Terkadang untuk mencintai seseorang itu butuh pengorbanan yang besar. Dan terkadang pengobanan itu menyebabkan luka yang sama dalammya dengan cinta yang kita berikan.
Namun, percayalah setiap usaha akan ada hasilnya. Dan jika dia memang ditakdirkan...
Mingyu terbangun dari tidurnya, namun ia tak menemukan Tzuyu disana. Apakah Tzuyu sudah kembali ke kamarnya ? Itulah yang Mingyu pikirkan. Walaupun tadi malam mereka sudah bertemu, tapi sekarang ini rasanya Mingyu ingin kembali melihat Tzuyu. Mingyu pun memutuskan untuk mengunjungi Tzuyu di kamarnya. Baru saja berjalan berberapa langkah, kemudian ia terhenti karena sandalnya menginjak sebuah kertas. Mingyu kemudian mengambil kertas itu dan membacanya.
"Datanglah sendiri ke atap ! Aku menunggumu disini."
Setelah membacanya, Mingyu langsung membuang kertas itu dan segera bergegas untuk mencari Tzuyu.
"Tzuyu-ssi apakah kau telalu bodoh ? Bagaimana bisa kau menemuinya seorang diri setelah apa yang kau alami ?" Mingyu menggerutu selama pencarian. Kekhawatirannya meningkat setelah mendengar dua orang perawat yang sedang berbincang tentang seorang wanita yang sedang berada di ujung atap rumah sakit itu. Atap ? Mungkinkah ? Tak ada hal lain yang bisa dilakukan selain pergi dan sampai di atap secepatnya. Orang yang ada di atap sana pasti adalah Tzuyu. Mingyu mencari lift untuk naik ke atap. Setelah berjalan mengitari koridor akhirnya Mingyu menemukan lift itu lalu segera menaikinya. Mingyu sampai di lantai paling atas yang bisa dituju oleh lift. Sayang, lift itu tak sampai ke atap, ia harus menaiki beberapa anak tangga untuk bisa sampai di atap. Baru menaiki beberapa anak tangga napas Mingyu sudah terasa berat. Maklum kondisi tubuhnya masih belum terlalu baik karena kejadian kemarin. Mingyu mempercepat langkahnya setelah ia mendengar teriakan seorang wanita. Dengan napas tersenggal-senggal Mingyu membuka pintu atap. Dan benar, ketika ia membuka pintu itu, ia bisa melihat keberadaan Tzuyu disana. •••
Seluruh tubuh Tzuyu gemetar. Ia segera berlari ke ujung atap dan melihat ke arah bawah untuk memastikan kondisi Soo Jung. Beruntunglah, ternyata telah disiapkan kasur angin oleh petugas keamanan di bawah sana. Itu membuat nyawa Soo Jung selamat. Akhirnya Tzuyu runtuh, kakinya terasa begitu lemas sehingga tak kuat menahan tubuhnya. "Tzuyu-ssi !" Mingyu menghampiri Tzuyu lalu memeluknya. Mingyu melemaskan bahunya yang tadi begitu tegang. Lega rasanya saat ia bisa menemukan Tzuyu. Beberapa detik kemudian Mingyu melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Tzuyu dengan khawatir. "Kau baik-baik saja ? Apakah kau terluka ? Dimana orang itu ?" Tzuyu tak menjawab, ia hanya menunjukkan jarinya ke bawah sambil menangis. Tanpa memeriksa apa yang Tzuyu tunjukkan, Mingyu kembali memeluk Tzuyu dan kini semakin erat. "Tenanglah, semuanya baik-baik saja sekarang. Maaf lagi-lagi aku terlambat." Mingyu berusaha menenangkan Tzuyu yang masih berada dipelukannya sambil menepuk-nepuk bahunya. Setelah Tzuyu tenang, Mingyu membawanya kembali ke ruang rawat. •••
"Tzuyu-ah !" Chayeong yang sedari tadi mencari Tzuyu segera menghampiri dan memeluknya. "Kau dari mana saja ? Kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu." Chaeyoung melepaskan pelukannya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Tzuyu. "Tzuyu-ah ada apa ?" "Sebenarnya kalian berdua pergi kemana tanpa memberi tahu siapapun ? Kalian membuat kami khawatir." Sahut Nyonya Kim. Ya, sejak beberapa waktu lalu Nyonya Kim, Chaeyoung, dan Lee Chan berkeliling rumah sakit karna tak bisa menemukan Tzuyu dan Mingyu. "Aku juga tak tahu apa yang terjadi. Tzuyu-ssi belum bicara apapun sejak aku menemukannya di atap rumah sakit." "Atap ?! Kenapa kau pergi ke atap ? Tzuyu-ah sebenarnya kau ini kenapa ? Apa yang sudah terjadi padamu ?" Tanya Chaeyoung sedikit mendesak. Setelah mendengar perkataan Mingyu kecemasan Chaeyoung meningkat. Kini Tzuyu berbalik memeluk Chaeyoung. "Chaeyoung-ah,,, Jaehyun... Jaehyun..." Itulah kata yang keluar dari mulut Tzuyu diiringi isakan tangis. "Jaehyun ?!" Sempat sedikit bingung, akhirnya Chaeyoung mengerti orang yang dimaksud Tzuyu. "Tenanglah, kau bisa ceritakan padaku nanti setelah keadaanmu membaik." Nada bicara Chaeyoung seketika berganti menjadi lebih lembut setelah ia mendengar nama itu. "Ya, Chaeyoung-ssi benar sebaiknya Tzuyu-ssi kita bawa kembali ke kamarnya, biarkan dia tenang dulu." Dukung Lee Chan. Chaeyoung kemudian memapah Tzuyu menuju kamarnya. "Sebaiknya Anda juga kembali ke kamar dan beristirahat agar kondisi Anda cepat pulih." Sambung Lee Chan. "Ya, Lee Biseo benar. Sebaiknya kau juga kembali ke kamar dan beristirahatlah." Sahut Nyonya Kim. "Tidak, aku baik-baik saja. Aku akan menemani Tzuyu-ssi dikamarnya." Sela Mingyu. "Baiklah. Kau yang tahu kondisi tubuhmu, jika sudah lelah maka kau harus kembali ke kamarmu." Jawab Nyonya Kim bijak. "Ne." Seulas senyum tampak di wajah Mingyu. •••
Mingyu menunggui Tzuyu dengan telaten, ia tak pernah meninggalkan tempat duduk yang berada tepat disamping tempat tidur Tzuyu. Chaeyoung dan Lee Chan pamit karna harus kembali bekerja. Sedangkan Nyonya Kim, Mingyu meminta ibunya untuk pulang dan tak perlu mengkhawatirkan Tzuyu dan dirinya. Suara ponsel berhasil membuat perhatian Mingyu yang sejak tadi fokus pada Tzuyu berpaling. Panggilan itu berasal dari salah seorang petugas keamanan di kantor Mingyu, lebih tepatnya petugas keamanan yang bertugas saat terjadi insiden kerusakan lift beberapa waktu lalu.
"Wae ? Apa kau menemukan sesuatu ?"
"Ne, Anda benar, satu dari tiga orang yang fotonya Anda kirimkan memang terlihat di CCTV pada hari kejadian."
"Benarkah ? Algyeso. Sugohaesseo."
Panggilan berakhir. Sebelumnya Mingyu sudah menyadari bahwa salah satu wajah yang dilihatnya kemarin terlihat tidak asing. Setelah diingat-ingat satu dari tiga orang yang menculik Tzuyu adalah orang yang sama dengan yang dihadapinya saat menolong Tzuyu yang sedang mabuk. Setelah menyadari itu Mingyu lantas meminta petugas keamanan untuk memeriksa CCTV pada hari disaat insiden rusaknya lift terjadi. "Sepertinya dugaanku benar, orang dibalik semua kejadian ini adalah orang yang sama. Sebenarnya siapa orang itu ? Apa motifnya hingga bisa melakukan hal seperti ini ? Chou Tzuyu, kenapa orang itu ingin kau mati ?" Tatapan Mingyu kembali tertuju pada Tzuyu, kali ini tatapannya lebih dalam lagi. Meskipun terlihat tenang dalam tidurnya, namun sesekali kegelisahan kembali terlihat di wajah Tzuyu. Beberapa kali Tzuyu kerutan terlihat di keningnya. "Kenapa kau memasang wajah itu bahkan ketika kau tidur. Apa yang sebenarnya kau alami disana ? Maaf, aku selalu terlambat menemukanmu." "Mianhae, mianhae, Jaehyun-ah mianhae..." Tzuyu kembali mengigau dalam tidurnya. Wajahnya dipenuhi dengan kesedihan dan rasa penyesalan. Mingyu bisa merasakan itu. "Tenanglah, ini bukan salahmu Tzuyu-ssi. Semuanya akan baik-baik saja." Ucap Mingyu dengan lembut sambil mengusap tangan Tzuyu untuk membuatnya lebih tenang dan nyaman. "Kenapa kau hanya menyebutkan nama itu sejak tadi ? Siapa Jaehyun ? Kenapa kau terus meminta maaf padanya ? Apa dia sangat berarti bagimu ?" Ucap Mingyu dalam hati sambil terus memandangi wajah Tzuyu yang kini kembali damai. Mingyu begitu sibuk memperhatikan Tzuyu hingga tak sadar ada orang lain di luar sana yang sejak tadi memandangi keduanya. •••
Sudah beberapa hari ini Jungkook tak pernah bertemu dengan Tzuyu. Biasanya Jungkook bisa melihat wajah itu walaupun hanya sekedar bertemu secara tak sengaja di jalan. Rindu. Itulah yang Jungkook rasakan. Ia ingin segera bertemu dengan Tzuyu. Tapi ponsel Tzuyu pun tak dapat dihubungi sejak kemarin. Mungkinkah ponselnya rusak ?Untuk mempersingkat waktu, Jungkook akhirnya menghubungi Chaeyoung untuk menanyakan keberadaan Tzuyu. "Chaeyoung ?" "Hm. Waeyo ?" "Apakah kau tahu Tzuyu ada dimana ? Ponselnya tak dapat dihubungi." "Ah.. Tzuyu ada di rumah sakit." "Wae ? Apakah terjadi sesuatu padanya ?!" Seketika nada bicaranya berubah menjadi sedikit meninggi. "Hm. Tapi sekarang keadaannya sudah membaik." "Syukurlah. Di rumah sakit mana ?" Suara Jungkook kembali normal setelah tahu kondisi Tzuyu sudah membaik. Tapi walaupun begitu Jungkook jelas tak bisa hanya berdiam saja. Ia harus segera melihat Tzuyu, ia ingin tahu apa yang terjadi pada Tzuyu dan melihat sendiri bagaimana keadaannya saat ini. "Rumah sakit Yongin." "Algyeso. Aku akan menemuinya sekarang. Gomayo." Jungkook menutup telepon dan segera bergegas untuk pergi ke rumah sakit dimana Tzuyu dirawat. Sesampainya di rumah sakit ia segera menuju meja resepsionis untuk menanyakan kamar rawat Tzuyu. Setelah mendapat informasi yang ia butuhkan, Jungkook segera berlari menuju sebuah kamar dimana Tzuyu dirawat di dalamnya. Langkahnya seketika terhenti setelah ia menyaksikan pemandangan yang sama sekali tak ingin dilihatnya. Saat ini seorang pria tengah duduk di samping tempat tidur Tzuyu, wanita yang disukainya. Pria itu sedang memandangi wajah yang selama ini ia rindukan. Bahkan tangannya sedang menggenggam tangan yang sejak lama ingin digenggamnya.
"Apakah kali ini pun aku terlambat ? Mengapa selalu kau, Kim Mingyu ?!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.