Pertama kali bikin ginian. Pertama kali nerjemahin. Original author by CHASSIRE. English translation by Houzini. Selanjutnya Indo translate by me.
Maafkan jika ada kesalahan ya 😁
ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku baru mengetahui di pagi saat hari perjanjian, bahwa rumah P'Phu lebih luas dari yang ku perkirakan. Selain lantai dua yang merupakan area kamar tidur, ada lantai tiga yang merupakan ruang buku dengan sebuah ruangan. Ruangan lain yang biasanya digunakan untuk berkonsultasi dengan dokter berada di lantai pertama yang tersedia di sebelah ruang tamu. Dimana aku mengetahuinya karena bocah mati ini sedang tidak melakukan apa-apa, sehingga aku mengajaknya berkeliling melihat seisi rumah. Tangannya bergerak tanpa henti, menjelaskan hal ini sepanjang waktu dengan antusias. Namun ketika mengenai kebun, kembali mengatakan..
'Apakah orangnya Phi juga harus mengetahui segalanya tentang Phi?'
"Sial. Ayo kita berjalan-jalan."
Selama beberapa hari terakhir, aku berada dirumah ini tidak pergi kemanapun. Baru ingat bahwa salju turun ketika berjalan melewati sebuah jendela besar. Aku ingin berjalan-jalan keluar juga karena salju tidak terlalu manakutkan. Namun terjebak pada tur dalam rumah, tidak berpikir untuk mengajaknya keluar sama sekali.
"Pham." Aku menghentikan kakiku di depan jendela besar yang kami lewati, ketika orang yang berjalan mendahuluiku tahu bahwa aku berhenti, iapun ikut berhenti dan menoleh kearahku, Pham menunjuk keluar, bertanya apa aku ingin pergi keluar, yang kemudian aku membalasnya dengan mengangguk. "Aku ingin keluar untuk bernafas, apa kau ingin ikut keluar?"
'Ini sudah waktunya janji bertemu dokter.'
Aku berbalik untuk melihat jam dan mengangguk, setelah beberapa saat kemungkin dokter datang. Aku juga berjanji untuk pergi bersamanya, sehingga tidak ada cara untuk menyela kata-katanya, tapi..
"Kalau begitu, ayo kita jalan-jalan di malam hari."
Si pendengar berpikir berat, bibirnya menegang terlihat seperti ia memikirkan tentang sesuatu, namun pada akhirnya ia mengangguk.
'Baiklah.'
Setelah tinggal beberapa hari bersama Pham, aku semakin mengetahui tentangnya. Sesungguhnya, ia tidak memblokir sebanyak itu, namun lebih seperti seseorang yang ingin mempunyai seorang teman, terlihat seperti sepanjang hidupnya tidak pernah memiliki teman. Termasuk tidak suka melakukan apapun sendirian, sehingga memutuskan untuk diam dan tidak melakukan apapun. Ketika aku datang dan menjadi seorang teman, mengajaknya melakukan banyak hal bersama, oleh karena itu ia menerimanya dengan mudah bahkan tanpa keberatan sama sekali.
Ia hanya bocah kesepian yang menginginkan orang-orang berada di sampingnya. Harus di ketahui bahwa keluarga dan teman adalah sesutu yang berbeda, dan Pham membutuhkan keduanya, bukan hanya satu sisi saja.
"Jujur, aku belum membeli pakaian apapun." Aku mengeluh pelan ketika aku mengingatnya, karena pakaian yang aku bawa tidak cukup tebal untuk digunakan berlama-lama berjalan di cuaca yang bersalju.. aku harus pergi keluar untuk membelinya terlebih dahulu.