"Bukan kah hari ini saat nya? Kenapa dia belum datang juga?"
Seorang wanita cantik menatap pantulan dirnya di cermin. Dengan suatu kekecewaan yang dalam, matanya mulai berair.
"Ratu ku, tenanglah dahulu. Peramal kerajaan dia memang akan datang hari ini, tapi waktu dia tiba belum bisa di pastikan"
Seorang pria berpakaian perdana mentri menenangkan wanita yang mulai terisak.
"Apakah menurutmu.. Masa depan Kaum Fairy akan baik baik saja?"
Wanita itu menatap wajah perdana menterinya dari cermin.
"Saya.. Say belum bisa memastikannya, Ratu"
Perdana mentri itu tertunduk dalam saat melihat wajah ratunya berubah suram dan penuh kesedihan.
"Aku menaruh harapan Kaum Fairy padanya. Agar dia bisa menjaga dan mengembangkan kaum ini. Dan aku, yang akan mendidik nya"
*******
"Yang baru ulang taun, traktirannya mana nih" Rain menggoda ku yang sedang asyik membaca buku dengan bantuan alat cangih ini.
"Ku dengar akhir pekan ini akan ada banyak acara. Apakah acara abad cahaya itu ada?" aku memandang serius wajah Rain yang muram.
"Abad Cahaya ya. Itu bukan acara. Itu perang besar. Perang setiap 16 ribu abad sekali" Rain duduk di depanku dan balas menatapku.
"Ada apa kau menanyakan itu?" "Tidak.. Tidak.. Aku hanya membaca buku ini, tapi halaman ini robek dan hilang, jadi kalimatnya terpotong sampai "Acara Abad Cahaya adalah.." ya, begitulah" aku menutup buku tebal bersampul coklat tua itu.
"Apakah ada yang salah dengan Perang Abad Cahaya?" tanya ku
"Itu perang besar. Tidak ada yang mampu menolaknya. Kisahnya dulu, ada raja dan ratu yang saling bertengkar antara sisi gelap dan sisi cahaya. Akhirnya sang raja dan ratu itu berpisah"
"Sang raja memilih pihak cahaya karena menurutnya Cahaya itu adalau dasar dari semuanya. Sang ratu memilih kegelapan karena bisa memberinya kekuatan yang berlebihan. Saat keduanya membuat perang besar itu, hampir seluruh penduduk dimensi ini ikut, dan yah.. Hampur tidak ada yang tidak mati"
Rain bercerita dengan suara kecil sampai aku harus menajamkan pendengaranku.
"Setelah ini akan ada acara Hari Daun bukan? Kita akan pergi ke dimensi Fairy untuk melakukan ritual pada Dewi bangsa Faury" aku membuka halaman 257 pada buku itu.
"Ya.. Belum masuk kelas saja sudah banyak acara seperti ini.. Jadwal academy ini akan di ubah. Mrs. Alice pasti akan membuat jadwal baru"
******
"Dimensi Fairy adalah planet yang 65 persennya merupakan daratan dan sisanya perairan. Sementara daratannya terbagi menjadi 32% pemukiman, dan sisanya hutan rimba"
"Kita akan masuk lewat gerbang ini. Satu gugus akan berisi 45 orang yang merupakan 31 anggota dan sisanya penjaga. Ingat! Jangan pernah pergi tanpa izin kalau masih sayang nyawa!!"
Orang di depan itu memberi ceramah singkat lalu mempersilahkan gugus ku masuk.
"Sayang Rayna dan Vicco tidak masuk ke sini" Fanny menatap gerbang setinggi 12 meter dan lebar 21 meter di depan kami.
Gerbang itu bercahaya hijau lembut dan putih terang. Mengundang siapa saja untuk masuk ke dalam.
-------------
"Selamat datang di kerajaan Fairy. Yirian Kingdom menyambut kalian. Saya, Cassandra, ratu Yirian Kingdom, mengucapkan Selamat Datang, mewakili seluruh rakyat Dimensi ini"
Wanita cantik yang bernama Ratu Cassandra, menatap kami semua dengan senyum cantiknya.
"Mari, silahkan masuk. Kami sudah menyiapkan tempat spesial di gedung barat"
****
Sekarang aku dan Celline juga Fanny berjalan jalan menyusuri taman belakang gedung barat.
Taman seluas 89 Meter itu berbatasan dengan hutan yang rimbun.
"Trang!!"
Suara nyaring mengagetkan membuat kami bertiga hendak melarikan diri dari tempat itu.
"Ada apa? Aku mendengar suara pedang di sini" Rayna berlari diikuti oleh Vicco.
"Di sana!" Fanny menunjuk arah hutan.
Seorang prajurit dengan zirah hitam dan mengenakan penutup di wajahnya. Prajurit itu bertarung dengan ratu Cassandra.
"Apa yang kalian lakukan di sini?! Cepat pergi!! Jangan sampai kalian terluka!" Karena kaget dengan kedatangan kami, lengan Ratu Fairy itu tergores dalam.
"Zhaaa"
Angin kencang membawa hawa merah membuat suasana tegang. Vicco yang sekarang berubah menjadi sosok Fairy bersayap hitam dan mata biru menyala menatap prajurit itu dengan murka.
"Kamu.. Kamu orang itu!! Aku harus laporkan ini" orang itu hendak berlari, namun dengan sekejap, Vicco sudah berada di depan orang itu.
Angin merah menggiasi sekitar kami. "Lari! Jangan berada di sini!" Rayna menggenggam lengan ku dan hendak menarik ku pergi.
"ayo!! Kita harus pergi atau akan hancur menjadi abu!!" Fanny menarik Celline menjauh.
Sebelum pergi sepenuhnya. Aku melihat orang itu tercekik oleh sesuatu yang tak kasat mata, lalu mati dan menjadi abu.
Ratu Cassandra menatap Vicco tak berkedip. Ratu Fairy itu mengucapkan beberapa kata lalu menangis dan ternsenyum bangga. Selanjutnya, kami berteleportasi menuju tempat Mrs. Alice.
*
*
*
*
*
*
*Mau Hiatus lama tapi ga tega_-
Nanti aku jadi KuKer ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Magicall Land Academy✔
FantasyJadi, kalian percaya atau tidak dengan dunia sihir? Haha, aku tentu tidak percaya dengan semua itu. Menurutku, itu hanya cerita yang di karang nenek untuk membuatku tidur. Semacam dongeng penghantar tidur. Kata demi kata yang dia ucapkan banar-bena...