Pertama kali bikin ginian. Pertama kali nerjemahin. Original author by CHASSIRE. English translation by Houzini. Selanjutnya Indo translate by me.
Maafkan jika ada kesalahan ya 😁
👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆 aku gila doooong sama captionya phubet di moment mereka beberapa waktu lalu.. 😍 Kapan sih oxygen the series tayang? Aku pengen cepet-cepet liat moment phukao, sologui 🥰
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Situasi saat ini bisa di bilang sangat amat menegangkan..
Ruang tamu rumahku yang luas, yang biasanya hanya diisi tidak lebih dari tiga orang, saat ini terisi penuh dengan sepuluh wajah brutal yang berdiri di depan P'Phu, fokus pada dua pasangan di sofa besar denganku yang duduk di sebelah P'Phu. Di sisi berlawanan, Jaa menatapnya mengeksplorasi P'Phu dengan mata yang berkilauan, dengan Paa yang duduk di depannya, mengangkat lengan bajunya memamerkan tato untuk meningkatkan betapa barbarnya Paa.
"Jaa." Aku memanggil Jaa tersinggung ketika aku merasa bahwa orang-orangku terlalu berlebihan menatap P'Phu yang masih duduk terdiam disebelahku. Aku tidak bisa melakukan apa-apa, meskipun semua mata tajam di sekitar menatap kami.
"Lulus kha." Jaa menghancurkan keheningan dengan kalimat singkat, membuat semua orang menoleh dengan terkejut. Terlebih lagi Paa yang hampir berdiri dengan emosi, untungnya ia bisa mengendalikannya lebih dulu.
"Sayang, bagaimana bisa kau membuat keputusan begitu mudah seperti ini? Aku tidak akan menerimanya na."
"Tidak setuju itu urusanmu kha, intinya tampan.. artinya asalkan pendidikan dan masalalunya bersih, aku Oke kha." Ibu menepis ungkapan itu sebelum berpaling dan tersenyum pada P'Phu. "Panggil aku Ibu kha." (Yeeey! 👏😘)
"Khun!"
"Tapi, kenapa kau terpesona dengan Khun Ashira kha? Lihatlah, Khun Phu bisa bertemu seseorang yang lebih baik dari ini."
"Jaa!" 😂
"Menyebalkan sekali Ayah dan Anak ini." Jaa mengeluh pelan dan kembali bersandar pada sofa tanpa mengatakan apapun lagi, sementara P'Phu masih sedikit tersenyum dan memandangku yang duduk disampingnya dengan wajah yang riang.
"P'Phu, ini Paa, Jaa, dan yang berdiri disana adalah para Hiyaku." Aku memberitahunya satu persatu. "Dan semuanya.. ini P'Phu khab."
Aku melihat para Hiya terlihat sangat penasaran, ingin menanyakannya penuh, namun hanya bisa tertawa keras. Setidaknya, memiliki para Hiya disini nampaknya suasana tegang sebagian besar berkurang. Dan ketika aku memikirkan apa yang ingin aku katakan selanjutnya.. namun tiba-tiba Paa berbalik dan mengangguk kearah Hiya Neung dengan pelan.
"Aku tidak tahu Khun siapa, khab."
Sebenarnya, daripada memilih untuk mengucapkan salam, ia lebih memilih menyuruh Hiya Neung untuk bertanya karena ia gengsi..