0.8 - Permintaan Jaka

55 8 0
                                    

Sebelum kalian baca chapter selanjutnya, aku akan kasih tau kalian dulu ya.. Sebenarnya cerita ini hanya cerita biasa yang gak ada baper-bapernya sama sekali. Bahkan, mungkin feel nya gak ada. Jadi buat kalian yang gak suka sama cerita ini gak papa kok, karena aku kan bukan penulis professional. Aku hanyalah seorang penulis baru yang baru 1 tahun gabung di wattpad. *lah curhat?

Ok. Jadi maklum ya bagi pembaca yang merasa kalian kurang srek sama cerita yang aku buat ini.. Wajar lah, author masih belajar.

Cussss baca lagii... Semangat yaaa💪

👣Happy Reading👣

____________________

Tentang Kamu 2
___________________

.

...

Senangnya karena hubungan ku kembali membaik. Senyuman tak pernah pudar dari bibirku sedikitpun. Berbeda jauh dari hari-hari kemarin yang terus saja dikelilingi oleh rasa bersalah.

"Makasihh" aku turun dari motornya, begitupun dia. Dia melepaskan helm yang aku pakai dan merapihkan rambutku yang sedikit berantakan.

"Masuk" aku menganguk tetapi kakiku masih tetap diam di tempat yang aku pijak.

"Nganguk tapi masih disini" cibirnya.

"Gak kan mampir dulu? Teh, kopi gitu?" Tawar ku

"Nanti tapi gak sekarang" jawabnya ramah.

"Nantinya kapan?"

"Ya kapan-kapan. Yaudah sana masuk" suruhnya.

"Iyaa" aku membalikan badanku dan akan berjalan menuju pintu utama tetapi satu tangan menahan pergelangan tanganku sehingga aku harus berbalik menghadap kearah dia dengan tatapan bingung.

"Apalagi?"

"Aku cuma mau bilang, aku gak suka kalo kamu pergi malem-malem kaya waktu itu." Katanya mengingatkan ku akan kejadian dimana aku pergi pada malam hari ke rumah dia hanya sekedar meminta maaf.

"Kenapa?"

"Aku gak mau cewek yang aku suka keluyuran malam hari, apalagi sendirian kaya kemarin."

"Maaf, itu juga ke paksa soalnya aku gak mau hubungan kita renggang karena aku" balasku.

"Jangan diulangi lagi ya"

Aku menganguk, "yaudah, aku pamit pulang jangan lupa salam ke orang tua kamu" pamitnya.

"Iya, hati-hati. Jangan ngebutt" dia menganguk lalu mengelus pipiku halus dan tidak lupa tersenyum yang selalu ia berikan. Tak lama kemudia ia menjalankan motornya dan melaju.

Aku melihat kepergian dia yang semakin tidak terlihat oleh kedua mataku. Aku membuka pagar rumahku yang tidak terlalu tinggi, tetapi baru saja aku masuk tiba-tiba terdengar suara yang membuatku harus membalikan badanku ke belakang.

"Wishhh dianterin cowok.. Siapa sih? Pacar ya?" Tanyanya dengan sebuah cemilan di tangan kananya.

Aku memutar bola matanya kesal. Lihat saja, tanpa merasa malu ia keluar rumah dengan pakaian boxer dan telanjang dada. Coba aja kalo perutnya itu six pack, ini? Enggak!

Tentang Kamu 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang