CH.26

3.4K 275 16
                                    

ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE
TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️

ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Situasi ini berada dalam dilema.. untuk orang lain.

Antara P'Phu, Bibi Jane, atau bahkan Ibu Helen yang baru saja tiba dengan wajahnya yang serius, tidak jauh berbeda. Mungkin hanya aku dan Pham yang masih tetap terdiam, untuk Pham aku tidak tahu apa yang ia pikirkan. Namun secara pribadi aku tidak tahu mengapa sudah stres, mungkin karena kami tidak saling mengenal atau kami tidak tahu apa yang bisa kita lakukan. Meski begitu, aku masih menatap pria kurus itu dengan tenang seperti yang ku perhitungkan.

Pham masih terlihat kurus tidak jauh berbeda dari kamera, namun wajahnya terlihat lebih baik di kamera setelah aku lebih banyak melihatnya di kamera. Aku tidak tahu jika makan banyak atau bertambah dewasa, sehingga ia tidak terlihat mempesona seperti dua tahun lalu. Semakin tumbuh dewasa, semakin ia mirip dengan P'Phu, namun mata dan suasananya masih jelas-jelas berbeda.

"Tuan muda, adakah yang bisa Bibi bantu?" Bibi Jane memberanikan diri dan berjalan menyapanya lebih dulu. Tapi selain tidak mengiyakan atau sekedar hmm saja, ia berjalan melewati Bibi Jane tanpa memperhatikannya, wajah Bibi Jane terlihat sedih sesaat.

Aku memandangnya dan ia segera berjalan langsung ke arah orang yang berdiri di sebelahku dengan perasaan tidak senang. Meskipun aku bukan orang yang baik, aku tidak pernah mengabaikan orang tua dengan melakukan hal seperti itu. Sedangkan anak ini lebih muda dariku, mengapa berani melakukan itu?

"Maaf Bibi Jane." Untungnya P'Phu sendiri memiliki pemikiran yang sama sepertiku, ia mengatakan itu dengan nada tenang. Dimana Pham tidak menunjukan reaksi apapun, ia hanya menoleh kearah Bibi Jane dan menggunakan bahasa isyarat singkat untuk meminta maaf, sebelum berbalik lagi tanpa memperhatikan orang lain, meskipun memintanya dengan mengerutkan kening, tidak suka, namun tidak mengatakan apa-apa lagi.

'Apa itu?' Pham menunjuk kearah kelinci berbulu yang P'Phu pegang, kali ini aku mulai merasa tidak baik sampai aku diam-diam meraih dan memegang ekor kelinci terlebih dahulu.

"Boneka milik Phi." P'Phu menjawab singkat, ia memeluk kelinci itu lebih erat dari sebelumnya. Sepertinya tidak ada bedanya dengan apa yang aku lakukan.

'Aku juga mau.'

Aku pikir aku tidak bisa membeli nomor lotre.

"Tidak" Wajah P'Phu terlihat sedikit rumit, ia melirikku seolah untuk meyakinkannya tidak ingin memberikan boneka itu padanya. Namun meskipun begitu, rasanya tidak cukup baik untuk diriku sendiri, dan Pham tidak melihat seperti itu, sehingga harus ku katakan ketika aku tidak yakin apa yang harus aku lakukan di depan orang ini.

"Aku juga punya hadiah untuk Pham na."

'Aku tidak bertanya.'

"Aku bicara pada P'Phu." Aku tersenyum ketika aku melihatnya terkejut dalam pandangan kosongnya. Namun sedetik kemudian, tatapan permusuhan segera bersinar di kedua mata itu, dimana tidak banyak berbeda dari apa yang aku pikirkan. Jika Pham tersenyum, aku senang melihatnya dan aku akan terkejut.

NITROGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang