5

2K 182 2
                                    

"Hyung! Bangunlah! Ashh" suara laki laki yang selama ini selalu mengganggu pagi ku kini beraksi, tirai raksasa telah dibukanya hingga sinar matahari memasuki ruangan menusuk kelopak mata.

"Boo..." geming ku, berusaha mengatakannya dengan kencang namun tak bisa.

"Hyung! Hari ini hari H!!! Bagaimana kau masih saja tidur, cepatlah! Kita bisa telat nanti!" Ketika Boo mengatakan hari H rasanya kata kata itu menggema di otak dan indra pendengaran ku, seperti tak mau hilang sampai kesadaran ku pulih. Sistem syaraf pada otak yang mengirimkan sinyal emergency pada seluruh panca indra membantu ku membuka mata dengan segera, mengedarkan pandangan. Bodoh aku masih di kamar. Terlihat Seungkwan yang sudah rapi dengan tuxedonya sedangkan aku masih berbaring di kasur.

"Aishh jinjja, ini alasan kenapa aku tak mau minum obat penenang!!" Pasalnya semalam Seungkwan memaksa ku lagi untuk meminum obat penenang darinya, aku tahu betul karena setelahnya aku langsung tertidur pulas.

"Palli- Palli!" Ucap Seungkwan sangat mengganggu, membuat ku panik dan bekerja lebih cepat dari biasanya. Langsung saja tanpa berfikir panjang segera memasuki kamar mandi dan menyalakan shower.

"Silahkan tuan" ucap salah satu pelayan pada ku, ketika aku membuka pintu kamar mandi setelah selesai dengan kegiatan mandi super cepat ku, membuat ku heran karena tiba-tiba di kamarku sudah ada beberapa pelayan, dan baju pengantin ku sudah terpasang rapi di depan pintu lemari.
Ku patuhi apa yang dikatakan pelayan pertama, duduk di kursi yang ditunjuk dengan lima jarinya.

Setelahnya ia mengeluarkan beberapa peralatan makeup dan peralatan rambut, aku hanya memejamkan mata menikmati make over pada diri ku. Sudah lama sekali semenjak melakukan hal yang sama, namun berbeda dengan sekarang perasaan ku dulu lebih tak karuan, mungkin karena yang pertama. Namun aku benar benar mempersiapkan dengan matang acara pernikahan ke dua ku ini, aku telah menghafalkan bagian perjanjian ku, meskipun sudah pernah melakukannya tapi aku tak mau membuat kesalahan dan mempermalukan Sia.

Aku melihat layar ponsel, Woonwo, bagaimana jika laki-laki itu tau bahwa aku bisa merebut Sia darinya pada akhirnya. Dulu aku juga sudah bermusuhan dengan Woonwo karena Sia, kini kami bermusuhan karena persaingan perusahaan, ku lihat lagi foto dimana Sia memotret ku dan Woonwo ketika akur, tak sengaja ku temukan di drive icloud yang ternyata masih tersimpan. Entah siapa yang terfokus oleh kamera Sia, aku atau Woonwo.

"Baju apa ini?!!" Protes ku pada pelayan, tuxedo dengan blink blink yang memenuhinya membuat ku bergidik geli memakainya, haissh memang bibi Yoon kenapa selalu berlebihan dalam mendesainkan ku pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baju apa ini?!!" Protes ku pada pelayan, tuxedo dengan blink blink yang memenuhinya membuat ku bergidik geli memakainya, haissh memang bibi Yoon kenapa selalu berlebihan dalam mendesainkan ku pakaian.

"Yeoboseyo?, kenapa Jeonghan ah, jangan merasa tak enakan atas design bajuku, jangan berterimakasih" ucapnya panjang lebar, masih dengan ke-narsisannya, sudah berapa kali aku selalu memprotes hasil karya berlebihnya yang ditujukan pada ku, namun entah kenapa semua orang tetap suka dengan karyanya.

"Ya! Bibi, aku menelpon bukan untuk memuji!, tapi untuk memprotes, kenapa ini sangat berlebihan" ucap ku, meskipun terdengar kasar, bibi sudah tahu kalau aku akan selalu memprotes hasil karyanya.

Therapying MR. Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang