"Tzuyu-ah ayo bangun kau harus berangkat kerja."
Seperti biasa Chae juga membangunkan Tzuyu pagi ini. Namun respon Tzuyu kali ini berbeda. Dia tidak sesemangat kemarin. Chae merasa memang terjadi sesuatu kemarin
Akhirnya Chae bertanya tentang kejadian yang terjadi kemarin.
"Ada apa ? Apakah semuanya berjalan lancar ? Apakah kau sudah bertemu dengannya?"
Pertanyaan itu membuat Tzuyu terbangun.
"Dia tidak berbicara denganku , seharian dia hanya mengurung diri di dalam ruangannya. Aniya, dia bahkan tidak melirikku ketika dia masuk. Bahkan mungkin dia tidak pernah menyadari bahwa aku ada disana." Tzuyu menjelaskan.
"Ah... jadi itu yang membuat uri Tzuyu begitu murung dari semalam. Tzuyu-ah apakah kau akan menyerah hanya karna itu ? Bukankah kau sudah menunggunya selama 15 tahun ? Himne Tzuyu-ah!!! Kau pasti bisa mendapatkannya."
Kata-kata Chae membuat perasaan Tzuyu menjadi lebih baik.
"Kau benar Chae, aku tidak akan menyerah. Sudah terlambat untuk menyerah. Gomawo Chae-ah kau memang sahabat terbaikku - Chu."
Ucap Tzuyu sambil melayangkan pelukan dan ciuman di pipi Chae. Lalu Tzuyu beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap untuk kerja.
•••
Dengan semangat baru Tzuyu berangkat ke kantor. Ketika Tzuyu sedang menyembrang, tiba-tiba terlihat sebuah mobil yang melaju dengan cepat menuju ke arahnya. Dan mobil itu sepertinya tidak akan berhenti. Tzuyu langsung menjerit sambil menundukan tubuhnya dengan posisi tangan memegang telinga. Setelah jeritannya terdengar suara decitan ban yang disebabkan oleh pengereman mendadak. Kejadian itu benar-benar mengejutkan bagi Tzuyu. Dan yang lebih mengejutkan adalah orang yang keluar dari mobil itu adalah seorang pria yang ia kenal.
"Gwenchana?
Aku benar-benar minta maaf, mianhaeyo. Aku tadi sedang melamun. Apakah kau bisa berdiri ? Mau ku bantu kau berdiri."
Lamunan Tzuyu tiba-tiba buyar setelah mendengar kemarahan dari si yang punya mobil.
"Hei...Apakah kau ingin mati ? Jika kau bosan hidup silahkan saja, tapi jangan dengan mobilku."
Tzuyu segera berdiri. Kata-kata itu seperti sengatan listrik yang mampu menyadarkannya.
"Bukankah kau yang salah ? Mengapa mengendarai mobil sambil melamun. Harusnya kau meminta maaf karena hampir menabrakku."
Namun pria itu sama sekali tak menghiraukan ucapan Tzuyu. Dia malah pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. Hal tersebut membuat Tzuyu lebih terkejut lagi. Tzuyu menarik napas dengan berat, matanya mulai panas. Sambil menggigit bibir bagian bawahnya Tzuyu berusaha menahan agar tangisnya tidak pecah. Ia benar-benar tidak percaya dengan kejadian yang menimpanya pagi ini. Dengan perasaan yang berat, Tzuyu memutuskan melanjutkan perjalannya ke kantor.
•••
"Bagaimana kau bisa ada disini ? Bukankah kau wanita yang hampir ku tabrak tadi ?"
"Ne, Anda benar. Joneun ... "
Tiba-tiba pintu ruanganku terbuka.
"Ah... biar kuperkenalkan. Kim Sajang ini adalah sekretaris Anda yang baru, Chou Biseo."
"Ne, annyeonghaseyo. Chou Tzuyu-imnida."
"Baiklah. Kita lupakan kejadian tadi pagi. Sepertinya kau juga tidak terluka. Sebaiknya kau bantu Lee Biseo menyiapkan berkas untuk meeting siang ini."
Setelah mengatakan itu Mingyu pergi meninggalkan Tzuyu dan Chan yang sedikit bingung mendengar perkataan Mingyu.
"Memang apa yang terjadi tadi pagi. Mengapa kau harus terluka?" Tanya Lee Chan.
"Sudahlah, itu tidak penting. Kau tidak perlu memikirkannya. Sebaiknya kita segera melakukan tugas kita, bukankah meetingnya siang ini?"
"Ah.. kau benar. Baiklah ikuti aku."
Tzuyu dan Chan pergi ke ruangan Mingyu untuk menyiapkan berkas-berkas tersebut. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Mereka telah selesai menyiapkan semua berkas. Tiba-tiba terdengar bunyi telpon dari saku jas Chan.
"Ya, semua berkas telah siap. Baiklah aku akan segera mengantarkannya." Jawab Chan.
Setelah mengatakan itu panggilan Chan diakhiri.
"Tzuyu-ssi maukah kau mengantarkan berkas ini kepada Kim Sajang. Dia bilang tidak akan ke kantor dulu dan langsung pergi ke tempat meeting."
"Bukankah Kim Sajang memintamu yang mengantarkannya ? Mengapa harus aku?"
"Aku benar-benar meminta bantuanmu. Ada pekerjaan lain yang harus kulakukan. Tempat meetingnya tidak jauh dari kantor ini. Aku mohon..."
"Baiklah. Akan kubantu karna kau adalah pacar sahabatku."
"Gomawo Tzuyu-ssi."
•••
Tzuyu sudah sampai ditempat tujuan membawa semua berkas yanh dibutuhkan. Tiba-tiba tubuhnya ditabrak oleh seseorang yang membuat semua berkasnya berhamburan.
"Ah... aku benar-benar minta maaf. Aku sedang buru-buru dan tidak melihatmu. Mianheyo. Semua berkasmu jadi berantakan. Biar kubantu membereskannya "
"Aniya, tidak apa-apa. Kau bisa pergi jika memang sedang buru-buru."
Pria itu tidak menghiraukan ucapan Tzuyu dan tetap membantunya membereskan berkas yang berjatuhan tadi. Tak butuh waktu lama untuk membereskannya.
"Gamsahamnida." Tzuyu bangkit lalu meminggalkan pria itu. Karena ia sadar bahwa ia juga sedang buru-buru.
Seakan tersihir oleh kecantikan Tzuyu, pria itu hanya diam menatap punggung Tzuyu yang semakin menjauh.Akhirnya Tzuyu bertemu dengan Mingyu dan menyerahkan berkasnya. Setelah itu, Tzuyu pamit kembali ke kantor.
•••
Chan dan Chae sedang menikmati makan siang disalah satu kafe yang dekat dengan kantor mereka. Memang posisi perusahan tempat Chae bekerja tidak jauh dari perusahaan K Group.
Chan segera mengangkat panggilan masuk setelah terdengar nada dering yang bersumber dari hpnya. Ternyata panggilan masuk itu berasal dari Mingyu. Setelah menjawab panggilan itu, Chan tiba-tiba pamit karena harus segera kembali ke kantor.
"Chae-ssi, aku benar-benar minta maaf. Aku harus segera kembali ke kantor."
"Wae ? Apakah ada masalah ?" "Ne, ada masalah yang sangat genting. Tzuyu-ssi .... " Chan tidak melanjutkan perkataannya.
"Apa Tzuyu membuat masalah ?"
"Sepertinya".
"Baiklah. Tolong jaga Tzuyu dengan baik."
"Ne, kalau begitu aku pergi."
Chaeyoung hanya berdiam semenjak Chan pergi. Pikirannya tidak tenang, karena sepertinya masalah yang dibuat Tzuyu sangat besar, dan itu benar-benar membuat Chae khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You
RomanceTerkadang untuk mencintai seseorang itu butuh pengorbanan yang besar. Dan terkadang pengobanan itu menyebabkan luka yang sama dalammya dengan cinta yang kita berikan. Namun, percayalah setiap usaha akan ada hasilnya. Dan jika dia memang ditakdirkan...