Pertama kali bikin ginian. Pertama kali nerjemahin. Original author by CHASSIRE. English translation by Houzini. Selanjutnya Indo translate by me.
Maafkan jika ada kesalahan ya 😁
Aku kembali di book 2 💃 Jadi disini ceritanya mereka udah setahun LDR-an🥺 Enjoy reading 🤟🏼
ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untuk Phuri Drake, hal yang paling penting di hidupnya adalah 'Tugas'..
Semenjak Ibunya meninggal, tugasnya bukan hanyalah lulus dan mencari pekerjaan sebagai rencananya, namun bekerja di posisi yang lebih besar. Dan terlebih lagi, sebagai seorang Phi satu-satunya, ia juga harus menjaga Nongnya sebaik mungkin.
Phu tidak pernah berpikir bahwa dia penyebab Pham, Nongnya menjadi seperti itu. Ia hanya berpikir ia akan mengurus Pham yang terbaik sesuai dengan tugasnya. Meskipun melelahkan, namun Nong yang terikat dengannya, selalu setuju menurutinya. Termasuk memungkinkan menjaga jarak dari orang lain. Hal yang Phu bawa di pundaknya adalah beban pekerjaan. Dan sebagai seorang Phi, ia setuju untuk meninggalkan kebutuhannya sendiri untuk membuat Nongnya bahagia, dan tidak pernah terpikirkan lagi.. namun segalanya akan berubah.
Tugasnya 'dulu' yang paling penting, namun sekarang Phu berpikir ada satu hal yang sama pentingnya.. yaitu 'perasaannya' dan itu terjadi ketika ia bertemu dengan seseorang yang..
'Aneh' itulah definisinya, nama bocah itu adalah Kao, ketika mereka pertama kali bertemu, bocah itu mengungkapkan bahwa ia menyukainya. Setelah itu, ia terus menempel seperti permen karet. Bertingkah seperti udara yang berputar-putar di sekeliling tubuh, meski ia tidak membutuhkannya. Namun pada akhirnya 'perasaan' yang seharusnya tidak terjadi, akan terjadi..
Bukan hanya simpati, namun karena tingkahnya ia pikir tidak mengganggunya seperti yang ia bayangkan dan memberinya perasaan aneh. Ia tidak sengaja membiarkanya bergerak maju tanpa menyadarinya. Pikirkan lagi, maka tidak ada cara untuk melarikan diri. Ia harus membiarkannya berjalan sesuai dengan apa yang ia rasakan.
"Khun Drake kha, Khun Austin sudah kembali."
Phu mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya dimana seseorang sedang mengeluh soal belajarnya. Ia bergerak dan berdiri tegap, ia terlihat bagus bahkan dalam kemeja biasa, berjalan duduk di sofa ruang tamu. Tanpa lupa meraih jasnya dan memakainya. Tak lama kemudian, Ayah kandungnya memasuki ruangan.
"Ayah lihat Milin di bawah. Kenapa tidak mengajaknya kemari?" Austin tersenyum pada putranya sebelum duduk di sampingnya.
"Mengganggu." Phu merespon dengan suara lembut, wajah dingin, dan terpaku pada Ayahnya sesaat, lalu memudar. Mata tajamnya terus memberi perhatian lebih pada ponsel yang di genggamnya daripada orang tua yang berusia enam puluh tahun di depannya.
"Awalnya sekretarismu, bukan? Mengapa bisa di pecat?"