"Jadi, lo ngapain di sini?" Angkasa dengan tidak tahu malunya langsung duduk di sebelah Raya yang masih menatapnya datar.
"Penting banget ya, gue ngasih tahu lo?"
Jawaban Raya membuat Angkasa bungkam telak.
Ini cewek kok kalo ngomong gak pernah disaring sih? Pinter banget bikin gue mati kutu.
Raya langsung meliriknya tajam. "Emangnya lo pikir, lo kalo ngomong suka disaring? Enggak kan?"
Seketika atmosfer berubah. Angin berembus cukup kencang, entah hanya perasaan Angkasa saja atau memang ada sesuatu. Lelaki itu diam-diam melirik Raya yang masih menatapnya.
"Lo ngira gue hantu. Dan itu gak cuma sekali dua kali."
Glek!
"Ah, ngarang lo!" protes Angkasa tidak terima. Lelaki itu langsung berdiri dari tempatnya dan menunjuk wajah Raya dengan telunjuknya.
"Lo pasti bukan manusia kan?!"
What the—
Sebelah alis Raya tertarik ke atas.
"KALIAN!"
Keduanya tersentak dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Seorang pria berkumis tebal tengah memelotot dengan kedua tangan yang bertengger di pinggang.
"Pacaran kok di bawah pohon beringin." Pria yang merupakan salah satu Guru BK itu menjeda ucapannya sebelum kembali melanjutkan dengan lantang, "PINDAH KE LAPANGAN!" Dia langsung pergi. Namun tubuhnya kembali berbalik di langkah ke dua.
"SEKARANG!!"
Raya dan Angkasa kembali tersentak dan lari mengikuti langkah Guru BK itu.
💫
"Pokoknya ini semua gara-gara lo!" sembur Angkasa. Sementara Raya yang berlari di belakangnya hanya diam, tidak tertarik menanggapi ocehan Angaksa. Raya sudah terlalu malas bahkan hanya untuk mendengarnya.
"Heh! Lo denger gue kan?" Angkasa sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Dia melihat Raya yang terlihat begitu tenang. Lelaki itu lalu melirik kedua kaki milik Raya.
Gue pikir dia terbang, pikirnya.
Raya mendengus sebal. Dia secara diam-diam melepas tali sepatu milik Angkasa hingga—
Bruk!
Namun sepertinya ide Raya kali ini kurang tepat. Karena setelah itu, tubuhnya juga ikut tersungkur menindih Angkasa setelah menubruk tubuh tinggi lelaki itu. Beruntung posisi Angkasa menghadap rumput, jadi mereka tidak saling berhadapan seperti di adegan-adegan novel.
Dengan cepat Raya bangkit dan membersihkan seragamnya yang sedikit kotor. Tanpa sadar salah satu tangannya menekan punggung Angkasa terlalu kuat hingga lelaki itu mengerang.
"Awww ... sakit! Woi!"
Raya tersentak dan menegakkan tubuhnya lalu sedikit menjauh.
"Patah nih tulang punggung gue. Pokoknya lo harus ganti rugi!" sembur Angkasa dengan salah satu tangan memegang punggungnya yang berdenyut.
"Lo pasti mau bikin gue celaka! Iya kan? Lo mau matahin— awww!!"
"Kamu, dihukum malah nawar pengen hukumannya nambah." Seseorang menarik telinga Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya : The Girl Who Hides a Thousand Secrets ✔
Fiksi RemajaSuatu hari, ibuku berkata kalau aku akan bertemu dengan seseorang yang akan mengubah jalan cerita hidupku. Sampai akhirnya takdir yang dia katakan benar-benar terjadi. Aku bertemu dengan orang itu. Namun, ada hal lain yang tidak dia ketahui, tidak j...