1.5 - Permasalahan datang kembali

49 6 0
                                    

Kembalii lagi di cerita aku.. Btw, maapin author ya karena kemarin bikin partnya pendek banget. Soalnya ide nya lagi mentok, jadi yaudah deh seadaanya aja yanh penting bisa update. Tapi semoga kalian suka sama ceritaku ini ya.. Aminn ya allah...

Vote dong. Lagian caranya gampang banget kok gak kaya soal mtk.

💧Happy Reading💧

___________________

Tentang Kamu 2
___________________

....

Aku berjalan di koridor sekolah mencari keberadaan dia yang belum aku temui sejak tadi pagi. Hingga saat bel istirahat ber bunyi pun aku belum menemukan dia setitikpun. Entah kemana perginya dia aku tidak tahu, tapi yang jelas perasaan ku mengatakan bahwa dia masih berada di sekitaran sekolah. Sehingga aku hanya melangkahkan kemana kaki ku akan pergi yang hanya bermodalan insting ku saja.

Menurut teman ku, dia berada di kelas tadi pagi. Setelah itu ketika jam pelajaran pertama akan dimulai ia keluar kelas dan tidak balik lagi sampai sekarang. Aku pikir ia tidak masuk sekolah, karena tadi pagi aku terlambat karena jalanan macet. Jangan tanyakan kemana dia, yang jelas aku tidak tahu karena seharian kemarin dia tidak mengabarkan ku sama sekali.

Aku berhenti disalah satu koridor yang tidak terlalu ramai. Aku mengambil handphone yang berada di dalam saku seragamku. Aku menghubungi nomer dia, bahkan chat yang aku kirim kemarin hanya di read saja tanpa membalas pesanku.

Panggilan di akhiri.

Panggilanku di reject olehnya. Aku menghembuskan nafasku kasar, apa dia sibuk? Jika ya, sibuk apa dia?

Aku berjalan kembali mengikuti kemana langkah kakiku berjalan. Sehingga aku berhenti di salah satu ruangan yang aku yakini adalah ruangan OSIS. Entah mengapa perasaan ku mengatakan bahwa dia ada di dalam sana. Rasa penasaran mulai menyelimutiku sehingga mau tidak mau aku harus masuk kedalam ruangan OSIS yang tertutup itu.

Dengan perlahan aku membukanya dengan hati-hati. Pintu terbuka menampakan ada beberapa orang yang terlihat disana oleh kedua mataku. Aku menatapnya tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang. Mereka semua menatap kearahku dan langsung tersadat atas apa yang telah mereka lakukan.

Dia, tampak begitu kaget dengan kehadiranku disana. Langsung saja dia membuang benda itu ke bawah dan menginjaknya. Sudah kalian bayangkan benda apa itu?

Dia merokok di kawasan sekolah bersama dengan teman sekelasku lainnya. Sekitar ada 6 orang disana, diantaranya adalah Azis,Faisal,Dias,Agung,Dandi dan Rizky.

Aku tidak menyangka. Dia yang aku pikir cowok baik ternyata menyentuh benda yang tidak pernah aku sukai sejak dulu. Dia yang aku pikir cowok tanpa perokok ternyata cowok perokok juga. Dia yang aku pikir... Huh sudahlah.

"Kalian ngapain disini?" Tanyaku melipat kedua tanganku di dada dan menatap datar kearah mereka.

"Eh, Rel tadi ada guru?" Tanya Agung dan mengabaikan pertanyaanku.

"Hmm"

"Tadi diabsen gak?" Sahut Dias lalu menginjak benda itu.

"Hmm."

"Terus? Urang di alfa-in gak?" Tanya Dias lagi.

"Hmm"

"Hmm hmm wae jiga nisa sabyan" celetuk Faisal dengan candaannya.

"Kan nanti si Relly rek jadi pengganti nisa sabyan tahun 2020 nya Rel" celoteh Dandi, si biang onar kelas dengan mulut tidak dikondisikan.

Aku mengabaikannya karena menurutku itu sama sekali tidak penting. Aku menatap dia yang terdiam di sebelah Dias. Rasa bersalah terlihat jelas di kelopak matanya.

"Masuk kelas, bel bentar lagi bunyi" suruhku pada mereka.

"Hayu, Yas" ajak Agung pada Dias.

Dias berdiri bersamaan dengan Agung. Begitupun dengan Faisal yang mengikutinya dari arah belakang.

"Ih naon nya ka kelas? Hoream" celetuk Dandi.

"Bae lah yu, bisi pimasalaheun" kata Faisal dengan logat sundanya.

"Pelajaran geogragi deuih, hah" balas Dandi. Mereka pergi dari ruangan OSIS yang hanya menyisakan kita berdua.

Dia berdiri dari duduknya dan menatapku seolah-olah ini adalah kesalah pahaman.

"Aku bisa jelasin" kata dia sambil  berjalan mendekatiku, sebelum ia lebih dekat dengan ku, aku mundur beberapa cm dan berkata,

"masuk kelas"

Setelah mengatakan itu aku pergi meninggalkan dia yang masih ada di belakangku.

"Rel Rel tunggu" katanya dengan menambah satu oktaf suaranya. Ia mengejarku dari arah belakang dan menahan pergelangan tanganku.

"Tunggu, aku bisa jelasin semuanya" cegahnya padaku.

"Gak ada yang perlu di jelasin Ky"

"Gak, gak. Ini salah paham" balasnya.

"Salah paham?" Ulangku.

"Please, tolong." Mohonnya.

Aku menghembuskan nafas kasar, "apa yang ingin kamu jelasin?"

"Semuanya"

"Gak perlu"

"Rel" lirihnya

"Ky, aku gak pernah larang kamu buat ngerokok karena itu hak kamu. Lagian aku gak mau jadi pacar yang suka ngekang pacarnya, sama seperti apa yang kamu lakuin ke aku. Tapi apa semuanya? Kamu bilang 'kamu percaya sama aku Rel, karena aku bukan cowok perokok. Aku janji gak akan pernah ngerokok apalagi di depan kamu' dan dengan bodohnya aku malah percaya sama kamu Ky!" Jelasku agar ia ingat apa yang dulu ia katakan padaku sehingga aku dengan mudahnya percaya sama apa yang ia katakan.

"Aku bisa jelasin"

"Ngapain di jelasin sih Ky? Lagian itu hak kamu kok mau ngerokok atau enggak aku gak akan larang." Kataku.

"Enggak, gak. Aku tau kamu gak suka, jadi tolong" mohonnya.

"Ky, udah ya. Aku gak mau ada konflik diantara kita. Udah gak perlu di permasalahin ya." Pintaku karena aku tidak ingin menambah konflik diantara hubungan ku dengan dia, apalagi soal kemarin yang belum clear.

"Seharusnya aku yang bilang gitu Rel. Aku gak mau ada konflik diantara hubungan kita. Makanya aku mencoba menjelaskan semuanya sama kamu" katanya membalikan perkataan ku.

"Ky, udah ya" ucapku agar semua ini selesai.

"Gak. Pokoknya mau gak mau, denger atau gak denger, aku akan tetep jelasin semuanya sama kamu" paksanya.

"Ky!"

"Pulang sekolah aku tunggu" katanya dengan tegas tanpa penolakan.

Setelah mengatakan itu dia pergi begitu saja meninggalkan ku. Aku terdiam menahan air mata supaya tidak keluar disini. Pasalnya, aku mencari dia karena ingin menyelesaikan semuanya. Tetapi bukan masalah yang terselesaikan, melainkan permasalahan yang datang kembali diantara kita.

Terkadang aku bingung, mengapa diantara kita selalu saja datang satu persatu masalah tanpa memberi kita jeda untuk bahagia walaupun itu sesaat.

Aku pernah berpikir, apa aku harus mengakhiri sebuah hubunganku dengan dia? Agar kebahagiaan datang kepadaku?

To be continue

Budayakan Vote setelah membaca!

JANGAN JADI PEMBACA GELAP!

Pijit bintangnya.

👇

Tentang Kamu 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang