Pertama kali bikin ginian. Pertama kali nerjemahin. Original author by CHASSIRE. English translation by Houzini. Selanjutnya Indo translate by me.
Maafkan jika ada kesalahan ya 😁
Aku kembaliiii 💃 Mari lanjutkan yang kemarin masih ngegantung 😚
ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"P'Phu.." Aku tersenyum sampai pipiku sakit sambil menatap orang mendekatiku dengan mata berbinar. Sementara tanganku bergertar, tidak dapat menemukan lokasi lagi.
Senang.. sangat senang.
"Kenapa mematikan ponsel?" Orang itu bertanya dengan nada datar dan tenang, namun aku melihat kefrustasian di matanya, karena itu hanya terulang secara mendalam, karena aku tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Kepalaku memanas, pesan itu bukan darimu. Jadi apakah aku menggertak mematikan ponsel seperti ini? Tidak ada cara lain.
"Aku bertanya."
"Aku kesal dengan pesan yang masuk, itu bukan milik P', jadi aku menggertak mematikan ponselnya."
Baik.. aku harus mengakui diriku sendiri. Yakinlah semua ketidaknormalan ini dapat terjadi jika hidup bersama P'Phu. Selain itu, aku tidak bisa menyembunyikan pikirannya atau kebenarannya.
"Jika dimatikan lagi, bagus." P'Phu menyipitkan matanya menyalahiku, namun aku hanya mengedipkan mataku. Karena ia mulai melihat sesuatu.
"Seperti ini.. P' tidak bisa menghubungiku, jadi tanyakan pada Ai'So na?" Jika ku perhatikan, saat Ai'So memainkan ponselnya dan berbalik bertanya padaku beberapa waktu lalu, harusnya tidak berbeda dengan apa yang aku pikirkan. Di tambah ia menghilang sekarang, lengkap dengan seseorang yang berada di depanku ini.. kelihatannya mungkin tidak bisa menjawab dengan yakin.
"Kenapa begitu sepi?" P'Phu melihat ke kanan dan ke kiri menelusuri sebelum ia duduk di kursi sebelahku.
"Disini hanya ada senior tahun keempat aku, dan Ai'So. Kebanyakan dari mereka masih berbaring mati di dalam. Sedangkan untuk istirahat di rumah itu, tidak cukup untuk tidur. Jadi kami datang kemari." Aku menunjuk kesisi jalan tempat mahasiswa tahun lainnya berada. Harus berjalan sekitar 15-20 menit sebelum sampai kesana.
"Uhm." P'Phu mengangguk sebelum bersandar ke sandaran kursi dengan cara yang nyaman. Ia mengangkat tangannya untuk melepas kancing atas kemejanya. Dan membiarkanku teraniaya secara visual tanpa kata-kata.
"Bukannya P' kecanduan bekerja? Lalu kenapa.."
"Bukannya bagus untuk datang?" Ia memotong pertanyaanku sebelum berbalik untuk melihat wajahku. "Kenapa perlu mengetahui hal lainnya?"
Apakah seseorang tertanggu? Tetapi akan berusaha untuk tidak mau tahu.
"Lalu akankah P' kembali denganku?"
"Tidak, diam-diam kebanjiran bersama.. tapi kau harus kembali denganku."
"Ha..?" Aku menundukkan wajahku. Wajah seseorang yang menutup mata karena angin dalam kebingungan yang ekstrim.