Bab 41

70 6 0
                                    

Setelah kembali dari Jeju, hubungan Tzuyu dan Mingyu mengalami perkembangan yang baik. Keduanya kini sering menghabiskan waktu bersama. Kadang-kadang Mingyu juga tak malu lagi untuk menunjukkan perhatian lebih kepada Tzuyu selama di kantor. Seperti pasangan lain pada umumnya, akhir pekan adalah saatnya mereka untuk menghabiskan waktu berdua. Namun akhir pekan kali ini Tzuyu berencana mengajak Mingyu untuk membawa Guji jalan-jalan di taman sekitar apartemennya karna Mingyu harus pergi ke Jepang sore ini. Ya, Tzuyu telah membawa anjing milik Jaehyun dan memeliharanya dengan penuh kasih sayang. Keduanya memutuskan untuk bertemu langsung di taman. Sekitar pukul 08.00 Tzuyu sudah siap dan bergegas pergi ke taman bersama Guji.

"Masih pagi begini kau mau mengajak Guji pergi kemana ?" Suara Jungkook berhasil menghentikan langkah Tzuyu.
"Jungkook-ah. Kau akan pergi ke cafe ?"
"Hm. Noneun ?Guji-ah annyeong !"
Yang disapa hanya diam saja.
"Aku hanya ingin mengajak Guji jalan-jalan di taman."
"Ah.. begitu."
"Hm."
"Tapi sepertinya Guji tidak terlalu menyukaiku."
"Benarkah ? Mungkin karna kau jarang bertemu dengannya saja."
"Ya sepertinya itu adalah alasan yang kuat." Jawab Jungkook yang membuat keduanya kini tertawa. Karna asik mengobrol dengan Jungkook, Tzuyu tak bisa mengontrol Guji yang tiba-tiba berlari hingga tali pengikatnya lepas dari tangan Tzuyu.
"Guji-ah !" Pekik Tzuyu panik.
Namun tak lama kemudian raut wajah Tzuyu melunak setelah melihat siapa orang yang ingin dihampiri Guji.
"Sepertinya Guji benar-benar merindukanmu. Dia sampai berlari setelah mengenalimu."
"Benarkah ? Uri Guji, appa bogosipo ?" Ucap Mingyu sambil mengelus kepala Guji.
Mingyu sedikit tersentak saat melihat orang di samping Tzuyu.
Melihat ekspresi Mingyu, Tzuyu segera memperkenalkan Jungkook.
"Ah, Mingyu-ssi ini tetanggaku Jeon Jungkook. Jungkook-ah dia bosku Kim Mingyu.
"Oraenmanieyo Jungkook-ah."
"Oh Mingyu-ah, kabarmu baik ?"
"Hm. Noeneun ?"
"Aku juga baik."
"Kalian saling mengenal ?" Sahut Tzuyu.
"Oh." Jawab Mingyu singkat.
"Bagus ! Kalau begitu kapan-kapan kita bisa makan bersama di cafe milik Jungkook. Kau taukan kalau Jungkook ini punya cafe di dekat sini ?"
"Oh, aku pernah mendengarnya dari Jungkook." Jawab Mingyu.
"Jungkook-ah kau tidak keberatankan dengan rencanaku ini ?"
"Tentu saja." Balas Jungkook.
"Ah... sepertinya aku harus segera pergi, ada banyak hal yang harus kusiapkan di cafe." Lanjut Jungkook berusaha menghindar dari percakapan yang lebih jauh bersama Mingyu.
"Baiklah, aku akan menghubungimu lagi untuk waktunya." Ucap Tzuyu.
"Oh. Na kanda." Balas Jungkook.
"Sejak kapan kau mengenalnya ?"
"Maksudmu Jungkook ? Aku pikir itu sejak dia jadi tetanggaku. Belum terlalu lama. Waeyo ?"
"Aniya, kaja. Sepertinya Guji sudah tidak sabar untuk pergi, angeuraeyo Guji-ah ?"
•••

" Tolong 1 ice americano dan 1 mufin strowbery."
"Ne." Jawab Jungkook tanpa melihat ke arah pelanggan itu.
"Ada apa dengan wajahmu ? Apakah kau selalu terlihat serius seperti ini ?" Ucapan Tzuyu membuat Jungkook berpaling.
"Oh, kenapa kau disini ? Bukankah kau sedang..." Jungkook berusaha tak menyelesaian perkataanya.
"Bukankah sudah kukatakan sebelumnya, hari ini Kim Sajang harus pergi ke Tokyo jadi kami hanya berjalan-jalan sebentar." Tzuyu pun menyela.
"Ah... begitu rupanya." Balas Jungkook.
"Kalau begitu kau tunggu saja di meja, aku akan segera membawa pesananmu." Lanjut Jungkook.
"Neeee." Jawab Tzuyu sambil melemparkan senyumnya.
Tak butuh waktu lama, Jungkook menghampiri meja Tzuyu sambil membawa nampan yang berisi pesanan Tzuyu. Setelah sampai Jungkook segera menatanya di atas meja.
"Gamsahamnida." Ucap Tzuyu lalu menyantap makanannya.
"Aku tak tahu apakah pantas menanyakan ini padamu atau tidak. Tapi aku sangat ingin menanyakannya." Pernyataan Jungkook ini membuat Tzuyu sedikit bingung.
"Apa maksudmu ?" Jawab Tzuyu.
Dengan sedikit ragu, Jungkook pun memberanikan diri bertanya pada Tzuyu.
"Sebelumnya kau mengenalkan Kim Mingyu sebegai bosmu. Apakah kau yakin hanya sebatas itu hubungan yang kalian miliki ? Bukankah kalian terlalu sering menghabiskan waktu bersama untuk hubungan seperti itu ?"
Tzuyu terdiam sejenak.
"Entahlah. Kenapa kau begitu penasaran ?" Jawab Tzuyu.
"Oh ?" Mendengar jawaban Tzuyu membuat Jungkook bingung untuk membuat alasan. Sebuah penyesalan pun terbesit dibenaknya.
"Jika hubungan kalian memang sebatas rekan kerja, itu artinya dia tak akan marah jika aku mengajakmu pergi. Ya, aku ingin kau menemaniku pergi ke suatu tempat sabtu depan. Apakah kau mau ?" Akhirnya Jungkook bisa menemukan alasan yang menurutnya paling masuk akal.
"Oh... memang kau akan mengajakku kemana ?"
"Aku diundang untuk datang ke acara temanku. Dan aku rasa akan membosankan kalau pergi sendiri." Jawab Jungkook.
"Aku akan menghubungimu lagi untuk detailnya. Bagaimana ?" Lanjut Jungkook.
"Baiklah." Jawab Tzuyu singkat.
"Ngomong-ngomong aku juga penasaran dengan satu hal. Kenapa kau tak pernah bilang kalau kau mengenal Kim Sajang. Bukankah kau sudah beberapa kali melihatnya ?"
"Oh itu, hubungan kami bukan hubungan yang bisa dikenalkan pada orang lain." Jawab Jungkook.
"Ah... apakah itu karena pertengkaran ? Kalian berteman lalu berselisih ? Hubungan seperti itu ?" Tzuyu mencoba memperjelas jawaban Jungkook.
"Hei, kau tidak seharusnya berkata seperti itu." Balas Jungkook pura-pura kesal.
"Araso, maaf kalau aku salah." Ucap Tzuyu sambil tersenyum.
Percakapan pun berakhir lalu Tzuyu berpamitan pulang pada Jungkook.
•••

Tokyo,

Hari pertama Mingyu dan Lee Chan di Tokyo digunakan untuk beristirahat. Kegiatan padat yang berhubungan dengan bisnis akan mereka kerjakan esok hari.
"Chan-ah, aku akan pergi sebentar." Ucap Mingyu.
"Kau akan pergi kemana ?" Jawab Lee Chan.
"Aku hanya ingin berjalan-jalan saja, kau bisa istirahat di kamar jika kau lelah." Balas Mingyu.
"Baiklah, aku akan istirahat saja disini." Jawab Lee Chan.
Mingyu berjalan dengan gontai menyusuri taman yang ada di hotel tempatnya dan Lee Chan menginap. Bayangan wajah Tzuyu beberapa kali terbesit di benaknya, termasuk kejadian tadi pagi.

Flashback

"Apakah kalian harus berangkat secepat ini ? Bukankah pertemuannya besok ?" Tzuyu membuka percakapan.
"Hm.. Lee Biseo mengeluh terlalu lelah jika kami mengambil penerbangan malam." Jawab Mingyu.
"Ah... Jam berapa kalian akan terbang ?"
"Jam 1 siang."
"Kira-kira berapa lama kalian disana ?"
"Sepertinya tidak akan lama. Jika semua berjalan lancar, aku rasa 3 hari cukup."
"Ah...." Kali ini hanya itu yang terucap dari mulut Tzuyu.
"Waeyo ? Kau takut tidak bisa menahan rindumu ?" Mingyu mencoba menggoda Tzuyu.
"Aniyo." Tzuyu berusaha kabur karna malu namun berhasil ditahan oleh Mingyu.
"Tzuyu-ssi."
"Ne ?"
"Aku ingin kau menungguku di Namsan Tower saat aku pulang dari Tokyo. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu." Nada bicara Mingyu kini berubah menjadi lebih serius.
"Kenapa Namsan Tower ?"
"Bisakah kau hanya melakukan apa yang kuminta ?"
"Arasoyo, aku akan menunggumu disana." Jawaban Tzuyu tentu disambut dengan senyuman dari keduannya.

Flashback kkeut

Senyuman itu kembali muncul di wajah Mingyu. Ia tak sabar untuk membereskan urusannya disini dan kembali ke Seoul. Tiba-tiba langkahnya terhenti setelah mendengan seseorang memanggil namanya.
"Kim Mingyu ?" Suaranya terdengar sedikit ragu karna dia hanya melihat punggung Mingyu.
Orang yang dipanggil pun berbalik. Mingyu seakan waktunya berhenti, ia hanya terpaku melihat seorang kenalan yang sudah lama tak pernah ia jumpai. Sikap yang Mingyu tunjukkan berbanding terbalik dengan orang itu. Ya, orang itu justru segera menghambur memeluknya setelah memastikan orang itu adalah dirinya.
"Aku tahu itu pasti kau. Hanya dengan melihat punggungmu aku sudah bisa mengenalimu. Mingyu-ah, neomu bogosipo."
Mingyu hanya diam membiarkan gadis itu memeluknya.
"Jung Chaeyeon, kenapa harus sekarang ?" Ucap Mingyu dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang