2.0 - Hilangnya buku diary

48 6 0
                                    

Hallo guyss kembali lagi di ceritaku.. Semoga kalian suka yaa sama cerita ku yang biasa aja. Dan yaa yang mungkin cerita ini terdengar mainstream. But, it's ok. No problem..

Ok cusss yuu, baca lagi.. Aku lagi gak mau basa basi hehe🚀

× Happy Reading ×

____________________

Tentang Kamu 2
____________________

....

Aku merebahkan tubuhku di ranjang. Rasa lelah menyelimuti tubuhku malam ini. Aku mengambil ponsel ku yang berada di dalam tas dan mulai menghubungi dia dengan posisi yang tetap sama. Berbaring.

Tersambung.

"Hallo" sapaan di sebrang sana saat pertama kali aku menghubungi.

"Udah nyampe?" Tanyaku padanya.

"Baru saja"

"Kirain belum"

"Ada apa?" Tanya nya.

"Gak ada apa-apa. Cuma mastiin aja gimana kamu sekarang." Jawabku.

"Aku baik. Yaudah sekarang kamu tidur, udah malem. Jangan lupa besok" katanya membuatku bingung

"Besok kenapa? Sekolah? Kan minggu, libur" beritahu ku.

"Bukan"

"Terus apa?"

"Jangan lupa besok mandi kalo udah bangun"

"Kenapa emangnya?"

"Gak papa."

"Aneh kamu" kekehan ku.

"Yaudah kamu istirahat. Jangan lupa juga sholat. Kamu belum sholat isya kan?"

"Iya."

"Sekarang sholat dan tutup telephone nya"

"Iya, good night" ucapku.

"Nigth too"

Sambungan terputus.

Aku menyimpan ponsel di sembarang tempat. Sebelum melaksanakan sholat, aku akan menuliskan kata demi kata yang akan menjadikan sebuah kalimat di dalam diary ku. Aku mencari buku diary di dalam tas kecil ku, karena aku selalu membawanya kemana pun aku pergi, juga sebuah buku yang ia berikan padaku dulu.

Aku mencari buku diary itu dengan posisi tetap rebahan. Tanganku terus meraba-raba mencari buku yang ada di dalam tas kecilku dan anehnya aku tidak menemukan diary ku. Aku langsung bangkit dari rebahan dan mengubah posisi ku menjadi duduk. Mencari terus mencari diary ku sampai dapat, siapa tahu aku tidak benar mencarinya.

Aku mengeluarkan semua barang yang ada di dalam tas kecil ku. Semuanya aku keluarkan sampai tidak ada sisa. Aku melihat hanya ada sebuah buku yang di beri dia saja, sedangkan buku diary ku entah kemana.

Aku mulai mencarinya di setiap sudut kamar. Mulai dari tempat tidur, hingga kolong-kolong yang terpencil sekalipun. Mencarinya di laci, lemari, meja rias, meja belajar, nakas hingga sampai balkon kamar aku mencari diary itu. Tapi, tetap saja tidak aku temukan. Aku menggaruk kepalaku, heran. Memikirkan kemana perginya diary ku? Karena seingatku aku selalu memyimpan diary ku itu di tas kecil yang selalu aku bawa tanpa mengeluarkannya. Kecuali jika aku ingin menulis sesuatu hal yang menurutku itu penting dan berguna.

Aku keluar dari kamar, sekarang sudah pukul 10 malam dan diary ku entah kemana mendadak hilang tanpa arah. Ditambah lagi aku belum melakukan kewajibanku, yaitu shalat.

Ah shit!

Aku mencarinya di setiap sudut ruangan yang ada di dalam rumahku. Mulai dari dekat tv, sofa, meja, vas bunga hingga ke dapur dapur sekalipun. Tapi tetap saja tidak aku temui barang sedetikpun. Aku panik, cemas dan mulai stress mencarinya. Kemana diary ku? Aku tidak tahu harus bagaimana jika ada orang yang membaca setiap tulisan yang aku tumpahkan pada diary ku. Sungguh, aku tidak rela jika ada orang yang membacanya. Setelah sekian lama aku menjaga diary itu, tetapi sekarang? Diary itu hilang tanpa jejak.

"Kamu ngapain?"

Aku menoleh kearah belakang. Disana ada kak Albi menatap kearahku heran. Aku mendekatinya dan menahan agar tangisanku tidak keluar.

"Diary aku hilang Kak" lirih ku.

"Lupa nyimpen kali" katanya.

Aku menggeleng, "enggak kak, diary aku beneran ilang. Soalnya dicari-cari tetep gak ada" kataku tidak terasa air mata keluar dari pelupuk mataku.

"Udah jangan nangis. Kakak bantu cari ya" ucapnya menenangkan.

"Percuma kak, diary nya tetap gak ada" aku berjalan mendekati sofa dan duduk di sana. Sungguh, aku sangat kehilangan. Anggap saja aku lebay karena menangisi sebuah buku yang menurut sebagian orang itu tidak penting. Tapi percayalah, sekecil apapun barang yang menurut kalian berharga, kalian juga akan merasa kehilangan jika barang berharga kalian itu hilang.

Kak Albi datang menghampiri ku, ia mengusap bahuku lembut. "Jangan nangis, kakak yakin diary kamu gak hilang"

Sejujurnya, Kak Albi itu sama sekali tidak tahu tentang buku diary yang ku punya, bahkan ia juga sama sekali tidak tahu isi dari buku diary ku itu. Karena setiap kali Kak Albi tanya tentang diary, aku tidak pernah menjawabnya dan Kak Albi memaklumi itu.

"Sekarang tidur udah malem, besok kita cari lagi" Kak Albi menghapus air mata yang ada di kedua pipi ku lalu mengantarkan ku masuk ke dalam kamar. Setelah itu, Kak Albi keluar dari kamar ku dan menutupi kembali pintu yang sempat terbuka tadi.

Air mataku kembali jatuh. Sungguh diary itu sangat penting bagiku. Karena semua rahasiaku tersimpan disana. Hal yang aku takutkan, takut jika ada orang yang membacanya.

Maka semua yang aku rahasiakan terbongkar sudah.

To be continue

Ayoo dong guys VOTE. SUMPAH DEH, SATU VOTE KALIAN TUH BERHARGA BUAT AKU. ASLI INI MAH...

Ayo lah buat aku bahagia gitu dengan cara VOTE. Kalian kan tau kalo bikin orang bahagia dapet pahala? Jadii ayoo jangan lupa VOTE. lagian aku gak suruh kalian comment kan ya.

Btw, aku lagi kaya ngemis VOTE ya? Tapi gak papa lah. Demi ceritaku.. Hehe..

Pijit bintang nyaa ayooo

👇👇

Tentang Kamu 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang