Haloo guys ketemu lagii di ceritaku ini, hehe. Btw, gimana part kemarin? Sedihnya masih kurang gak? Kalo iya Maaf, aku gak bisa bikin cerita sedih yang mendalam soalnya. Bukan gak bisa sih, lebih tepatnya belum bisa.
Tapi insya allah nanti aku usahain dan belajar lagi deh buat rasa sedih yang mendalam. Doakan ya, semoga aku bisa:)
Oh ya guys aku mau ngucapin HAPPY ANNIVERSARY 8TH EXO!! AKU BERHARAP EXO SELALU BERSAMA SETIAP TAHUNNYA.. SUMPAH, AKU BANGGA BANGET JADI EXO-L MESKI BARU SIH, HEHE.. DAN SEMENJAK JADI EXOL AKU TUH SERASA HIDUP.. SO, I REALLY HAPPY BECAME EXO-L:)
Yaudah yuu cussss🚀 baca lagiii..💧HAPPY READING💧
____________________________________
Jangan salah kan hati mu yang patah. Tapi salah kan lah dirimu mengapa memilih cinta yang salah.
____________________________________.....
Semenjak kejadian 2 hari itu aku merasa drop. Tubuh ku menjadi panas kembali. Demamku naik. Kak Albi menjadi khawatir dengan keadaan ku sekarang. Apalagi pekan ini ia di sibukan dengan pekerjaan dan tugas kuliahnya. Aku merasa bersalah karena telah membuat Kak Albi begitu khawatir padaku, dan aku merasa merepotkan nya selama ini.
"Dimakan dulu nasinya Rel" pinta kak Albi lalu menyuapkan satu sendok ke arah mulutku. Aku menerimanya dengan paksa, karena aku tidak ingin membuatnya cemas lagi.
"Kenapa bisa kaya gini lagi? Padahal kemarin-kemarin mau hampir sembuh loh" katanya sedikit menghiburku.
Aku tersenyum tipis, "kecapean kali kak"
"Kecapean gimana? Kamu gak ngapa-ngapain padahal" aneh Kak Albi.
Aku terdiam. Tidak berbicara karena takut salah ngomong.
"Makan lagi, udah gitu minum obat." Aku menganguk mengiyakan.
"Kakak tinggal ya, mau kerjain tugas kuliah. Nanti kalo udah selesai kakak kesini lagi" ucapnya.
Aku menganguk. Sebelum pergi kak Albi mengusap kepalaku lembut dan mencium keningku.
"Cepat sembuh ya" setelah mengatakan itu kak Albi keluar dari kamarku dengan senyum yang mengembang.
Aku bersyukur karena telah diberikan seorang Kakak yang begitu sabar dengan sikapku. Seorang kakak yang selalu ada ketika ku sendiri, meskipun aku tidak pernah menceritakan semua masalahku padanya. Tetapi ia mengerti dan paham dengan semua sikapku. Ia tidak pernah memaksa ku untuk bercerita, karena ia selalu mengatakan semua orang pasti mempunyai privasinya masing-masing.
Kak Albi mengerti itu.
Aku tidak kembali ke sekolah karena sakit ku kembali bertambah 3 hari. Jadi bisa di total kan bahwa aku tidak masuk sekolah selama satu minggu. Rasanya bosan jika aku terus saja berbaring di dalam kamar. Aku ingin keluar, tetapi tidak bisa. Karena katanya aku itu harus banyak istirahat.
Kejadian tempo itu masih teringat di memory. Ingin ku hapus, tetapi tidak semudah itu. Masih berbekas semua ucapan yang dia katakan. Sehinga cairan bening yang ingin ku tahan keluar begitu saja ketika ku mengingatnya lagi.
Aku menghapus air mataku. Aku tidak ingin sedih terlalu lama karena itu akan berdampak pada kesehatan ku saat ini. Aku tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan meski sekarang rasa nyeri itu terus saja menghampiri ku secara perlahan, dengan cara mengingatnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamu 2
Teen FictionPermasalahan yang sederhana namun sulit untuk di selesaikan. ••• Halo guys, sebelum kalian baca cerita ini kalian harus baca dulu cerita TENTANG KAMU biar kalian paham sama jalan ceritanya.. Ok, yuk langsung baca.. HAPPY...