CH.31

3.5K 256 8
                                    

ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE
TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️

ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Apa kau baik-baik saja?'

"Tidak apa-apa." Aku melambaikan tangan untuk menjawab Pham. Meskipun pertanyaannya nampak khawatir, namun wajahnya tidak berbeda dengan P'Phu yang duduk disebelahnya.

Baiklah. Meledek bersama-sama.

"Kemana Ayah dan Ibu pergi?" Aku segera mengubah topik pembicaraan sebelum lebih banyak ditertawakan.

'Pergi bertemu Paman Will kemudian pergi berjalan-jalan.'

"Berhentilah tersenyum." Hey, kapan mengatakan itu padaku? Mungkin tidak akan menertawakannya.. masih.. masih belum bisa berhenti.

"Senyum itu bagus." Orang yang sejak tadi duduk terdiam berbicara juga. Ia menepuk pelan pundak Nongnya, pertanda orang itu berada di pihaknya, aku menatapnya dengan tatapan panas membuatku terlihat aneh. Dari seisi seluruh rumah, masih ada wajah yang tertawa, itu pasti..

Masalahnya adalah, setelah semua orang datang melihatku dan P'Phu, dalam kondisi itu, tatapan mata mereka berubah. Aku merasa seperti di pandang sebagai menantu tersayang oleh Ayah dan Ibu. Itu adalah hal yang baik. Jika tidak, kemanapun kau pergi kau akan terus di pandangi setiap saat. Untungnya semua orang harus pergi, sehingga aku harus menahannya untuk beberapa menit. Satu-satunya yang tersisa sekarang adalah bocah wajah tanpa dosa yang menunjukan lebih dan lebih banyak emosi dan masih tertawa juga meledekku.

Aku sejak tadi berusaha mencari kesempatan untuk menanyakan P'Phu mengenai gambar yang terdapat di ruangannya, namun masih tidak memiliki waktu untuk hanya kami berdua saja. Awalnya aku pikir tidak masalah untuk menanyakan soal itu di depan Pham, namun setelah kembali memikirkan alasan kenapa ia mengunci ruangan itu, aku segera berubah pikiran. Terutama saat semua orang datang melihat kami, P'Phu kemudian buru-buru membawaku keluar dari ruangan itu. Seperti tidak ingin orang lain masuk kedalam ruangan itu, aku semakin harus berpikir keras.

Mungkin sesuatu tentang gambar itu.. gambar dari Ibunya dan Pham.

"Bagaimana dengan Paman Will?" Ketika Pham tidak bertingkah keras kepala dan berlebihan, P'Phu juga menggunakan suara lembut yang tampak normal. Ketika aku memperhatikan perubahan yang meningkat setiap hari, aku tidak bisa menahan senyum.

"Paman Will baik."

"Bagus kalau begitu."

Setelah pertama kali aku berteman dengan Pham, berikutnya ketika Paman Will datang, ia bahkan tidak memintaku untuk ikut masuk. Aku pikir Paman Will pasti membuat Pham merasa ia dapat di andalkan sampai batas tertentu. Karena setiap kali, ia keluar dari ruangan, Pham tidak pernah menunjukkan posisi yang tidak puas, ia mengatakan bahwa Paman Will senang berbagi perbuatan baiknya sementara ia masih belajar dengan Ayah Austin, ia juga mengatakan bahwa ia suka mendengarkan banyak sekali cerita lama. Ketika aku mendengarnya, aku merasa sangat nyaman sampai tidak bisa mengatakannya. Nampaknya pengobatan ini benar-benar bisa membantu Pham.

NITROGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang