Lima Belas

6.4K 449 8
                                    

Lily membolak-balik tubuhnya diatas ranjang, tidak bisa tidur. Ini sudah seminggu sejak pernikahan sirinya dengan Afraz dan ia tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa seizin suami istri itu. Atau mungkin lebih tepatnya Evelyn, karena Afraz tidak peduli pada apapun yang Lily lakukan.

Mungkin, dimata orang-orang yang menghadiri pernikahan sirinya kemarin berpikir jika semua itu hanyalah sebuah lelucon. Sebuah permainan yang perlu ia mainkan perannya dengan baik.

Namun, bagi Lily itu semua adalah hal yang sakral. Salah satu moment terpenting dalam hidupnya, walau dengan cara yang menyakitkan.

Benar adanya jika ia akan memainkan perannya dengan baik sebagai seorang istri. Tapi dengan kesungguhan hati, dengan tulus. Orang lain tidak perlu tahu, bahkan untuk orang yang telah mengambil alih tanggungjawab Ayahnya atas dirinya.

Bagi Lily, cukup ia dan Tuhan nya yang tahu bagaimana ia akan menjalani perannya dengan sepenuh hati. Bahkan walau tidak akan terlihat dimata siapun yang akan melihatnya.

Lily baru saja menutup aplikasi Al-Qur'an di ponselnya setelah membaca beberapa ayat saat notifikasi pesan masuk dari Perawat pribadi Lita. Tadi Lily sempat mengiriminya pesan menanyakan kondisi Lita dan wanita itu membalas jika keadaan kakaknya masih belum ada perubahan.

Lily menghembuskan nafas pelan, mengirimi do'a untuk kesembuhan Lita dan mencoba untuk memejamkan matanya. Namun lagi, suara tanda pesan masuk membuat Lily membuka mata dan membaca pesan yang ternyata dari Syeila.

Syeila
Ly, besok ketemu yuk. Lusa aku sudah mau berangkat ke Jerman.

Lily masih menatap layar ponselnya dan memikirkan balasan untuk ajakan Syeila. Ia sangat ingin bertemu dengan temannya itu. Mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya. Tapi sepertinya Evelyn tidak akan mengizinkan. Karena kemarin saat ingin mengunjungi Lita pun, wanita itu tidak memberikan izin. Apalagi hanya untuk bertemu dengan temannya.

Lily
Maaf Syei, kayaknya aku nggak bisa. Aku do'akan semoga perjalanan dan kuliahmu disana nanti lancar dan senantiasa dalam lindungan Allah.

Syeila
Yahhh, kenapa?
Kamu jagain kak Lita ya?
Ya sudah, biar nanti aku yang nyamperin ke Rumah Sakit.

Lily
Nggak Syei, hanya saja aku nggak bisa karena ada urusan.
Maaf.

Syeila
Urusan apa?
Bukankah kamu juga sudah berhenti bekerja di tempat pak Raka. Beberapa kali mengunjungi Cafe itu, aku juga jarang liat pak Raka. Nggak seperti biasanya.

Lily
Mungkin dia sedang memiliki kesibukan lain.

Syeila
Dan ya, kamu jadi lanjutin kuliah kan?

Lily
Kayaknya tahun depan Syei, nggak mungkin aku lanjutin kuliah dengan keadaan kak Lita sekarang.

Syeila
Benar. Aku harap kak Lita segera sembuh dan kamu bisa melanjutkan kuliah agar bisa menggapai cita-citamu.

Lily
Aamiin.
Sudah sana tidur, kamu harus banyak istirahat sebelum memulai hidup baru di negara orang.

Syeila
Seolah-olah aku nggak akan bisa tidur disana nanti.
Ya sudah, sepertinya kamu juga butuh istirahat setelah seharian menjaga kak Lita.
Assalamu'alaikum.

Lily
Walaikumussalam.

Ada banyak macam kehidupan di dunia. Ia yang tengah berjuang demi kelangsungan hidup dan kesembuhan kakaknya. Evelyn yang berusaha untuk memiliki seorang keturunan hingaa rela tersakiti. Syeila yang akan melanjutkan pendidikan dengan dukungan penuh keluarganya. Dan masih banyak orang diluar sana yang menjalani cerita berbeda dalam hidup mereka.

PAINFUL [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang