Bab 18

189 16 1
                                    

Malam ini adalah saat yang telah lama Tzuyu dambakan. Ya, dikenalkan dengan sang calon mertua pastinya adalah impian semua gadis. Namun tentu saja bukan dalam situasi seperti sekarang yang hanya sebuah kebohongan.
•••

Setelah hubungannya dengan Mingyu membaik, Tzuyu merasa lebih tenang dalam menghadapi situasi malam ini. Kini Tzuyu dan Mingyu sedang dalam perjalanan menuju rumah Mingyu, apalagi kalo bukan untuk memenuhi janji Mingyu pada ibunya. Selama perjalanan keduanya tak banyak berbincang, mungkin mereka sedang sibuk dengan pikiran masing-masing tentang apa yang akan mereka lakukan nanti. Mobil yang mereka kendarai telah memasuki sebuah masion yang sangat mewah. Sesaat setelah mobil itu berhenti, dua orang pelayan segera membukan pintu mobil. Selain kedua orang pelayan tadi, masih ada sekitar 10 pelayan lagi yang menyambut kehadiran mereka. Melihat pemandangan di depannya membuat Tzuyu menjadi sedikit gugup. Walaupun hanya sedikit tapi Mingyu bisa melihatnya.
"Kau tidak perlu gugup, ibuku memang suka berlebihan. Tapi kau tidak perlu khawatir ibuku adalah orang yang baik, bersikaplah seperti biasa." Ucap Mingyu sambil tersenyum dan setengah berbisik.
"Ne."
"Kaja." Ajak Mingyu sambil menarik tangan Tzuyu, lantas membuat Tzuyu sedikit terkejut dengan sikapnya itu. Keduanya memasuki rumah diikuti oleh semua pelayan yang menyambut mereka tadi. Seorang pelayan menunjukkan arah kepada Mingyu dan Tzuyu.
"Silahkan, Nyonya sudah menunggu Anda sejak tadi."
Benar saja ibu Mingyu segera menyambut keduanya setelah Mingyu dan Tzuyu tiba di ruang makan, mungkin lebih tepatnya menyambut Tzuyu.
"Lihatlah betapa cantiknya calon menantu keluarga Kim. Selamat datang di rumah kami." Ucap Ibu Mingyu seraya menggandeng Tzuyu menuju kursi. Hal tersebut tentu saja membuat Tzuyu sedikit tak enak hati.
"Ah.... ne. Anda juga terlihat begitu cantik. Jawab Tzuyu ramah.
"Eomma,,, bukankah sikapmu berlebihan ? Aku bahkan belum mengenalkannya padamu."
"Ah.. kau benar. Siapa namamu ?"
"Nama saya Tzuyu, Chou Tzuyu."
"Nama yang cantik, persis seperti orangnya."
"Gamsahamnida. Anda terlalu memujiku."
"Aniya, itu adalah kebenarannya. Kau benar-benar cantik. Mingyu-ah lebih baik kau cepat duduk, mari kita mulai makan malamnya"
Mingyu hanya bisa menuruti ucapan sang ibu dan segera menempati kursi kosong tepat di sebrang kursi yang Tzuyu tempati.
"Semoga kau menyukai makanannya.
"Ne."
"Baiklah, sekarang aku akan mengenalkan Tzuyu-ssi secara benar pada eomma. Tzuyu-ssi adalah seorang putri tunggal, saat ini kedua orang tuanya sudah meninggal, namun dia masih punya seorang nenek.
"Jadi orang tuamu sudah meninggal ?"
"Benar, mereka meninggal karena kecelakaan."
"Kau tidak perlu sedih, kau bisa menganggapku sebagai ibumu."
"Ne."
"Sekarang kau tinggal dengan siapa ?"
"Aku tinggal dengan temanku."
"Ah.... untunglah kau tidak tinggal sendirian."
"Tzuyu-ssi ini merupakan lulusan terbaik, dan dia adalah sekretaris baruku di kantor."
"Oh.. jadi ini cinta lokasi ? Seorang bos dan sekretarisnya, bukankah itu romantis ?."
"Eomma..."
"Arasooo.. Ah... Tzuyu-ah kau bisa berbicara santai denganku. Hmmm... kau bisa memanggilku Eommoni, cobalah.
"Ne ?"
"Panggil saja aku Eommoni."
"Apakah itu boleh ?" Tanya Tzuyu sambil melirik ke arah Mingyu. Setelah Mingyu memberikan anggukan kecil Tzuyu pun mengikuti keinginan ibu Mingyu.
"Baiklah, Eommoni."
"Benar, seperti itu. Betapa bahagianya hari ini. Walaupun ini baru pertama kali aku bertemu denganmu, nampaknya aku tahu mengapa Mingyu bisa begitu menyukaimu."
"Eomma, gemanhae."
"Kau tidak perlu malu. Memang benar bukan kau begitu menyukainya. Tzuyu-ah apakah kau ingat saat kencan kalian terakhir kali ?"
"Ne."
"Saat pulang ke rumah dia tak bisa menyembunyikan kebahagiannya karena kencan itu."
"Benarkah ?" Perkataan ibu Mingyu membuat Tzuyu tersenyum.
"Eomma, apakah kau akan terus bersikap seperti ini ?"
"Kenapa sekarang kau begitu pemalu Mingyu-ah ? Kau tidak perlu malu untuk menunjukkan rasa cinta pada pacarmu. Bukankah begitu Tzuyu-ah ?"
"Ne. Rasa cinta dan sayang itu memang seharusnya ditunjukkan agar mereka yang kita cintai dan sayangi dapat mengetahuinya."
Percakapan antara ketiganya terus berlanjut hingga acara minum teh. Ibu Mingyu terlihat sangat menyukai Tzuyu.
"Tzuyu-ah, aku benar-benar berharap kau akan menjadi menantuku. Jika harapanku itu bisa terwujud pasti akan sangat menyenangkan."
"Eomma, aku sudah memintamu untuk tidak membebaninya, sikap yang eomma tunjukan seperti ini pasti akan membebani Tzuyu-ssi. Aku dan Tzuyu-ssi baru saja bertemu, perjalan kita masih panjang."
"Araso, mianhe Tzuyu-ah kalau permintaanku ini membuatmu tak nyaman."
"Aniya, gwaencanhayo."
"Kau tidak perlu terlalu memikirkan ucapan Eomma barusan."
"Benar, kalian bisa melakukannya secara perlahan."
"Ne."
"Satu lagi, di kantor tak ada seorangpun yang mengetahui hubungan kami untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, jadi kami merahasiakannya. Aku harap ibu juga merahasiakan masalah ini."
"Baiklah. Tapi cepat atau lambat kalian harus mengumumkan hubungan kalian."
"Ne. Tzuyu-ssi ini sudah larut, sekarang aku akan mengantarkanmu."
Tzuyu dan Mingyu beranjak dari sofa diikuti oleh ibu Mingyu. Sesampainya di pintu depan, meraka berhenti sejenak untuk berpamitan.
"Tzuyu-ah kau bisa datang kesini kapanpun  kau mau. Pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu."
"Ne, gamsahamnida.  Kalau begitu aku pulang dulu."
"Ne, hati-hati. Mingyu-ah kau harus mengantarkannya dengan selamat."
"Ne."
Mobil yang Tzuyu dan Mingyu tumpangi sudah meninggalkan halaman masion itu menandakan tugas Tzuyu malam ini sudah berakhir. Namun, rasa bersalah kini terbesit dibenaknya.
Sikap yang ditunjukkan oleh ibu Mingyu mengusik ketenangan yang sedari tadi ia jaga. Tzuyu tak tega untuk berbohong seperti ini. Namun kini nasi sudah menjadi bubur. Ia tak bisa menarik lagi waktu yang sudah berlalu. Kini ia hanya bisa mengikuti aliran air. Benar, hubungannya dengan Mingyu adalah kebohongan, namun semua sikap yang ia tunjukkan hari ini adalah tulus dari hatinya. Setidaknya kenyataan itu membuat perasaan Tzuyu lebih baik.

Love Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang