Mingyu dan Tzuyu tiba di penginapan. Tzuyu turun lebih dulu dengan membawa beberapa kantong belanjaan. Setibanya di ruang tengah, Tzuyu disambut dengan tatapan dingin oleh keempat orang yang sedari tadi sedang menunggunya. Mereka sengaja pura-pura marah untuk menjahili Tzuyu.
"Akhirnya kau datang juga. Kau tahu berapa lama kami harus menunggu ? Apakah toserbanya sejauh itu ?" Ucap Dahyun sinis.
"Mianhaeyo, tadi sebenarnya aku dan Kim Sajang..." Ucapan Tzuyu sedikit terbata-bata karena ia merasa tak enak dengan teman-temannya itu.
"Tadi Aku dan Chou Biseo berhenti sejenak di pantai. Apakah ada yang keberatan ?" Sahut Mingyu yang muncul dari balik tubuh Tzuyu dengan membawa sisa kantong belanjaan.
"Oh... jadi kalian pergi ke pantai berdua ? Tanpa kami ? Kalian benar-benar....(Lee Chan berhenti sejenak sebelum melanjutkan perkataannya).... sooo sweettt." Ucapan Lee Chan berhasil membuat Tzuyu tersipu malu dan tak lupa tentu saja membuat yang lain tertawa.
"Sudahlah kita harus bergegas aku sudah mulai lapar. Sini, biar aku bantu kau membawa barang belanjaannya." Ucap Chaeyoung sambil mengambil beberapa kantong yang berada di tangan Tzuyu. Sikap Chaeyoung diikuti oleh teman lainnya yang juga membantu Mingyu untuk membawa belanjaannya. Kini semua orang sudah berkumpul di dapur.
"Tzuyu-ah sebaiknya kau mandi dulu." Ucap Chaeyoung.
"Hm, kau benar, badanku memang sudah sangat lengket." Jawab Tzuyu.
"Sepertinya aku juga harus mandi dulu." Timpal Mingyu.
"Ya, tentu saja." Sahut Lee Chan.
"Kalau begitu aku pergi mandi dulu." Ucap Tzuyu.
Tzuyu dan Mingyu pergi ke kamar masing-masing untuk membersihkan tubuhnya. Tak lama kemudian keduanya sudah kembali bergabung dengan rekan lainnya di halaman belakang.
"Apakah kalian tidak penasaran dengan masakan Kim Sajangnim ? Kalian pasti tidak akan menduganya kalau Kim Sajang kita ini pintar memasak." Ucap Lee Chan.
"Benarkah ? Wah.. kapan lagi kita bisa merasakan makanan yag dibuat oleh seorang Sajangnim. Maukah Anda memasak untuk kami Kim Sajangnim ?" Pinta Dahyun dengan senyum yang melengkung sempurna.
"Aku juga penasaran seenak apa masakanmu ?" Timpal Tzuyu yang juga diikuti dengan senyuman.
"Kim Sajang ! Kim Sajang ! Kim Sajang ! Kim Sajang !" Kini semua orang meneriakan nama Mingyu.
"Baiklah baiklah aku akan membuat beberapa makanan untuk malam ini."
Mereka berencana untuk membuat beberapa menu seperti burger, daging panggang, sup daging pedas, dan ramen. Untuk mempersingkat waktu, mereka membagi tugas dalam menyiapkan makan malam. Tzuyu dan Chaeyoung bertugas untuk mencuci beberapa sayuran yang akan digunakan dan membuat ramen, Dahyun bertugas untuk membuat burger, Vernon dan Lee Chan memanggang daging, sedangkan Mingyu bertugas untuk membuat sup daging pedas. Tzuyu dan Chaeyoung lantas bergegas menuju dapur untuk melakukan tugasnya. Mereka asik mencuci sayuran sembari mengobrol.
"Sepertinya Dahyun belum tahu kalau Kim Mingyu adalah orang yang kita bicarakan tadi siang." Ucap Chaeyoung dengan berbisik karena tak ingin mengambil resiko. Tiba-tiba Chaeyoung membahas masalah ini.
"Maksudmu cinta pertamaku ?" Jawab Tzuyu yang juga berbisik.
"Hm." Jawab Chaeyoung singkat.
"Benar, dia memang tak tahu siapa orangnya." Kini suara Tzuyu sudah kembali normal.
"Kenapa tak memberitahunya ?" Begitu juga dengan suara Chaeyoung.
"Sepertinya itu adalah yang terbaik. Kau tahu dia sering keceplosan, kalau sampai hal itu terjadi aku tak tahu harus bagimana." Jelas Tzuyu.
"Bukankah itu bagus kalau Kim Sajang tahu." Balas Chaeyoung.
"Ku rasa tidak. Aku takut."
"Waeyo ?"
"Kau tahu ada wanita lain dihatinya, wanita yang selama ini dia tunggu. Aku hanya takut jika sebenarnya dia tak pernah benar-benar menyukaiku. Aku takut semua ini hanya ilusiku saja Chaeyoung-ah. Entah apa yang akan terjadi padaku jika semua itu terjadi. Aku belum siap menerima kenyataan seperti itu. Hanya dengan bersamanya seperti ini sudah cukup bagiku." Tzuyu dengan panjang lebar mengutarakan kekhawatirannya.
"Apa yang sedang kalian lakukan ? Hanya mencuci sayuran saja bisa begitu lama."
Suara Dahyun yang begitu tiba-tiba membuat Tzuyu dan Chaeyoung benar-benar terkejut.
"Dahyun-ah kau membuatku terkejut." Rengek Chaeyoung.
"Mian." Ucap Dahyun singkat.
"Kami sudah selesai mencuci semua sayur, sebaiknya kita cepat kembali kesana." Ucap Tzuyu menengahi.
Setelahnya, semua orang sibuk dengan tugas masing-masing. Dan benar saja, karna ada pembagian tugas, semua menu makan malam ini sudah siap dihidangkan.
"Caaaa, ini dia sup daging pedas buatan Kim Sajangnim." Lee Chan dengan antusias menuangkan sup ke dalam masing-masing mangkuk. Mingyu yang berada di belakangnya hanya tersenyum melihat tingkah Lee Chan.
"Baiklah biar ku coba. Kita lihat seberapa hebat Kim Sajangnim dalam memasak." Ucap Dahyun lalu menyendok sup yang ada dimangkuknya.
"Waahhh, daebak, benar-benar lezat. Tidak salah lagi, uri Kim Sajangnim memang terbaik." Lanjut dahyun sambil mengacungkan kedua jempol tangannya. Karena ucapan Dahyun tersebut semua orang kini juga tengah mencicipi masakan Mingyu. Dan semuanya sangat menyukai itu.
"Apa ku bilang. Kim Sajangnim ini memang hebat soal memasak." Ucap Lee Chan.
"Aku tak tahu kau sepintar ini dalam memasak. Sup ini benar-benar lezat." Pujian Tzuyu ini membuat Mingyu terseyum bangga.
"Dulu Kim Sajangnim dan orang tuanya pernah tinggal di luar negeri. Tapi karena beberapa alasan, orang tuanya kembali ke korea, sedangkan Kim Sajangnim menetap disana. Itulah mengapa dia pintar memasak." Jelas Lee Chan mewakili Mingyu.
"Sepertinya Lee Biseo ini sangat mengenal uri Sajangnim." Ucap Vernon.
"Tentu saja, sebenarnya kami masih ada hubungan kekerabatan, jadi kami sudah saling kenal sejak kami kecil. Bukankah begitu, Kim Sajangnim ?" Jawab Lee Chan.
"Ya itu benar." Balas Mingyu singkat.
Seiring dengan percakapan yang terjadi semua makanan di meja kini telah habis. Selesai makan mereka tentu saja harus membereskan semua hal yang tertinggal. Waktu masih menunjukkan pukul 10.00 malam. Itu artinya mereka masih punya banyak waktu sebelum tidur. Untuk membuat malam yang menyenangkan, mereka melakukan berbagai game, dengan hukuman meminum segelas bir bagi yang kalah. Permainan terus berlanjut dengan seru, semua orang telah merasakan bir sebagai hukumannya. Hasil dari beberapa kali putaran, Tzuyu mendapat jatah terbanyak dalam meminum bir itu. Tahu bahwa kemampuan minum Tzuyu yang payah, dengan santai Mingyu mengambil alih gelas keempat ditangan Tzuyu.
"Sepertinya Chou Biseo tak bisa minum lagi. Aku akan menggantikannya menerima hukuman." Ucap Mingyu lalu meminum bir yang ada ditangannya. Sikap Mingyu ini diikuti dengan riuh suara Lee Chan dan Dahyun. Sedangkan Tzuyu, ia merasa tersentuh dengan hal kecil yang Mingyu lakukan ini. Setelah 1 jam memainkan berbagai game, kini tersisa Mingyu dan Tzuyu yang masih sadar. Tentu saja, karena Tzuyu memang tak banyak meminum bir, sedang Mingyu, toleransi alkoholnya memang kuat. Mingyu menarik tangan Tzuyu, menjauh dari empat orang lainnya yang kini tertidur di atas meja.
"Mereka benar-benar payah." Kalimat pertama yang terucap dari Mingyu.
"Bukankah mereka lucu ?" Tanggap Tzuyu.
"Ngomong-ngomong, aku ingin berterima kasih padamu. Gomawoyo. Sudah mau menggantikanku untuk minum." Tzuyu melanjutkan ucapannya.
"Bukankah itu sudah jadi tugasku ?, aku tahu kau tidak bisa minum banyak alkohol, jadi tentu saja aku harus menggantikanmu meminumnya."
Tzuyu seketika berhambur memeluk Mingyu setelah mendengar ucapan itu.
"Mianhae." Tzuyu segera melepaskan pelukannya setelah sadar apa yang ia lakukan.
Kini mata keduanya saling bertemu dan menatap begitu dalam untuk waktu yang cukup lama. Baik jantung Mingyu maupun Tzuyu, keduanya berdetak lebih cepat saat ini. Daaaaaannn....Cup... Sebuah kecupan mendarat di bibir Tzuyu yang tentu saja membuat Tzuyu terkejut. Keduanya kembali memandang satu sama lain.
"Kim Sajangnim..." Ucapan Tzuyu terhenti karena kini bibir Mingyu kembali menyentuh bibir Tzuyu. Kali ini jauh lebih lama. Di bawah pengaruh alkohol Mingyu benar-benar tak bisa mengontrol dirinya.
"첫 키스. Aku senang, kau adalah orangnya Kim Mingyu." Batin Tzuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You
Roman d'amourTerkadang untuk mencintai seseorang itu butuh pengorbanan yang besar. Dan terkadang pengobanan itu menyebabkan luka yang sama dalammya dengan cinta yang kita berikan. Namun, percayalah setiap usaha akan ada hasilnya. Dan jika dia memang ditakdirkan...