Chan yang baru saja keluar dari toilet sadar kalau Tzuyu sudah tak ada di dalam ruangan. Chan segera pergi mencari Tzuyu. Setelah sampai di luar, mata Chan terbelalak dengan pemandangan yang baru saja ia lihat. Benar, Chan baru saja melihat Tzuyu yang pingsan dalam pelukan Mingyu, dan Mingyu yang sedang cemas membangunkan Tzuyu.
Walaupun masih bingung mengapa bosnya itu bisa ada disini, namun Chan tetap melangkah mendekati keduanya.
"Sajangnim, mengapa Anda ada disini ?"
"Kau bilang akan mengantarnya pulang dengan selamat. Tapi nyatanya dia hampir saja dibawa pria tak dikenal."
"Mwo ? Benarkah ? Sepertinya tadi dia pergi saat saya sedang di toilet. Apakah dia baik-baik saja ?"
"Sepertinya begitu ? Nampaknya dia benar-benar mabuk."
"Ah.. Anda benar."
Chan yang baru menoleh kepada Mingyu kaget bukan main melihat wajah bosnya.
"Sajangnim. Ada apa dengan wajah Anda ?"
"Sudahlah aku tidak apa-apa. Kau tak perlu khawatir, hanya sedikit luka."
"Pasti karna berurusan dengan pria itu kan ? Aku benar-benar minta maaf."
"Sudahlah, hanya luka kecil. Sepertinya keadaan Chou Biseo lebih genting untuk saat ini."
"Ah benar saya lupa. Kalau begitu saya akan mengantarkannya pulang sekarang."
"Baiklah. Kau tidak minumkan ?
"Tentu saja tidak. Anda tidak perlu khawatir."
"Biar aku yang membawanya sampai ke mobilmu."
"Baiklah."
Mingyu mendudukan Tzuyu dikursi depan mobil Chan.
"Terimakasih banyak Sajangnim. Maaf sudah merepotkanmu. Dan lukamu ..."
"Aku bilang tak apa-apa. Lebih baik sekarang kau antarkan dia pulang dengan selamat sebelum kau bertengkar dengan pacarmu."
"Baiklah. Saya duluan. Annyeongigaseyo."
Setelah berpamitan Chan segera menancapkan gasnya. Begitupun Mingyu, ia segera meninggalkan tempat itu dengan mobilnya.
•••Cahaya matahari yang menyilaukan mata Tzuyu membuatnya terbangun. Tzuyu merasakan pusing dan sakit dikepalanya. Pantas saja, semalam Tzuyu mabuk berat. Tzuyu mendudukkan tubuhnya sembari memijit pelipisnya.
"Akhirnya kau bangun. Aku yakin efeknya masih belum hilang. Caaaaa.. aku bawakan kau sup pereda mabuk."
"Gomawo Chae-ah."
"Sudah ku peringatkan bukan ? Jangan minum terlalu banyak. Mengapa kau tidak mendengarkanku ?"
"Mianhae. Itu terjadi begitu saja. Aku janji ini tak akan terulang lagi."
"Untung saja ada Chan-ssi, kalau tidak aku tak tahu bagaimana kau saat ini."
"Chan-ssi ?"
"Ya, aku yang memintanya mengantarkanmu pulang."
"Jadi yang mengantarkanku pulang itu Chan-ssi ?"
"Jelas bukan ? Lalu menurutmu siapa lagi ?"
"Aniya."
Tzuyu yakin, ia melihat Mingyu menolongnya dari seorang pria yang tak ia kenal ditempat itu. Apakah mungkin ia salah ingat ? Mungkinkah itu hanya khayalannya ? Bukankah ia memang sedang mabuk ? Tzuyu menyerah dan menarik kesimpulan bahwa apa yang ia lihat memang hanya khayalannya saja. Tak mungkin tiba-tiba Mingyu ada ditempat itu, sedangkan Chan, memang sudah ada disana sejak Tzuyu masih sadar. Mungkin memang Chan yang menolong Tzuyu dan membawanya pulang sampai ke apartemen. Tzuyu juga enggan menceritakan kejadian tadi malam pada Chae, karena sepertinya Chan tak menceritakan apapun pada Chae. Kalau saja Chan bercerita pasti Chae tak akan "setenang ini"."Tzuyu-ah bukankah hari ini kau ada janji kencan ?" Celetuk Chae yang membuat Tzuyu terkejut.
"Kau benar. Mengapa tak membangunkanku dari tadi ?"
"Aku tak tega membangunkanmu. Masih bagus sudah kuingatkan sekarang."
Tzuyu segera memeriksa hpnya, dan benar saja terdapat pesan masuk di layar depan hp Tzuyu.- Pesan masuk - Kim Sajang
Jangan lupa janji kita hari ini. Aku akan menjemputmu jam 02.00 siang.
Setelah membaca pesan Mingyu, efek mabuk yang tadi masih dirasakannya seketika hilang. Tzuyu seperti tak pernah mabuk sebelumnya. Mingyu akan menjemputnya jam 02.00 siang, dan sekarang sudah jam 11.00 tapi ia sama sekali belum mandi. Ia segera bersiap untuk kencannya. Chae yang melihat kelakuan sahabatnya itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Apakah kau sesuka itu padanya ?"
"Chaeeee..."
"Araseo.. araseo. Aku takan mengganggumu."
"Ah benar, aku hampir lupa." Tzuyu kembali mengambil hpnya dan mengetikkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You
RomanceTerkadang untuk mencintai seseorang itu butuh pengorbanan yang besar. Dan terkadang pengobanan itu menyebabkan luka yang sama dalammya dengan cinta yang kita berikan. Namun, percayalah setiap usaha akan ada hasilnya. Dan jika dia memang ditakdirkan...