Tzuyu yang kini sedang menunggu di kamar Mingyu mencoba untuk menghilangkan rasa bosan dengan berkeliling ruangan. Sebuah album foto berhasil menarik perhatiannya. Tzuyu segera mengambil dan membuka album foto itu, berharap akan menemukan foto-foto Mingyu. Benar, ada banyak foto Mingyu di dalamnya. Setiap kali membuka halaman senyuman itu selalu terpampang di wajah Tzuyu. Halaman album kembali dibuka, kali ini senyumnya hilang. Seketika raut wajahnya berubah menjadi sedih. Tzuyu kembali membuka halaman-halaman berikutnya. Tzuyu berusaha keras untuk menahan air matanya, namun ia tak berhasil. Setelah menumpuk dipelupuk matanya, kini air mata Tzuyu mulai menetas. Ia tak berhasil membendungnya.
Setelah mencoba untuk lebih tenang dan mengusap air matanya, Tzuyu keluar dari kamar Mingyu."Tzuyu-ah kau mau kemana ?"
"Joesonghaeyo eomoni, aku harus pergi. Aku akan menghubungi Mingyu-ssi nanti. Annyeongigyeseyo." Setelah membungkuk lantas Tzuyu segera berlari meninggalkan tempat itu. Sikap Tzuyu benar-benar membuat Nyonya Kim bingung. Tzuyu pergi dengan terburu-buru yang membuatnya tak sempat untuk sekedar menjawab ucapan Tzuyu."Ini sangat aneh, tidak biasanya Tzuyu bersikap seperti ini. Apakah ada masalah mendesak ? Tunggu ! Bukankah tadi matanya seperti berair ? Entahlah, sebaiknya tunggu Mingyu pulang baru aku tanyakan lagi. Bukankah Tzuyu bilang ia akan menghubungi Mingyu."
"Nyonya bagaimana dengan makan malamnya ?"
"Ah benar. Biarkan saja, kita tunggu Mingyu pulang dulu."
"Ne."
•••
Nyonya Kim dengan sabar menunggu Mingyu di ruang makan hingga seorang pelayan memberitahunya bahwa Mingyu telah tiba. Setelah mendengar berita itu Nyonya Kim segera beranjak dan menghampiri anaknya itu."Kenapa Eomma keluar ? Dimana Tzuyu-ssi ? Bukankah seharusnya dia sudah sampai ?"
"Apakah Tzuyu belum menghubungimu ?"
"Menghubungiku ? Untuk apa ? Apa dia benar-benar belum datang ?"
"Ani, tadi dia sudah datang, tapi beberapa saat yang lalu dia pamit pulang. Dia pergi dengan buru-buru dan dia bilang akan segera menghubungimu."
"Aku belum menerima kabar apapun darinya. Mungkin memang ada urusan mendadak, dan dia masih sibuk jadi belum sempat menghubungiku. Sebaiknya kita masuk saja dulu." Setelah mengatakan itu Mingyu lantas masuk ke dalam rumah.
"Tapi...Mingyu-ah." Nyonya Kim sedikit ragu, takut jika yang dilihatnya keliru.
"Wae ?"
"Sebelum Tzuyu pergi, sekilas Eomma lihat matanya sedikit sembab."
"Apa maksud Eomma ?"
"Yaaa sepertinya Tzuyu habis menangis sebelum berpamitan."
"Menangis ? Apa Eomma yakin ?"
"Eomma juga tidak yakin karena kejadiannya terlalu singkat, selain itu jaraknya terlalu jauh."
"....."
Mingyu hanya diam saja mencoba untuk mencerna setiap perkataan dari ibunya.
"Apakah masalahnya serius ? Tidakkah sebaiknya kau saja yang menghubunginya ?"
Bagaimanapun ia pikir ini memang aneh. Hanya mendengar cerita dari ibunya saja Mingyu bisa merasakan memang benar ada yang salah dengan sikap Tzuyu.
"Mingyu-ah, kenapa kau hanya diam."
"Ah ne, aku akan menghubunginya."
Mingyu mengeluarkan ponsel dari sakunya berniat untuk menghubungi Tzuyu.
Ttut Ttut Ttut Ttut ...
"Kenapa tidak diangkat ?" Bisik Mingyu.
"Wae ? Tidak diangkat ?"
"Hm."
"Apakah sesuatu yang buruk terjadi padanya ?"
"Eomma tenanglah."
Mingyu terus mencoba menghubunginya beberapa kali namun tetep saja tak ada jawaban.
"Sepertinya dia sedang sibuk. Eomma tidak perlu khawatir. Nanti aku coba hubungi lagi. Sebaiknya sekarang Eomma pergi ke ruang makan saja, aku akan mandi dulu dan segera turun lagi."
"Hm."
Sesampainya di kamar, Mingyu berbaring di kasurnya sambil berpikir. Tiba-tiba saja matanya melihat sesuatu yang seharusnya tak ada disitu.
"Kenapa album itu ada di atas meja ?"
Mingyu pun bangkit bermaksud untuk mengembalikan barang itu ke tempatnya. Album itu kini ada ditangan Mingyu. Tanpa disadari ia membuka album foto itu, melihat dan mengingat kembali setiap kejadian dibalik pengambilan fotonya. Tangan Mingyu tiba-tiba saja berhenti bergerak. Tatapannya terpaku pada gambar seorang gadis yang kini memenuhi halaman album yang tengah ia buka. Ia ingat bahwa foto yang kini dilihatnya adalah foto-foto yang ia ambil sendiri.
"Sepertinya akhir-akhir ini aku jarang memikirkanmu. Chaeyeon-ah, apakah kau pernah memikirkanku ?" Mingyu berkata sambil mengusap salah satu foto dihadapannya.
Hanya sekejap, pikiran Mingyu kembali tertuju pada Tzuyu. Ia mencoba untuk menghubungi Tzuyu lagi, tapi hasilnya tetap sama, tak ada jawaban disebrang sana.
"Apa yang sebenarnya terjadi ? Kenapa dia pergi dengan terburu-buru ? Kenapa dia menangis ? Chou Tzuyu apa yang sebenarnya terjadi padamu ?"
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You
Storie d'amoreTerkadang untuk mencintai seseorang itu butuh pengorbanan yang besar. Dan terkadang pengobanan itu menyebabkan luka yang sama dalammya dengan cinta yang kita berikan. Namun, percayalah setiap usaha akan ada hasilnya. Dan jika dia memang ditakdirkan...