Tiga Puluh Satu [ END ]

14.9K 608 55
                                    

Lily berusaha mempercepat langkahnya melewati lorong Rumah Sakit dengan tangan yang mengelus perut besarnya. Sejak di dalam mobil tadi, entah kenapa perutnya sesekali terasa sakit. Membuat sedikit rasa cemas menghampirinya.

Tidak akan terjadi apa-apa dengan janinnya kan?

"Lily, kamu datang." Sambut Raka yang Lily balas dengan anggukan kepala.

"Bagaimana dengan kak Lita?"

"Dokter masih memeriksanya. Sudah setengah jam berlalu dan mereka belum keluar." Beritahu Raka. "Tadi aku sempat melihatnya membuka mata dan mendengar gumamannya. Aku yakin ia akan baik-baik saja." Lanjutnya saat mendapati raut cemas di wajah Lily.

"Semoga saja, semoga kak Lita sadar."

Mendapati wajah pucat hingga jilbab yang Lily kenakan basah pada bagian pelipisnya karena keringat, Raka meminta agar Lily duduk di kursi tunggu. Lalu memberikan air minum yang tadi sempat di belinya.

Setiap kali melihat bagaimana keadaan Lily, rasa bersalah selalu menghampiri Raka. Ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana marah dan kecewanya Lita nanti padanya saat wanita itu jelas-jelas pernah memintanya agar menjaga Lily.

Pintu ruangan yang terbuka membuat perhatian Lily maupun Raka teralih dan segera bediri menghampiri Dokter.

"Bagaimana keadaan Kakak saya Dok?"

"Alhamdulillah, pasien telah sadar dari komanya. Masuklah. Pasien menunggu kalian."

Setelah mengucapkan terima kasih berkali-kali pada Dokter, Lily segera masuk ke dalam.

Mendapati Lita yang menatapnya sayu, Lily tidak bisa menahan air matanya. Lalu terisak kecil, tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia dan leganya saat ini.

"Terima kasih Kak. Terima kasih sudah bertahan." Isak Lily mencium punggung tangan Lita lalu memeluknya. Sedang kakaknya itu hanya bisa tersenyum lemah.

"Raka.." Lirih Lita.

Raka yang berdiri di belakang tubuh Lily membalas dengan anggukan kecil serta senyum yang menghiasi wajahnya.

Ia benar-benar merasa bahagia. Wanita yang ia cintai akhirnya tersadar dari tidur panjangnya.

"Terima kasih sudah menjaga Lily dengan baik."

Namun ucapan Lita berikutnya membuat senyumnya perlahan menghilang.

Terima kasih?

Menjaga Lily dengan baik?

Raka benar-benar tidak pantas mendapatkannya.

Bagaimana jika Lita tahu apa yang telah Lily lalui, dan ia sama sekali tidak bisa mencegahnya.

Sadar akan kondisi dirinya saat mendengar perkataan Lita, Lily segera menarik diri lalu menarik jilbabnya untuk menutupi perutnya. Lita tidak boleh tahu kebenarannya sekarang. Lily tidak pernah mengharapkan Lita untuk tahu. Terlebih dengan kondisi Lita sekarang.

"Kakak enggak tahu seberapa lama kakak enggak sadar. Tapi sekarang kamu kelihatan gendutan ya?"

Mendengar itu, Lily terlihat gugup.

"Kakak bersyukur kamu bisa hidup dengan baik tanpa kehadiran kakak."

Lily membalas dengan senyuman, senyum yang ia paksakan.

"Sudah, lebih baik sekarang kakak istirahat lagi ya. Jangan terlalu banyak berpikir."

Saat mencoba mengalihkan pembicaraan, Lily bersyukur Lita meresponnya dengan anggukan kepala. Lalu tidak lama setelahnya kembali memejamkan mata.

PAINFUL [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang