GO GO GO GO GO!!
AYOO BACA TERUSS CERITANYA. SEMOGA SUKA YA..CERITA INI CUMA CERITA BIASA AJA. JADI BUAT KALIAN YANG GAK SUKA SAMA CERITANYA GAK PAPA. MAU MINGGAT KE CERITA LAIN JUGA GAK PAPA. MUMPUNG MASIH PAST 2 INI, HEHE.
Ok. Langsung aja yuu🚀
👀Happy Reading👀
______________________
Tentang kamu 2
______________________....
Pagi hari yang begitu cerah membuat semangat dalam diriku bertambah hari ini. Sekarang, tepatnya hari minggu dan sekolah libur membuat aku semangat untuk melakukan jogging di pagi hari. Aku sudah siap dengan pakaianku. Training berwarna hitam dan baju kaos putih juga sebuah handuk kecil yang melilit di leherku. Rambut aku ikat menjadi satu bagian.
Sebelum memulai jogging aku pemanasan terlebih dahulu agar tubuhku sehat. Saat pemanasan berlangsung, mataku tidak sengaja melihat seorang cowok di sebrang rumahku. Aku tersenyum begitu pun dengan cowok itu.
Cowok itu bernama Jaka Firdaus. Ia temanku, lebih tepatnya teman serumahku. Kita saling kenal hanya saja kita jarang berkomunikasi.
Tanpa diminta Jaka datang menghampiri ku dan mengikuti pemanasan yang sedang aku lakukan.
"Joggingnya belum kan?" Tanyanya. Aku menganguk sebagai jawaban.
"Jogging bareng boleh dong?" Tanyanya membuat aku terkekeh.
"Boleh" kataku.
Jaka menghentikan pemanasannya meski baru beberapa detik saja. Setelah itu ia berlari di tempat dan memandang kearah ku.
"Kenapa?"
"Ayo kita mulai" ajaknya.
"Gak pemanasan dulu?" Tanyaku.
"Udah tadi" jawabnya enteng.
"Baru juga bentar"
"Pemanasan itu gak usah lama-lama nanti waktu jogging nya cape" kata dia membuat ku tertawa pelan.
"Halu kamu. Mana bisa pemanaaan bikin cape?"
"Bisa lah."
"Terserah kamu aja lah."
Aku mulai mengikuti Jaka yang sedang lari ditempat.
"Aku ada tantangan."
"Apa?"
"Siapa yang larinya paling cepat, ia yang menang. Dan yang kalah, harus melakukan apa yang diperintahkan oleh si pemenang." Tantang Jaka.
"Kalo yang menang?"
"Harus di traktir sama yang kalah" kata Jaka.
Aku terdiam.
"Gimana, berani gak?"
"Ok. Kita mulai" kataku tanpa ragu.
"Mulai ya. 1 2 3" Jaka langsung ngacir begitu saja membuat ku melongo. Tanpa membuang waktu aku langsung berlari mengejarnya.
Aku berlari dengan begitu cepat meski lari ku dan Jaka lebih cepat Jaka karena ia cowok. Tapi aku tidak ingin kalah darinya, mau bagaimana pun aku harus bisa menang mengalahkan cowok itu.
Jaka ada di depanku, aku mempercepat langkah kaki ku agar bisa menyusul Jaka. Terlihat Jaka menghentikan langkah kakinya dan membalikan badannya ke belakang, ia tertawa melihatku yang tertinggal jauh darinya, tetapi aku tidak menyerah begitu saja. Dengan sengaja ia melilitkan lidahnya kearahku dari posisi yang ia tempati. Ia seperti mengejekku dan kembali tertawa, setelah itu ia kembali berlari saat posisiku akan mendekatinya. Aku kesal karena Jaka berlari kembali, sepertinya ia sengaja mengerjai ku. Tapi lihat saja, aku tidak akan menyerah mengejarnya.
Sudah 5 menit lamanya aku terus saja berlari dan rasa cape sangat terasa di tubuhku. Di depan sana Jaka sama sekali tidak terlihat oleh kedua mata ku. Huuh, mungkin Jaka sudah melewati garis Finish. Dengan perlahan aku memperlambat lari ku dan digantikan dengan jalan santai dengan nafas yang ngos-ngosan. Sekitar beberapa meter lagi aku akan segera sampai di garis Finish dan melaksanakan semua yang Jaka perintahkan.
Jaka mulai terlihat oleh indra penglihatanku, ia dengan santainya duduk selonjoran dan meminum air putih dalam kemasan botol sambil menatap kearahku. Ck, menyebalkan!.
Tidak lama kemudian aku sudah sampai di hadapannya dan langsung saja duduk di samping dia dengan kaki yang di selonjorkan. Aku memandang dia kesal karena ia menertawakanku.
"Kalah ya?"ejeknya
"Tau lah" kesalku. Aku membasuh keringatku dengan handuk yang mengantung di leherku. Nafasku masih belum teratur dan rasa haus mulai menjulur ketubuh ku.
"Ini mah namanya bukan jogging, tapi balap lari!" Ketusku
"Terus kenapa? Jogging juga sama-sama lari kan"
"Tapi ini tuh beda"
"Sama aja"
"Terserah" kataku mengalah.
Aku menatap kearah Jaka yang ada di sampingku. Ia sedang meminum air putih entah dapat dari mana, dan membuatku harus menelan saliva karena rasa haus. Jaka yang menyadari apa yang aku lakukan, ia sengaja membasuh mukanya dengan air tersebut dan meminum kembali di hadapanku. Tersadar dengan apa yang sedang aku lakukan saat ini, Aku menatap kesal kearahnya, sepertinya ia sengaja melakukan hal itu di depanku.
"Kenapa? Haus?" Goda Jaka.
Aku memutar bola matanya kesal. Jaka tertawa melihat tingkahku, dan mengacak rambutku pelan.
"Nih" satu botol air putih berada di depanku. Aku menoleh kearah Jaka, memastikan.
"Apaan?" Kesal ku
"Buat kamu" aku menatap kearah botol yang masih di pegang Jaka. Saat aku akan mengambilnya tiba-tiba saja Jaka menarik kembali botol air itu.
Terus apa gunanya dia memberikannya padaku?
"Kalo gak mau ya udah" katanya lalu membuka tutup botol itu.
Aku melongo, sumpah Jaka gila!.
Aku mendengus kecil dan menatap kesal kearah Jaka."Kalo gak niat ngasih gak usah ngasih!" Ketus ku.
"Niat kok, nih" botol itu kembali di berikan padaku.
"Gak perlu"
"Gak haus emangnya?" Tanya Jaka, sebenarnya ia tadi hanya mengerjainya saja.
"Gak."
"Serius?" Tanya Jaka tidak percaya. Aku tidak menjawab.
"Kalo gak mau yaudah buang aja." Saat Jaka akan membuat air minum itu, lantas saja aku langsung menahan tangan Jaka dan mengambil alih botol air minun itu.
"Gak usah di buang, mubazir"
Kataku."Lah katanya gak mau" ejek Jaka
"Ya gak usah di buang juga kali" elak ku.
"Bilang aja gengsi" kekehan Jaka.
Aku tidak peduli, dengan cepat aku langsung meminum air botol itu dan mengabaikan Jaka yang menatapku dengan tawaannya.
Ck, menyebalkan!
To be continue
Jangan lupa vote guys,, semoga kalian suka sama cerita yang biasa saja ini:)
TINGGALKAN JEJAK KALIAN DISINIII...
Pijit bintangnya.
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu 2
Teen FictionPermasalahan yang sederhana namun sulit untuk di selesaikan. ••• Halo guys, sebelum kalian baca cerita ini kalian harus baca dulu cerita TENTANG KAMU biar kalian paham sama jalan ceritanya.. Ok, yuk langsung baca.. HAPPY...