Dua Puluh Empat

6.5K 492 13
                                    

“Kehamilan pada usia muda sangat berisiko pada kesehatan Ibu juga janinnya. Lily bisa saja mengalami darah tinggi, anemia, atau bahkan kelahiran bayi yang prematur. Makin muda remaja perempuan mengalami kehamilan, maka makin berisiko bagi dirinya saat persalinan dan anak yang dikandungnya. Hal ini dikarenakan tubuhnya secara umum belum siap untuk menjalani proses persalinan, antara lain karena panggul sempit. Dan sudah ada banyak kasus kematian yang di alami oleh para remaja yang hamil di usia yang begitu muda. Jadi, aku harap kamu bisa ikut membantu dan menjaga Lily selama masa kehamilannya. Biar bagaimanapun, di sini kamu mempertaruhkan nyawa juga masa depannya Evelyn.”

Perasaan bersalah sekaligus takut menghampiri Evelyn saat mendengar penjelasan panjang lebar dari Dokter Mia. Sejak awal, ia tahu dan sadar akan risiko tersebut saat berkonsultasi dengan salah seorang Dokter Kandungan.

Namun tekat yang kuat membuatnya mengabaikan itu semua dan meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Evelyn terlalu yakin bisa mengatasi semuanya. Tapi kini, saat melihat Lily terbaring dengan wajah pucatnya sudah membuatnya merasa begitu bersalah.

“Akan aku lakukan yang terbaik untuk membantu dan menjaganya hingga ia melahirkan nanti Mbak Mia.” Balas Evelyn terdengar begitu sungguh-sungguh.

“Bukan hanya sampai ia melahirkan. Karena pasca-melahirkan, Lily juga berisiko mengalami depresi. Setelah mengalami banyak kesulitan serta ketidaksiapan  di masa-masa kehamilannya nanti, sangat nggak mungkin jika dia akan merasa baik-baik saja dan langsung pulih seperti sedia kala. Terlebih saat harus mendapati jika anak yang dikandungnya menjadi milik orang lain. Biar bagaimanapun, ikatan seorang Ibu mulai terjalin sejak anaknya berada di dalam kandungan.”

Kini, perasaan takut yang lain Evelyn rasakan. Bagaimana jika Lily berubah pikiran dan bersikeras tidak mau memberikan bayinya pada Evelyn?

Nggak, Lily bukan tipe orang yang bisa melakukan itu. Iya, dia nggak mungkin melakukannya.

Mendapati keterdiaman Evelyn, Dokter Mia menuliskan beberapa resep obat serta vitamin untuk Lily dan bersiap untuk pergi.

“Aku akan membuat janji temu pada tanggal yang sama di setiap bulannya. Jadi bawa Lily untuk memeriksa kandungannya dan segera hubungi aku jika terjadi apa-apa pada kandungannya.”

“Iya Mbak Mia. Tapi untuk pemeriksaan setiap bulannya, bisa Mbak Mia saja yang kemari? Aku takut akan banyak orang yang curiga jika—“

“Di sini nggak ada alat yang aku butuh kan saat melakukan pemeriksaan secara menyeluruh Evelyn.”

“Aku akan menyiapkan semuanya, jadi—“

“Baiklah. Aku permisi, assalamualaikum.”

“Terima kasih Mbak Mia. Walaikumussalam.”

*

Lily membuka mata saat mendengar pintu kamar yang ditutup dan merasakan tidak ada siapa-siapa lagi di ruangan yang sekarang di tempatinya.

Ia memandang langit-langit kamar dengan mata berair. Lily mendengar semua yang Dokter Mia jelaskan pada Evelyn tadi.

Bagaimana besarnya risiko hamil di usia remaja. Namun entah kenapa, kalimat akhir Dokter Mia tadi malah lebih mengganggunya.

Membayangkan ia akan menyerahkan bayi yang tumbuh di dalam rahimnya rasanya begitu menyakitkan. Jauh lebih menyesakkan dibandingkan risiko-risiko kehamilan yang tadi Dokter Mia jelaskan.

Namun seolah batinnya kembali mengingatkan, jika ia berada di tempat dan keadaan sekarang adalah karena hal tersebut. Mengandung anak mereka. Memberikan keturunan pada sepasang suami istri tersebut.

PAINFUL [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang