Pertama kali bikin ginian. Pertama kali nerjemahin. Original author by CHASSIRE. English translation by Houzini. Selanjutnya Indo translate by me.
Maafkan jika ada kesalahan ya 😁
Aku kembaliiii 💃 Maaf kalo ada typo dan pahami sendiri penyampaianku pada kalian 😂 🙏
ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bicara denganku lebih banyak na.."
「。。。。。。。。。。。。」
Tok tok Tok tok Tok tok
Menurut etika, jika mereka bukan pemilik ruangan dan mempunyai kuncinya, mereka harus mengetuk pintu tiga kali, terlepas itu ada orangnya atau tidak. Dan ketika mendapatkan ijin atau tidak dari sebuah, maka kita benar-benar bisa membuka pintu untuk masuk. Aku bahkan harus menunggu di depan ruangan karena aku tidak punya kartu kunci. Namun untungnya, di dalam dompet terdapat item yang paling di butuhkan. 😂
Temanku So berkata bahwa kondominium ini memberi dua kartu kunci. Tidak tahu apakah P'Phu sudah menyiapkannya atau tidak di terima olehnya. Menungguku mencari di dompet dan menemukan kartu kunci cadangan sendiri. Apakah itu di persiapkan atau tidak, itu adalah hal baik.
Aku membuka pintu dan membungkuk untuk mengambil sesuatu di lantai, dan berjalan dengan makanan di kedua tanganku penuh. Ketika aku tiba, aku ingat bahwa aku pernah sekali kemari ketika Ayah C berada di Bangkok. So memberitahuku bahwa Ayahnya menjual kamarnya sebelum pindah ke Phuket sejak awal semester.
Setelah meletakkan barang bawaanku di atas meja, aku berbalik untuk melihat sekeliling ruangan. Kondisi keseluruhan ruangan tidak berbeda jauh dengan sewaktu Ayah So disini. Seperti ketika aku datang untuk bertemu Ayah C. Satu-satunya hal yang berbeda mungkin adalah ujung kaca yang digunakan untuk melihat ke luar.. Lukisan cat air yang menyebar ke seluruh wilayah itu, membuatku berpikir bahwa P'Phu pasti benar-benar serius soal menggambar. Setidaknya itu menjadi hobi yang paling sering ia dilakukan.
"P'Phu." Aku memanggil dan berjalan untuk menemui seseorang yang berbaring di sofa. Ia menggunakan satu lengannya untuk menutupi matanya, tubuhnya tidak bergerak sama sekali sampai aku bertanya-tanya, apa dia mati? (Ih ngasal sih si Kao ini 😂)
"La.."
"Apa na?" Aku mengerutkan keningku, aku jongkok di sebelah sofa lalu mendekatkan telingaku.
"Lapar."
"Ya, aku sudah membuatkannya untukmu. Tunggu sebentar P'."
Aku buru-buru berdiri dan berlari ke meja tempat aku meletakkan barang-barangku tadi.
Awalnya aku tidak tahu kapan P'Phu akan makan, jadi aku taruh di dalam kotak makan dan tutup dengan baik. Aku pikir bahwa jika ia belum memakannya, ia bisa menyimpannya sesuai saran yang di berikan P'Gui.. Tapi membiarkannya makan juga hal yang bagus, karena menurut P'Gui makanan yang di rendam terlalu lama tidak bagus untuk kesehatan.