Pertama kali bikin ginian. Pertama kali nerjemahin. Original author by CHASSIRE. English translation by Houzini. Selanjutnya Indo translate by me.
Maafkan jika ada kesalahan ya 😁
ORIGINAL AUTHOR BY CHESSHIRE TERJEMAHAN INDONESIA BY NPWULANDR ✌️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Beneran ingin pergi?"
"Beneran aku harus pergi." Aku menghela nafas sebelum dengan lembut menepuk pundak Pham, memastikan kata-katanya. Ketika aku melihat wajah sedihnya, aku merasa buruk. Sampai aku harus menarik bocah yang lebih tinggi ini dan memeluknya sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan keras.
"Aku tidak mau Kao pergi." Pham menarik wajahnya dan terlihat stres. "Phi, aku tidak mau Kao pergi."
"Aku tahu, tapi aku harus, atau jika tidak Paa akan menyeretku." Candaku, meskipun pikiranku sama stresnya.
Ketika bangun di pagi hari, aku bergegas memberitahu semua orang bahwa aku harus kembali ke Thailand terlebih dulu. Serta memberitahukan alasan yang sebenarnya kepada mereka dengan jelas. Ibu Helen dan Ayah Austin terlihat sangat terkejut, mereka mengatakan padaku untuk membantu mengurus tiket pesawat. Sementara Pham tidak mengatakan apa-apa dan bertingkah seperti aku tidak boleh pulang, sedangkan orang yang mengetahui kisahnya sejak semalam..
Ia duduk sebagai tas temanku hingga larut malam, kemudian pergi tidur tanpa mengatakan sepatah katapun. Ia bangun pagi-pagi sekali dan mengatakan padaku ia pergi bekerja karena ada urusan bisnis yang mendesak. Aku sama sekali tidak merasa marah atau kecewa, karena hanya dengan melihat mata P'Phu, aku bisa mengetahui perasaannya.. dan aku juga tahu bahwa dia pasti memikirkanku juga, namun aku masih tidak bisa mengira apa yang akan ia lakukan. 🥺
"Bisakah kau tidak pergi?" Orang yang berubah menjadi bocah keras kepala itu berkali-kali bertanya padaku hingga puluhan kali, meskipun jawabanku masih sama sejak meningkalkan rumah hingga sampai di bandara.
"Pham, sebelum pergi, ada yang ingin aku tanyakan." Aku memilih mengubah topik pembicaraan tanpa memperhatikan wajah cemberutnya. "Kenapa kau dengan mudah mengijinkan aku mendekatimu lebih dulu?"
Bisa di bilang, aku baru menyadarinya, bukan hanya ku pikir itu bagus bahwa tidak perlu menemukan alasannnya, dimana sampai sekarang aku masih berpikir seperti itu, tapi itu berarti tidak ada pengaruh lain yang terlibat dan ketika benar-benar berpikir setelah tertidur, menatap wajah P'Phu sepanjang malam, aku tiba-tiba merasakan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi. Satu-satunya orang yang memiliki pengaruh paling besar adalah P'Phu, sehingga aku ingin tahu.. apa yang ia katakan. Kenapa Pham mengijinkanku mendekatinya dengan sangat mudah?
"Phi tidak memberitahumu?" Pham mulai tersenyum ketika mendengar pertanyaanku, membingungkanku seperti anak ayam yang kehilangan satu matanya, membuatku semakin ingin tahu. "Setelah hari pertama bertemu dengan Kao.. Phi datang berbicara dengan ku saat Kao sudah tidur."
"Suka sekali mengobrol saat aku sudah tertidur." Aku bergumam pelan sebelum mengubah wajahku agar terlihat lebih serius. "Lanjutkan."
"Phi bilang bahwa Kao adalah satu-satunya orang yang Phi pilih.." Pham tersenyum dan membuat wajahnya terlihat seperti sedang memikirkan saat itu. "Phi ingin aku membuka hatiku untuk berteman dan menganggap Kao sebagai Phi ku juga." (P'Phu minta Pham buka hati buat calon kakak iparnya 😍)