Bab 39

39 5 0
                                    

Tzuyu akhirnya beranjak dari tempat duduknya, namun pergerakannya terhenti saat ia mendengar notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Ia segera memeriksa pesan masuk itu

Pesan masuk : Jung Bujangnim
"Annyeong Tzuyu-ssi. Agak canggung jika aku menghungimu  secara langsung. Oleh karena itu aku hanya bisa mengirimimu pesan ini. Pertama-tama aku ingin meminta maaf padamu atas semua yang telah kulakukan. Sekarang aku sadar bahwa semua yang kulakukan hanyalah kebodohanku saja. Saat ini kondisiku sudah sangat baik, jadi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Kau berhak untuk hidup bahagia. Kedua, aku hanya ingin bilang padamu bahwa hari ini aku akan terbang ke Jepang dan tinggal disana bersama orang tua. Tapi ada satu hal yang menganggu pikiranku.

Ini adalah Guji, anjing milik Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah Guji, anjing milik Jaehyun. Aku tak bisa membawanya bersamaku, jadi aku ingin meminta bantuanmu. Aku tak tau apakah pantas meminta bantuanmu atau tidak, tapi aku harap kau mau merawatnya. Saat ini Guji ada dipenitipan hewan Gangnam. Aku sudah memberitahu pegawai disana bahwa akan ada seseorang yang mengambil. Maaf jika terlihat sedikit memaksa. Dan, terimakasih sebelumnya. Aku pergi, annyeong !!"

Hari ini adalah hari yang sangat baik bagi Tzuyu. Beban yang selama ini masih mengganjal di hatinya kini benar-benar hilang.
"Aku pasti akan menjaganya, pasti !." Batin Tzuyu.
"Tzuyu-ssi ? Apakah ada yang salah ? Kenapa kau tidak menyusul kami ?" Tanya Mingyu khawatir karna tadi tak bisa menemukan Tzuyu di belakangnya.
"Aniya, nan gwaenchanhayo." Jawab Tzuyu sambil tersenyum cerah. Walaupun sedikit aneh, tapi Mingyu bisa merasakan bahwa senyuman Tzuyu kali ini benar-benar tulus. Fakta itu membuat jauh lebih penting bagi Mingyu.
"Geurae, kalau begitu kita pergi, sepertinya yang lain sudah menunggumu sejak tadi." Ajak Mingyu sambil menggapai tangan Tzuyu.
"Ne". Jawab Tzuyu singkat.
Mingyu terus menggenggam tangan Tzuyu selama mereka berjalan.

"Mungkin memang benar dibalik setiap kejadian pasti ada alasannya. Alasan semua hal buruk yang terjadi padaku adalah agar aku dan Mingyu bisa lebih dekat dan bersama seperti sekarang." Batin Tzuyu sembari menatap punggung Mingyu yang tepat berada di depannya.
•••

Setelah berkeliling dan mengunjungi beberapa tempat yang mereka nilai bagus, Mingyu memutuskan untuk mengakhiri kegiatan surveinya. Tak berhenti disitu, masih ada satu tugas yang harus dikerjakan. Mereka memutuskan untuk membuat makan malam sendiri, oleh karena itu mereka harus membeli beberapa bahan makanan sebelumnya. Semua orang terlihat  kelelahan, maka dari itu untuk memutuskan siapa yang akan berbelanja, Lee Chan mengusulkan untuk melakukan game. Siapa yang kalah mau tidak mau maka harus pergi belanja. Siapa sangka ternyata orang yang kalah dalam permainan kali ini adalah Mingyu.
"Wah.. daebak, aku benar-benar tidak menyangka kau sangat payah dalam bermain game hahaha " Ucap Lee Chan dengan nada meledek.
Mingyu membalasnya dengan tatapan tajam. Yang ditatap tentu saja seketika langsung diam.
"Kalau kau tidak keberatan, aku bisa menemanimu belanja." Ucap Tzuyu menawarkan diri.
"Huuhh... Tzuyu,, apakah kau berencana untuk kencan saat bekerja ?" Sahut Dahyun jahil.
Ucapan Dahyun berhasil membuat Tzuyu tersipu malu.
"Geurae. Kau pergi denganku." Jawab Mingyu singkat namun dengan nada yang begitu senang dan antusias.
•••

Sesuai rencana, Mingyu dan Tzuyu pergi belanja sedangkan empat orang lainnya kembali lebih dulu ke penginapan.
"Ah.. akhirnya aku bisa istirahat juga." Dahyun segera duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya.
"Aku tak menyangka ternyata akan selelah ini." Sahut Chae yang kini duduk di samping Dahyun.
"Tapi bukankah ini menyenangkan ? Mungkin lebih tepatnya untukku. Karna ini adalah perjalanan lapangan pertama bagiku." Ucap Vernon.
"Apa yang Vernon-ssi katakan itu benar, walaupun capek dan lelah tapi perjalanan seperti ini sangat menyenangkan. Dan bagian terbaikhya adalah karena semua tugas kantor suda selesai, sekarang waktunya kita untuk benar-benar menikmati liburannya." Sahut Lee Chan yang membuat semangat Dahyun kembali.
"Ya, itu benar. Sebaiknya kita siapkan beberapa hal untuk nanti malam sambil menunggu Kim Sajang dan Tzuyu pulang." Jawab Dahyun.
Keempat orang yang tersisa kemudian bekerja sama untuk menyiapkan acara makan malam yang sudah mereka rencanakan. Semua persiapan sudah selesai tinggal menunggu bahan makanan yang dibeli oleh Mingyu dan Tzuyu datang.
"Bukankah ini sudah terlalu lama ? Kenapa mereka belum tiba ?" Tanya Chaeyoung sedikit khawatir.
"Benar, ini sudah hampir 2 jam tapi mereka belum juga datang." Balas Vernon.
"Sepertinya mereka sedang menikmati waktu bersama. Sudahlah kau tidak perlu khawatir." Jawab Lee Chan santai.
"Lee Biseo benar, kau tidak perlu cemas. Aku yakin saat ini mereka sedang bersenang-senang." Sahut Dahyun.
•••

Selama perjalanan menuju Toserba, Tzuyu tak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Ia tersenyum sepanjang jalan yang akhirnya membuat rasa penasaran Mingyu semakin meningkat.
"Apakah ada hal baik terjadi ? Kulihat kau terus tersenyum." Tanya Mingyu.
"Hm..."
"Syukurlah."
Walaupun Mingyu tak berusaha melanjutkan pembicaraan namun Tzuyu dengan suka rela menceritakan apa yang baru saja terjadi padanya.
"Benarkah ? Itu bagus. Aku senang akhirnya kau bisa tersenyum dan melepaskan bebanmu." Ucap Mingyu yang kali ini hanya dibalas dengan senyuman oleh Tzuyu.

Tak butuh waktu lama bagi Mingyu dan Tzuyu untuk sampai di Toserba yang mereka maksud. Selama berbelanja, Tzuyu berada di depan memimpin jalan sedangkan Mingyu berada di belakang membawa troly. Keduanya asik mencari dan memilih-milih bahan makanan yang akan mereka beli.
"Aku senang kau disini untuk menemaniku berbelanja." Ucap Mingyu.
"Aku tahu itu." Jawab Tzuyu singkat.
"Sepertinya akan sangat menyenangkan kalau nanti ini menjadi rutinitasku." Celetuk Mingyu.
Tzuyu yang sedang sibuk memilih minuman yang akan dibeli hanya diam seolah tak mendengar apa yang Mingyu katakan.
"Kau tidak keberatan bukan ?" Mingyu melanjutkan ucapannya.
Bukannya tak ingin menjawab Mingyu, Tzuyu hanya tidak ingin berharap terlalu tinggi untuk bisa berakhir dengan Mingyu.
"Tzuyu-ssi ? Kenapa tak menjawab pertanyaanku ?" Desak Mingyu.
"Sudahlah sebaiknya kita segera selesaikan ini. Yang lain pasti sudah menunggu." Ucap Tzuyu dengan terbata-bata. Bukannya menjawab pertanyaan Mingyu, Tzuyu malah mengalihkan pembicaraan dan berlalu dari sisi Mingyu setelah menyimpan beberapa kaleng minuman di troly. Hal ini sedikit membyat Mingyu kecewa, namum ia sadar apa yang baru saja ia lakukan pasti membuat Tzuyu terkejut. Kini Mingyu hanya bisa tertawa mengingat sikap Tzuyu barusan kemudian berjalan menyusul Tzuyu yang telah jalan lebih dulu. Akhirnya semua bahan makanan yang mereka butuhkan sudah mereka beli dan waktunya untuk kembali ke penginapan. Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba saja Mingyu menghentikan mobilnya, dan mengajak Tzuyu untuk turun.
"Kaja .!" Ajak Mingyu yang kini telah terbebas dari sabuk pengamannya.
"Bukankah kita harus segera pulang ?" Jawab Tzuyu dan enggan melepaskan sabuk pengamannya. Karna Tzuyu yang tak kunjung turun, akhirnya Mingyu menghampiri Tzuyu dan membuka sabuk pengamannya. Tindakan yang Mingyu lakukan berhasil membuat pipi Tzuyu memanas. Tanpa persetujuan Mingyu lantas memegang tangan Tzuyu dan menariknya keluar dari mobil.
"Ayolah.. aku hanya ingin bersantai denganmu sebentar. Hm ?" Pinta Mingyu lengkap dengan menampilkan senyumannya.
"Baiklah." Tzuyu pun menjawab sambil tersenyum.
Keduanya berjalan santai sambil berpegangan tangan di pantai jeju yang indah. Tiba-tiba Tzuyu melepaskan genggamannya lalu berlari menuju laut dan menyipratkan air laut ke arah Mingyu. Tak tinggal diam Mingyu pun membalas Tzuyu. Keduanya berakhir dengan main kerjar-kejaran. Setelah merasa lelah akhirnya mereka terduduk di tepi pantai, menikmati setiap pemandangan yang ada penuh kekaguman.
"Sepertinya Jeju memang tempat terbaik dalam hidupku. Aku selalu mendapatkan kebahagian dan ketenangan setelah berkunjung kesini." Tiba-tiba saja kata-kata itu terlontar dari mulut Tzuyu.
Melihat ekspresi Mingyu yang tak paham dengan ucapannya, Tzuyu kembali berkata.
"Dulu, setiap kali aku terlihat sedih dan kesepian karena Eomma dan Appa yang selalu sibuk bekerja, mereka pasti akan mengajakku pergi ke villa kami di Jeju. Dan setiap kali kami disini, aku merasa energiku kembali karena bisa menghabiskan waktu bersama Eomma dan Appa. Begitu banyak cerita indah yang kami buat bersama. Dan lihatlah hari ini, sesuatu yang baik kembali terjadi saat aku mengunjungi Jeju. Hari ini aku merasa seolah aku bisa bernapas lagi." Setelah menyelesaikan ucapannya Tzuyu lalu beralih menatap Mingyu yang sejak tadi mendengarkan dan memandangnya dengan telaten. Keduanya lalu saling tersenyum.
Tanpa berkata-kata Mingyu lantas memeluk Tzuyu.
"Aku harap kau selalu bahagia Chou Tzuyu." Bisik Mingyu yang pastinya terdengar jelas oleh Tzuyu.

Love Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang