah kapan kau akan membawa pacarmu ? Eomma sudah tidak sabar bertemu dengan calon menantu Eomma."
Deg, mendengar pertanyaan terakhir dari Ibunya membuat perasaan Mingyu merasa bersalah.
"Calon menantu ?" Lirih Mingyu dengan tersenyum getir, suara Mingyu begitu pelan sampai Ibunya pun tak bisa mendengar.
Setelah terdiam sesaat, Mingyu akhirnya berbalik.
"Secepatnya. Besok aku akan bertemu dengannya. Aku akan berbicara padanya. Eomma harus sedikit bersabar."
"Baiklah. Tapi jangan buat Eomma mu ini menunggu terlalu lama."
"Ne."
"Kalau kau sudah siap ayo kita turun dan sarapan."
"Aniya, aku akan sarapan di luar hari ini. Ada janji."
"Ah.. geurae. Kalau begitu Eomma turun ya."
"Hmmm.." Mingyu mengakhirinya dengan anggukan dan senyuman.
Setelah Ibunya pergi Mingyu kembali mengingat kata-kata ibunya "CALON MENANTU EOMMA". Mingyu menunduk, ia benar-benar merasa bersalah karna harus berbohong pada ibunya.
"Mianhae Eomma." Hanya itu yang bisa Mingyu ucapkan dan bahkan tak didengar oleh ibunya.
•••

Selama di dalam bus Tzuyu terus memeriksa jam tangannya, gelisah karna ia sudah sangat terlambat, terlebih lagi jalan sedikit macet hari ini. Tzuyu sudah hampir sampai di tempat kerjanya. Tepat dipersimpangan terakhir menuju tempat kerjanya, ia mengenali sebuah mobil yang berada tepat disamping bus. Ia menyernyitkan dahinya dan menyipitkan matanya untuk memastikan dan melihat lebih jelas siapa pengemudi mobil tersebut. Seketika ia terkejut, ternyata memang benar itu adalah mobil bosnya, Kim Mingyu. Melihat itu Tzuyu menjadi lebih gelisah, ia tak mau kalau sampai saat Mingyu datang ia tak ada di mejanya. Apalagi ketika lampu hijau menyala, mobil Mingyu dengan kilat meninggalkan bus yang ia tumpangi, membuat perasaan Tzuyu semakin tak karuan.
Tzuyu segera memencet bel saat hampir sampai di halte bus terdekat dari kantornya. Setelah turun dari bus Tzuyu segera berlari menuju kantornya. Sesampainya di depan pintu masuk, Tzuyu berhenti sejenak untuk mengatur napasnya yang ngosngosan karena berlari tadi. Baru saja sedetik rasanya Tzuyu beristirahat, ia dibuat kaget dengan suara seorang namja yang menyapanya.
"Selamat pagi Chou Biseo."
Tzuyu segera berbalik setelah mendengar suara itu.
"Ah, annyeonghaseyo Sajangnim." Sapa Tzuyu dengan napas tersenggal-senggal. Mingyu yang mendengar itu terkekeh membuat Tzuyu tersipu malu.
"Kenapa kau berlari ? Apakah kau sedang di kejar seseorang ?"
"Aniya, hanya saja aku takut terlambat."
"Bukankah kau memang sudah terlambat ?" Kata Mingyu sambil menunjuk jam tangannya.
Sikap Mingyu itu membuat Tzuyu tambah malu.
"Ne, choesonghamnida." Jawab Tzuyu sambil menunduk.
Mingyu kembali terkekeh melihat tingkah Tzuyu.
"Ne, lain kali jangan kau ulangi lagi. Kaja, bukankah kita harus segera naik ?"
"Ne."
Tzuyu mengekor di belakang Mingyu, tentu saja itu yang harus dilakukan karena Mingyu adalah bosnya dan dia hanyalah sekretarisnya. Di tengah perjalan, Tzuyu berpapasan dengan Soo Jung dan tentunya segera menyapa karena ia adalah karyawan baru di perusahan.
"Annyeonghaseyo, Jung Bujangnim."
"Ne, annyeonghaseyo Chou Biseo. Ah.. kau tidak lupakan dengan acara hari ini ?"
"Ya tentu saja."

Di lain sisi, Mingyu yang merasakan ketidakhadiran Tzuyu di belakangnya segera berbalik dan mendapati Tzuyu sedang berbincang dengan seorang karyawan wanita. Melihat itu Mingyu dengan acuh melanjutkan perjalannya dan meninggalkan Tzuyu yang masih bercakap.

"Baguslah kalau kau tidak lupa, jangan terlambat Ok !"
"Ne. Geureom, saya duluan."
Hanya anggukan yang Soo Jung berikan sebagai balasan.
Sepeninggalnya Tzuyu, tatapan kejam pun terlihat di wajah Jung Soo Jung.

Sepeninggalnya Tzuyu, tatapan kejam pun terlihat di wajah Jung Soo Jung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kau hanya perlu menunggu sebentar lagi, bersabarlah.

Love Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang