Hanya mengingat kalo cerita ini biasa aja dan ya mungkin terdengar mainstream. Jika gak suka gak papa dan kalian boleh kok minggat. Kalo suka, alhamdulillah.
Yaudah yoo lanjutt baca lagiii..
Happy Reading
___________________
Tentang Kamu 2
___________________....
Sejak diperjalanan tadi ketika berangkat sekolah, tidak ada percakapan ataupun yang memulai percakapan lebih dulu. Kita sama-sama terdiam dalam keheningan, hanya saja suara kendaraan yang terdengar bising di indra pendengaran.
Canggung. Itu yang dirasakan selama diperjalanan. Hingga sampai disekolah pun tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun diantara aku dan dia. Meski kita jalan saling beriringan, tetapi kediaman yang terus saja menyelimuti. Seperti ingin mengatakan suatu hal tetapi tidak bisa untuk diungkapkan.
Aku menghela nafas, jam menunjukan pukul 12 siang dan sekarang waktunya seluruh murid melaksanakan sholat dzuhur bagi yang beragama islam. Tatapan ku menatap kearah bangku pojok yang sedang di duduki seseorang, dimana orang itu adalah hal yang sedang mengisi hatiku dengan berbagai rasa bersalah.
Aku membuka sepatuku dengan cepat setelah melihat dia akan bersiap-siap untuk keluar kelas, dimana anggota kelas yang lain sudah menuju masjid. Dia berjalan santai dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celananya, dengan gerakan yang cepat aku berlari mengejar dia keluar kelas dan menahan salah satu lengannya yang sudah aku gapai.
Dia menghentikan langkah kakinya dan membalikan tubuhnya ke belakang. Tatapan datar yang ia tunjukan padaku. Aku berusaha tersenyum padanya meski senyumku tidak terbalas.
"Aku mau ngomong sama kamu, boleh?" Izin ku padanya. Ia tidak menjawab perkataan ku, mungkin ia sudah tahu apa yang ingin aku katakan padanya.
"Bentar kok Ky" kataku merasa canggung.
Dia tidak menjawab, tetapi ia berjalan melewatiku dan duduk disalah satu kursi koridor depan kelas. Aku mengikutinya dan ikut duduk di sebelah dia.
Aku menarik nafas dan berusaha tenang. Setelah semuanya dirasa tenang barulah aku memulai berbicara, menjelaskan semua yang ingin aku sampaikan padanya.
"Dia temen aku di masa lalu. Kita gak punya hubungan apa-apa selain temen. Kita berdua hanya sekedar teman biasa yang suka bercanda. Tetapi selama kita bercanda, gak ada satu pun rasa yang aku miliki begitupun juga dia." Kataku dan dia hanya diam saja tidak merespon.
"Aku udah jelasin semuanya sama kamu. Aku sama sekali gak ada rasa sama dia meski itu dulu ataupun sekarang. Kamu percaya kan sama aku?" Lanjutku.
Dia menatap kearahku, "Yang kamu maksud 'dia' itu siapa?"
"Temen aku, namanya Iqbal" jawabku.
Ia menganguk mengerti, membuatku merasa lega.
"Kamu masih marah sama aku?"
Tanyaku.Ia menggeleng, "aku gak pernah marah sama kamu. Aku cuma ingin kamu ngerti, kalo aku mau kita itu saling terbuka. Dan aku juga gak pernah maksa kamu buat jelasin apapun itu. Termasuk yang tadi"
"Meskipun kamu dulu pernah suka sama dia, itu hak kamu. Karena perasaan gak bisa bohong kan? Lagian aku gak pernah larang kamu buat suka sama siapapun itu. Kalaupun juga kamu masih suka sama dia sampai sekarang pun juga gak masalah, karena perasaan seseorang itu susah untuk diubah. Apalagi, jika orang itu udah membuat kenangan manis yang gak bisa di lupakan." Katanya.
"Aku gak suka sama dia."
"Terus?"
"Aku sukanya sama kamu."
"Aku tau"
"Jadi kamu percaya kan kalo aku itu sukanya sama kamu?" Tanya ku.
"Iyaa"
"Jadi kamu udah gak marah kan?" Tanyaku memastikan.
"Tadi aku udah bilang"
"Bilang apa?"
"Aku rasa ingatan kamu masih bagus."
Aku terkekeh, "iyaa. Sekali lagi aku minta maaf ya?"
"Aku bosen denger kamu minta maaf terus" ketusnya.
"Kenapa? Kan aku salah, jadi harus minta maaf lah"
"Iyaa.. Tapi kamu udah beberapa kali bilang maaf."
"Biarin lah, kamunya juga gak pernah maafin aku" kekeh ku
"Fitnah ya kamuu"
"Itu fakta"
"Kalo aku gak maafin kamu, gak akan mungkin aku mau candaan sama kamu sekarang" jelasnya.
"Iyalah.. Makasih udah maafin akuu"
"Iyaaa sayang" ucapnya tidak lupa juga satu tangannya yang ia simpan di kepalaku dan mengacak-acak rambutku.
"Bilang apa tadi?" Tanyaku sengaja karena ingin dia mengulangnya lagi.
"Emangnya aku bilang apa?" Tanya dia balik.
"Tadii.. Kamu bilang iya apa?"
"Iyaa apa?"
"Ck. Taulah udah lupain.." Kataku sedikit kesal.
Dia tersenyum kecil dan mendekatkan bibirnya di telingaku, "iya sayangg" bisiknya membuat kedua pipinya menjadi panas sekarang. Sedangkan ia hanya mencubit pelan sebelah pipiku dengan tawa kecilnya.
"ADUUHHH BAGUS YAAA ORANG LAIN SHOLAT INI MALAH BERDUAAN" teriakan seorang wanita dari arah depan mereka, siapa lagi kalo bukan Madam, sang guru sejarah yang selalu berjalan-jalan di koridor sambil memantau siswa-siswi nya.
"Ehh Madam. Ini juga mau sholatt" jawab dia.
"SANA CEPET KE MASJID, UDAH DIMULAI SHOLATNYA ITUU" katanya dengan kedua tangan yang tersimpan di pinggang.
"Siap Madam. Ayo Rel" dia menarik tanganku dan berjalan menaiki tangga tanpa merasa malu jika madam sedang melihat kearah ku dan dia.
"DASAR ANAK ZAMAN SEKARANG" dengan suara khasnya setelah itu berjalan kembali.
Dia hanya terkekeh mendengarnya, begitupun dengan ku.
Madam, dia bukan guru killer hanya saja suaranya yang terdengar menggelegar. Dia type guru yang suka bercanda hanya saja sebagian murid merasa takut padanya karena mereka berpikir, Madam itu guru yang tegas karena terlihat dari wajahnya. Semua orang memanggilnya Madam tanpa mengetahui siapa nama asli yang sebenarnya.
Tbc
Mereka udah baikan guys, sebenarnya Rizky itu gak marah cuma dia pingin Relly ngerti gituu..
Tolong budayakan Vote!
Aku cape ngomong VOTE terus. Huuh.
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu 2
Novela JuvenilPermasalahan yang sederhana namun sulit untuk di selesaikan. ••• Halo guys, sebelum kalian baca cerita ini kalian harus baca dulu cerita TENTANG KAMU biar kalian paham sama jalan ceritanya.. Ok, yuk langsung baca.. HAPPY...