Tak butuh waktu lama untuk Nyonya Kim dan Tzuyu sampai di departemen store miliki K Group. Sama halnya dengan yang terjadi di kantor, kali ini pun Nyonya Kim disambut oleh banyak pegawainya. Setibanya di dalam bangunan itu, Nyonya Kim segera memasuki ruangan khusus untuk member VVIP, tentu saja diikuti oleh Tzuyu di belakangnya. Akhirnya setelah berjalan beberapa saat, mereka pun tiba di ruangan tersebut.
"Kau boleh lebih santai sekarang. Kita bisa akhiri sandiwara ini."
"Ne ?" Mendengar kata "sandiwara" membuat Tzuyu kaget setengah mati. Berbagai macam hal kini berkecambuk dalam pikirannya.
"Bukankah sejak di kantor tadi kita sedang bersandiwara ? Seperti tak ada apapun yang terjadi diantara kita. Bukankah acting Eomma ini sangat baik ?"
Mendengar penjelasan dari Nyonya Kim membuat Tzuyu bernapas lega.
"Oh.. yaaa itu benar."
"Tzuyu-ah kau tidak perlu khawatir, Eomma akan menunggu sampai kalian siap untuk mempublikasikan hubungan kalian."
"Ne, gomawoyo Eommonim."
"Baiklah, sebaiknya sekarang kita bersenang-senang. Kau boleh pilih apapun yang kau suka. Eomma ingin memberikan hadiah untuk calon menantu Eomma ini."
"Tidak perlu, aku tidak membutuhkan apupun. Lagi pula aku dan Mingyu-ssi juga baru saling mengenal, mana mungkin aku bisa menerimanya."
"Tzuyu-ah, kau akan membuatku sedih kalau tak mau menerimanya."
Akhirnya dengan berat hati Tzuyu menerima permintaan Nyonya Kim. Setelah Nyonya Kim berbisik kepada seorang kepala pelayan, dalam sekejap mata beberapa pelayan datang membawakan barang-barang mewah dan terbaru yang ada disana, mulai dari tas, sepatu, baju, dompet, bahkan sampai perhiasan.
Raut wajah Tzuyu saat ini sangat mewakili perasaanya yang terkejut sekaligus takjub.
"Tzuyu-ah pilihlah, aku tak tahu apa yang kau sukai jadi aku meminta mereka merekomendasikan barang-barang bagus disini."
"Bukankah ini terlalu berlebihan ? Aku akan menerima apapun yang Anda berikan."
"Aniya, harus sesuai dengan selaramu. Ayo cepat pilihlah."
Singkat cerita, setelah menghabiskan beberapa waktu Nyonya Kim dan Tzuyu mengakhiri acara belanjanya dengan "beberapa" barang di tangan Tzuyu. Ya, Nyonya Kim membeli hampir semua barang yang dibawa para pelayan tadi. Pada akhirnya bukan hanya selera Tzuyu yang dilibatkan dalam pemilihan barangnya tapi juga permintaan dari Nyonya Kim. Dan tentu saja hanya satu yang bisa Tzuyu lakukan yaitu menerimanya, walaupun dalam hatinya Tzuyu sangat enggan.
Tak berhenti disitu, setelah berbelanja, Nyonya Kim selanjutnya mengajak Tzuyu makan malam bersama.
Kini keduanya telah sampai dan duduk di salah satu meja disebuah restoran mewah.
Setelah menunggu beberapa saat, berbagai macam makanan kini tersaji di depan keduanya.
"Ayo makanlah."
"Ne."
"Tzuyu-ah apa kau tau, hari ini akan menjadi salah satu hari bahagia untukku. Berbelanja dan makan malam dengan menantuku, itu adalah impian yang sudah lama aku dambakan."
"Benarkah ? Aku juga senang bisa melakukannya dengan calon ibu mertuaku nanti." Ucap Tzuyu sambil tersenyum dengan getir.
"Tzuyu-ah aku sangat berharap padamu. Aku mohon jangan pernah tinggalkan Mingyu apapun yang terjadi. Kau harus selalu bersamanya.
"Ne, aku akan mencobanya."
Maukah kau berjanji padaku ?"
"Tapi..... Apakah ini tidak terlalu cepat ? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya."
"Asalkan kau mau berjanji padaku, akan kupastikan rencana ini akan terjadi."
"Ne, gomawoyo, untuk semua kepercayaan dan kasih sayang yang Eomma berikan padaku aku benar-benar bersyukur, padahal kita baru saja bertemu."
"Aniya, aku yang merasa sangat bersyukur karna mendapatkan calon menantu sepertimu."
"Aku takut akan mengecewakan Eomma."
"Aku percaya padamu, kau tidak mungkin mengecewakanku. Aku bisa melihay dan merasakan ketulusan hatimu."
"Gomawoyo."
Tak terasa makan malam pun telah usai. Nyonya Kim tentu dengan sigap mengantarkan Tzuyu ke apartemennya.
"Terimakasih sudah mengantarku pulang."
"Itu sudah seharusnya. Kedepannya aku harap kita bisa sering-sering menghabiskan waktu bersama."
"Ne."
"Kalau begitu Eomma pergi sekarang, kau juga sebaiknya cepat istitahat."
"Ne, hati-hati dijalan."
Lambaian tangan Tzuyu mengakhiri perjalanan hari ini. Sesampainya di dalam, Tzuyu segera memeriksa keberadaan Chaeyoung, namun nihil tak ada siapapun di rumah. Tzuyu pun bergegas menuju ke kamarnya dengan tangan yang penuh dengan barang belanjaan. Setibanya di kamar Tzuyu segera meletakkan barang yang ia bawa di salah satu sisi kamarnya kemudian menuju ke kasurnya. Ditatapnya kumpulan barang itu dengan wajah sendu.
"Mianhaeyo, jongmal mianhaeyo Eommonim." Ucap Tzuyu berkali-kali dengan suara lirih.
Tzuyu terhentak ketika ponselnya berdering.Pesan masuk : Chae
"Tzuyu-ah aku malam ini tidak pulang, ada pekerjaan yang harus diselesaikan bersama, jadi aku menginap di rumah rekan kerjaku. Kau tidak pelu khawatir, dia seorang yeoja."Balas :
"Ne. Semoga kau bisa cepat menyelesaikan pekerjaanmu. Hwaiting !!!"Ponsel Tzuyu kembali berdering namun kali ini pesan yang terima berasal dari pengirim yang berbeda.
Pesan masuk : Kim Sajang
"Bagaimana perjalanannya ? Apakah menyenangkan ?"
Balas :
"Bisakah kita hentikan perjanjian ini ?"Pesan masuk : Kim Sajang
"Wae ? Apakah terjadi sesuatu ?"Balas :
"Aniya, kami sangat menikmati waktu kami, dan karna itu aku merasa bersalah padanya. Dia begitu baik padaku."Pesan masuk : Kim Sajang
"Kau tidak perlu khawatir, selama Eomma tidak tahu tentang perjanjian ini, tak akan ada masalah yang terjadi. Kau hanya perlu bersikap normal saja, anggap semuanya seperti sungguhan.""Anggap seperti sungguhan ? Mungkin itu mudah untukmu, tapi bagiku itu adalah sebuah ketakutan, menganggapnya seperti sungguhan adalah hal yang paling aku hindari." Batin Tzuyu.
Balas :
"Ne. Aku juga menerima banyak barang darinya."Pesan masuk : Kim Sajang
"Kau simpan saja, Eomma pasti sangat menyukaimu. Bukankah itu hal yanh bagus ?"Balas :
"Baiklah."Pesan masuk : Kim Sajang
"Kalau begitu, tidurlah. Seharian menemani Eomma pasti melelahkan."Balas :
"Ne."Setelah berbalas pesan dengan Mingyu, Tzuyu membaringkan tubuhnya. Lagi, Tzuyu melihat barang-barang yang Nyonya Kim berikan padanya dengan tatapan kosong. Tanpa disadari pelupuk matanya kini sudah dipenuhi air mata yang sedari tadi ia tahan. Perlahan namun pasti, buliran bening itu menetes dipipinya.
"Semudah itu kau mengatakan hanya perlu menggapnya seperti sungguhan. Apakah karna tidak ada sedikit pun rasa suka padaku, hingga ini begitu tak berimbas padamu ? Kim Mingyu pernahkah sekali saja hatimu bergetar karenaku ?"
Hanya isakan tangis dari Tzuyu yang terdengar ditengah kesunyian yang menyelimuti malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You
RomanceTerkadang untuk mencintai seseorang itu butuh pengorbanan yang besar. Dan terkadang pengobanan itu menyebabkan luka yang sama dalammya dengan cinta yang kita berikan. Namun, percayalah setiap usaha akan ada hasilnya. Dan jika dia memang ditakdirkan...