Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa satu minggu sudah berlalu sejak perjamuan malam itu. Sampai saat ini hubungan Tzuyu dan Mingyu sangat baik, mungkin bahkan lebih dekat dari sebelumnya, namun tetap tak ada yang spesial diantara keduanya. Entah Tzuyu yang tak ingin terlalu berharap atau memang begitu adanya. Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi ini pun Tzuyu Tzuyu bergegas berangkat kerja.
"Tzuyu-ah !"
Panggil seorang pria di belakangnya.
"Annyeong Jungkook-ah."
"Sepertinya akhir-akhir ini aku jarang melihatmu. Kau pasti sedang sibuk."
"Ya, kau benar. Aku sering lembur belakangan ini. Perusahanku sedang ada project besar, jadi kami harus menyiapkan banyak hal."
"Apakah sesibuk itu ?"
"Yaaa, begitulah."
"Sesibuk apapun kau jangan lupa untuk makan dan istirahat."
"Yaa, aku tidak akan melupakan itu."
"Ah.. di cafeku ada menu sarapan baru. Maukah kau mencobanya ?"
"Sekarang ?"
"Ya tentu saja."
"Hmmm sepertinya masih ada waktu. Kaja." Jawab Tzuyu sambil melihat jam tangannya.
"Kalau begitu kau naik ke motorku."
"Baiklah."
Tzuyu akhirnya memutuskan untuk pergi ke cafe Jungkook lebih dulu sebelum ia berangkat ke kantor. Ia merasa tak enak menolak ajakan Jungkook, lagipula masih ada waktu sebelum jam kerja.
•••Sesampainya di cafe, Jungkook segera menyiapkan menu baru itu untuk Tzuyu. Selang 10 menit, Jungkook menghampiri Tzuyu yang sedari tadi menunggu di salah satu kursi customer dengan membawa baki ditangannya.
"Cha... makanlah."
Jungkook lantas menyimpan sebuah piring dan sebuah gelas di meja itu.
"Ne, jalmukesemnida."
Tzuyu segera menyantap makanan yang ada di depannya.
"Ini sangat enak."
"Kau bisa mendapatkannya setiap pagi jika ingin."
"Benarkah ?"
"Tentu saja. Sudah kukatakan, kau bisa datang ke cafe ini kapanpun kau mau."
"Gomawo Jungkook-ah. Benar-benar beruntung punya tetangga sepertimu."
Mendengar ucapan Tzuyu, Jungkook hanya bisa tersenyum getir, seakan ia tak terima jika hanya dianggap sebagai "tetangga yang baik".
"Terimakasih atas makanannya. Aku harus segera berangkat, aku tak ingin terlambat."
"Oke, hati-hati di jalan."
"Hmmm."
Setelah berpamitan kepada Jungkook, Tzuyu pun pergi dari cafe itu menuju tempat kerjanya.
"Mungkin saat ini kau masih menganggapku hanya sebagai tetangga yang baik, namun perlahan aku akan mengubah pandangan itu."
Kalimat terakhir yang Jungkook katakan sambil menatap kepergian Tzuyu.
•••Tzuyu sampai di tempat kerjanya tepat waktu. Tak menunggu lama sejak ia tiba di ruangannya, Mingyu pun datang.
"Selamat pagi Sajangnim."
Seperti biasa Tzuyu menyapa atasannya itu.
"Ne, ah Chou Biseo apakah berkas yang ku minta kemarin sudah kau selesaikan ?"
"Ya, aku sudah menyelesaikannya."
"Baguslah, kau bisa membawakannya ke ruanganku."
"Ne."
Tak butuh waktu lama Tzuyu segera menyiapkan berkas yang Mingyu maksud, lantas segera mengantarkannya ke ruangan Mingyu.
"Ini berkas yang Anda minta."
Ucap Tzuyu sambil menaruh setumpuk dokumen di meja Mingyu.
"Ne, gomawo."
"Jika tak ada yang Anda butuhkan lagi, aku permisi."
"Tunggu !"
Baru saja membalikkan badan hendak kembali ke meja kerjanya, Tzuyu segera menghentikan gerakannya.
"Wae ? Apakah ada hal lain yang Anda butuhkan ?"
"Aniya, aku hanya ingin bertanya padamu."
"Ne ?"
"Aku dengar belakangan ini kau selalu lembur, apakah itu benar ?"
"Ah... masalah itu. Ya, itu benar. Waeyo ? Apakah ada yang salah ?"
"Ani, hanya saja, sebaiknya kau jangan terlalu sering bekerja lembur."
"Aku melakukannya karena ada banyak hal yang harus dikerjakan untuk mempersiapkan projek baru itu."
"Kau tidak perlu bekerja seperti itu. Selain itu, mengapa kau tak pernah bilang padaku kalau kau kerja lembur ?"
"Aku kira itu tidak terlalu penting, lagi pula Anda juga sibuk."
"Tidak penting ? Kau adalah sekretaris pribadiku. Kalau terjadi sesuatu padamu di tengah jalan saat kau pulang bagaimana ? Dan aku bahkan tak tahu kalau kau bekerja sampai malam. Lalu aku harus berbuat apa ?"
"Mianhaeyo, Sajangnim. Lagi pula aku kerja lembur bersama dengan beberapa karyawan lain, jadi Anda tidak perlu khawatir."
"Pokoknya lain kali jika kau akan kerja lembur kau harus memberitahuku lebih dulu. Kau tidak boleh bekerja lembur tanpa izin dariku."
"Ne, aku mengerti."
"Kalau kau sudah mengerti kau boleh kembali ke mejamu."
"Ne."
Tzuyu pun menuruti perkataan Mingyu dan kembali ke mejanya.
"Apakah dia sedang khawatir padaku ? Mungkin saja dia memang khawatir padaku, tapi hanya khawatir sebagai bawahannya saja. Kau jangan terlalu senang dulu Chou Tzuyu." Batin Tzuyu sembari berjalan menuju mejanya.
•••Masih satu jam menuju makan siang, namun beberapa pegawai sudah berhamburan keluar dari ruangannya. Usut punya usut ternyata siang ini ada seorang "tamu" yang datang ke perusahaan. Tamu itu adalah si yang punya perusahan yang tak lain adalah ibu dari Mingyu.
Beberapa pegawai sudah berjejer di depan pintu masuk setelah tau kedatangan dari Nyonya Kim.
Setelah Nyonya Kim memasuki kantor, semua pegawai disana serempak memberikan salam.
"Anyeonghasimika Samunim !"
"Sudahlah kalian tidak perlu seperti ini, lebih baik kalian kembali bekerja."
"Ne !"
"Imo, ada urusan apa sampai datang ke perusahan ?"
"Ah,, Soo Jung-ah. Tidak ada apa-apa, hanya sedang ingin mengunjungi perusahan saja."
"Apakah kau ingin pergi ke ruangan Kim Sajang ?"
"Ya, tentu saja."
"Biar aku antar."
"Tidak perlu repot, aku bisa pergi sendiri."
"Sama sekali tidak merepotkan. Lagi pula aku sudah menyelesaikan pekerjaanku."
"Baiklah jika kau memaksa."
•••Mingyu yang baru saja menerima telepon segera beranjak dari kursinya. Ya, telepon itu berasal dari resepsionis yang mengatakan bahwa Ibunya baru saja tiba di perusahaan. Mingyu segera menemui Tzuyu dan mengatakan apa yang sedang terjadi.
"Apa ? Samunim ? Lalu apa yang harus aku lakukan ?"
"Oke, sebaiknya kita tenang dan bersikap seperti biasa saja. Eomma sudah berjanji tidak akan membicarakan hubungan kita di kantor."
"Baiklah."
Belum selesai mereka berdiskusi, pintu ruangan sudah terbuka. Dan benar saja Ibu dari Mingyu adalah orang yang ada dibalik pintu itu.
"Eomma, mengapa kau tidak bilang jika kau akan datang kesini ?"
"Mingyu-ah Eomma hanya merasa bosan di rumah."
"Kalau begitu lebih baik Eomma pergi ke departemen store saja."
"Ya, tujuan awal Eomma memang itu, datang kesini hanyalah kunjungan saja, bukankah Eomma sudah lama tidak kesini ?"
"Ya, terserah Eomma saja."
"Imo, apakah mau ku temani pergi ke departemen store ?"
"Tidak usah, kau bisa kembali bekerja. Ah, Mingyu-ah Eomma dengar kau punya sekretaris pribadi baru, tidak ingin mengenalkannya ?"
"Benar. Eomma ini adalah Chou Biseo, sekretaris pribadiku yang baru."
"Anyeonghaseyo Samunim."
"Ne, Anyeonghaseyo."
"Chou Biseo, kalau begitu lebih baik kau temani Eommaku pergi ke departemen store."
Soo Jung yang mendengarkan permintaan Mingyu terlihat sangat tidak suka.
"Baiklah jika Samunin tidak keberatan."
"Tentu saja, justru aku sangat senang bisa ditemani olehmu."
"Oke, semuanya sudah selesai. Kalian bisa berangkat sekarang."
"Kalau begitu Eomma dan Chou Biseo pamit yaa."
"Hmm, semoga kalian punya waktu yang menyenangkan."
Tzuyu dan Nyonya Kim pergi, Mingyu pun kembali ke ruangannya, sementara Soo Jung yang ditinggal pergi oleh semua orang memasang raut wajah murka.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You
RomanceTerkadang untuk mencintai seseorang itu butuh pengorbanan yang besar. Dan terkadang pengobanan itu menyebabkan luka yang sama dalammya dengan cinta yang kita berikan. Namun, percayalah setiap usaha akan ada hasilnya. Dan jika dia memang ditakdirkan...