Permasalahan yang sederhana namun sulit untuk di selesaikan.
•••
Halo guys, sebelum kalian baca cerita ini kalian harus baca dulu cerita TENTANG KAMU biar kalian paham sama jalan ceritanya..
Ok, yuk langsung baca..
HAPPY...
BUDAYAKAN VOTE SEBELUM/SESUDAH MEMBACAA, OK? SATU VOTE DARI KALIAN ITU SANGAT BERHARGA BUAT AKU.
Jadi jangan lupa VOTE! Dan untuk comment aku gak maksa kalian buat ngelakuinnya. Itu tergantung kalian:)
Semoga kalian suka sama ceritakuuu..
Aku lagi gak mau basa basi guys, jadi langsung aja ya. Etss, tapi aku kasih bonus foto dulu ya.
Tebaksendiriajalah, siapa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lucuu
Happy Reading
____________________
Tentang Kamu 2 ____________________
....
"Kamu gak papa?"
Aku langsung tersadar dari apa yang aku lakukan. Aku menyentuh pinggiran pintu kamar dengan kuat agar aku bisa menyeimbangkan tubuhku. Tanpa aku duga, dia membantu ku dan memapahku pelan menuju kasur king size yang ada di dalam kamarku. Dia mendudukan ku di atas kasur dan memberikan segelas air putih yang ada di nakas padaku.
"Minum dulu"
Aku menerimanya dan meminumnya meski dibantu oleh dia tanpa aku pinta. Setelah itu, dia meletakkan kembali segelas air lalu duduk di pinggiran kasur dengan tubuh menghadap kearahku.
"Kamu gak papa?" Tanyanya dengan nada sedikit khawatir.
Aku tersenyum kecil nan kaku mendengarnya. Entah mengapa aku merasa canggung jika berhadapan dengan dia kembali. Huh, mungkin ini efek dari ketidakbersamaan setelah sekian hari.
Setelah dia mengatakan itu, kita sama-sama terdiam dalam keheningan. Tidak ada yang mengeluarkan suara untuk mencairkan suasana yang sunyi ini. Bahkan jangkrik pun ikut terdiam melihat sepasang manusia yang terlihat canggung setelah sekian hari tidak bersama meski masih dalam satu ikatan.
"Hm." Deham dia. "Gimana kabar kamu?" Lanjutnya.
Aku tidak langsung menjawab. Karena aku tidak tahu harus menjawab apa. Ingin rasanya aku menjawab yang sebenarnya, hanya saja aku takut. Takut sesuatu hal akan terjadi. Entah itu apa.
Ia mengangukan kepalanya pelan. Seolah-olah mengerti apa yang sedang aku pikirkan. Dia menatap kearahku tanpa senyuman. Oh jangan lupakan pula, semenjak kita tidak bersama meski masih dalam satu ikatan. Aku belum pernah lagi melihat senyuman dia yang menurutku terlihat manis.
