"Sebagai acara turun temurun, kita akan menyanyikan lagu kota ini"
Music dari berbagai alat mengalunkan nada lembut, membuatku tak kuasa menahan ngantuk.
Music itu bagai sihir kuat yang tak bisa di bantah, aku menguap lebar dan lalu memejamkan mata sesaat.
*****
"DUAR!!!"
suara ledakan dasyat membangunkanku.
Di sekelilingku, semua orang memakai zirah perang berwarna perak dari bahan terkuat.
Di sisi lain, mereka bertempur melawan pasukan hitam yang mengerikan.
Pasukan itu adalah monster. Dan dengan sekali cakarannya bisa membuatmu terbelah.
"Seraangg!!" panglima perang menyerukan aba aba, dan hujan panah muncul. Beribu ribu anak panah menukik tajam dan siap menusuk kapan saja.
Karena aku ada di tengah tengah dua kubu ini, aku langsung melindungu kepalaku dengan tangan dan menutup mata erat erat.
'Kumohon ini hanya mimpi'
****
"Citt citt cuitt"
Suara burung bersaut sautan. Suara gaduh itu kini hilang. Digantikan suara binatang hutan dan angin.
Wilayah perang dengan mayat dan darah itu berubah menjadi pulau kecil dengan pohon besar yang berdaun merah muda.
Pulau ini tampak terpencil, dengan lautan luas tak berujung yang ada di sekelilingnya.
"Wahai, siapa kah anak ini? Baru kali ini ada makhluk fana di tempat ini"
Suara perempuan yang lembut menyapa indra pendengaranku. Segera aku menatap wanita yang mengenakan gaun putih hingga menutupi kakinya, tapi aku yakin, kalau dia melayang, karena sayap putih besar mengepak di punggungnya.
"Makhluk fana, kenapa kau bisa sampai di tempat ini?"
Suara lembut itu kini bertanya.
"Eh.. Itu, aku juga tidak tau.. Tapi tadi... " aku menceritakan semuanya.
Setelah selesai, wanita cantik ini tersenyum. "Begitu, aku tau sekarang. Selamat datang di Dimensi Cermin. Tempat yang kamu pijaki ini adalah pusatnya. Pulau Cermin keabadian"
Wanita itu melayang menuju tepi pulau. Gaun putih indahnya menyapu daun merah muda yang gugur. Sayapnya menciptakan angin lembut."Di sini, kamu harus cepat kembali. Baru saja kamu datang bukan? Tak lucu bila langsung mati" aku merinding. Air yang di tatapnya itu berubah menjadi gambaranku di Ruang kesehatan academy.
"Jatuh ke kolam ya.." "Apa?! Bagaimana??" aku terkejut. "Nanti kau tahu" tangannya terulur seperti memintaku memegangnya. "Mari, kembalilah" saat aku ada di depan air laut itu, nampak gerbang putih yang perlahan terbuka. Sebelum aku masuk, tak sengaja aku mendengan percakapan wanita tadi dengan seseorang yang lain.
"Baru kali ini ada roh yang memiliki hawa makhluk fana, aku sampai terkecoh" "Annelly, kamu tak perlu memikirkannya, memang sudah seperti itu bukan? Saat dua orang itu ke mari, memberi tahu apa yang tak kita ketahui" "Kau benar, Zenna. Bagaimana kalau nanti kita pergi menemuinya? Sudah beribu ribu tahun kita tak bertemu bertiga"
Lalu angin kencang mendorongku masuk dan aku langsung tersentak bangun.
*****
"Ella!!! Kau membuatku kaget, kukira kau akan mati di danau itu!!" Celline menghampiri ku."Apa.. Apa yang terjadi?"
"Saat acara pembuka selesai, kita bermain di danau Putih. Danau kecil di ujung utara kota ini, dan entah kenapa kau melompat ke danau itu dan tak muncul sampai Rain menolongmu"
Fanny lalu mengoceh setelah mencerirakan kejadiannya.
"Hei, aku tahu itu bukan dirimu. Rohmu hilang dan ragamu berjalan tanpa roh. Bagaimana kau melakukannya? Apa itu tes dari Mrs. Alice?" Rayna ber tanya menyelidik.
"Aku.. Aku juga tidak tau.. Aku tak ingat apa apa.. Sudah berapa lama aku pingsan?"
"Lama, sampai ini hampir sore hari" Fanny menjawab.
"Maaf.. Aku membuat kalian khawatir"
"Tak apa, asal kau selamat, kami bahagia" Fanny dan Celline memelukku.
Dan sepertinya Rayna menghilang entah kemana.
--------
Maaf pendek, ngerjain ini di saat sela sela waktu luang........
Maksudku saat sela sela waktu Belajar
Baik, sampai jumpa..
Jangan Rindu ya..
Bye bye..
Muaahh..Ps:
Yang baca tulisan di tengah itu jan jijik.. Cukup aku aja yg jijik sama ketikanku sendiri... Ga deng..Oke abaikan..
Bye bye!!
\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Magicall Land Academy✔
FantasyJadi, kalian percaya atau tidak dengan dunia sihir? Haha, aku tentu tidak percaya dengan semua itu. Menurutku, itu hanya cerita yang di karang nenek untuk membuatku tidur. Semacam dongeng penghantar tidur. Kata demi kata yang dia ucapkan banar-bena...