Pertama kali bikin ginian. Pertama kali nerjemahin. Original author by CHASSIRE. English translation by Houzini. Selanjutnya Indo translate by me.
Maafkan jika ada kesalahan ya 😁
Hello again 🙌 Lanjut lagi yuk 😊 Tidak lupa-lupanya untuk minta maaf kalo ada kalimat yang rancu 🙏 Soalnya aku engga pinter bahasa thailand 😂
ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE INDO TRANSLATE BY ME 🙋♀️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku sangat menyukainya na.. lihatlah wajahnya."
「。。。。。。。。。。。。」
Panduan untuk berternak kelinci dengan baik..
Memelihara kelinci untuk pemula..
Sepuluh kesalahpahaman tentang kelinci..
"Mengapa harus serumit ini?" Aku protes pada diriku sendiri dengan lembut. Dengan kesal namun tidak berhenti membaca, kedua mataku masih terfokus pada layar notebookku sudah lebih dari dua jam yang lalu.
"Kau menyusahkan dirimu sendiri." Suara anjing mengejek terdengar dari belakangku, aku segera menoleh dan berpura-pura memaki, namun ketika melihat ia sedang berbaring di pangkuan P'Gui bermain game dengan nyaman, emosiku menjadi baik dengan si mulut besar itu.
"Diam dan mainkan saja game-mu." Awalnya sangat keren, namun sudah mulai merindukan istrinya.
Hari ini adalah akhir pekan yang nyaman. Biasanya jika tidak ada latihan, aku cenderung menghabiskan waktuku di asrama, namun hari ini wifi di asrama tidak dapat digunakan. Itu membuatku frustasi jika saja hari ini bukan hari yang aku rencanakan untuk belajar.
Informasi tentang kelinci yang bahkan lebih membuatku frustasi karena ponselku tidak terhubung pada wifi karena mereka belum membayarnya bulan ini.
Jaa mengurangi uang camilanku karena pemborosan, meskipun aku berdebat bahwa membelanjakan uang untuk camilan itu tidak berlebihan, Jaa tidak mau mendengarkan. Aku mulai mencari waktu untuk menelpon Ayahku untuk memintanya mentransfer uang lebih padaku. Namun buruknya adalah, Jaa selalu mengetahuinya. Ayahku tidak pernah memberi kesempatan untuk mengangkat telponku, meskipun mengatakan aku merindukannya, Ayahku masih saja menjengkelkan.
Itulah sebabnya aku mengambil lima ratus terakhirku di bank, aku gunakan memanggil taxi untuk pergi ke kondominium So.
"Kao, apa kau sudah makan khab?" Aku meletakkan notebookku di atas meja dan menoleh ke P'Gui yang bertanya, memilih untuk mengabaikan teman baikku yang menyipitkan matanya seolah ia takut aku akan memanfaatkannya.
"Belum P'. Aku sangat lapar." Aku menggosok perutku seperti andalanku.
"Apakah ada sesuatu? Sebentar na aku akan membuatkan sesuatu untuk kau makan." P'Gui tersenyum cerah sebelum ia mendorong kepala anjing itu dari pangkuannya dan berjalan ke dapur. So berbalik menatapku seperti ingin membunuhku dan dengan cepat melemparkan bantal ke arahku. Ketika aku melihatnya, aku hanya tertawa dengan perasaan senang tanpa memikirkan anjing yang marah itu, cukup dengan melemparkan kembali bantal yang sama pada wajahnya dan berdiri dengan perasaan puas.